NovelToon NovelToon
Teluk Narmada

Teluk Narmada

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Masalah Pertumbuhan / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Angin pagi selalu dingin. Ia bergerak. Menerbangkan apa pun yang sekiranya mampu tuk diterbangkan. Tampak sederhana. Namun ia juga menerbangkan sesuatu yang kuanggap kiprah memori. Di mana ia menerbangkan debu-debu di atas teras. Tempat di mana Yoru sering menapak, atau lebih tepatnya disebabkan tapak Yoru sendiri. Sebab lelaki nakal itu malas sekali memakai alas kaki. Tak ada kapoknya meskipun beberapa kali benda tak diinginkan melukainya, seperti pecahan kaca, duri hingga paku berkarat. Mengingatnya sudah membuatku merasakan perih itu.

Ini kisahku tentangku, dengan seorang lelaki nakal. Aku mendapatkan begitu banyak pelajaran darinya yang hidup tanpa kasih sayang. Juga diasingkan keluarganya. Dialah Yoru, lelaki aneh yang memberikanku enam cangkang kerang yang besar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21

Empat cangkang kerang besar itu masih berjejer rapi di jendela seperti biasanya. Kesal sekali rasanya hanya melihat benda-benda itu. Hanya karena mengingat perlakuan seseorang yang memberikan itu kepada seorang anak kecil yang terlantar. Mentang-mentang nasibnya mirip, memangnya orang lain juga harus merasakan kerasnya pukulan seperti yang pak Addin lakukan kepadanya?

Zetta menegak habis susu coklat panas yang dibawakan ibu untuk kami. Ia menjadi salah satu siswi yang menengahi pertengkaran Yoru dan lelaki bermata coklat itu. Yoru benar-benar menghajarnya tanpa ragu. Hingga lelaki bermata coklat itu terus mundur sampai pematang sawah.

Zetta bersama beberapa siswa yang berseragam sama dengan Yoru dan lelaki bermata coklat segera menenangahi. Yoru menang telak. Hanya mengalami goresan kecil pada pipinya karena kuku lawannya. Si anak itu langsung kabur ketika Yoru dan lelaki bermata coklat memulai perkelahian.

Jadilah Zetta ikut pulang bersamaku, dan di sinilah ia. Langsung menikmati makanan ringan dan minuman hangat yang aku berikan.

"Saranku, kamu jangan terlalu naif, Cine." Zetta bersuara, usai makanan dan minumannya benar-benar raib ke dalam perut.

"Naif apa, Zetta?" Aku bertanya sambil meletakkan gelas yang masih berisi setengah susu coklat.

Aku baru saja kembali dari kamar mandi. Membiarkan Zetta sendirian sambil menikmati hidangan sederhana yang tersedia. Rok, baju hingga kerudung sekolahku benar-benar kotor oleh tanah liat. Ranselku juga, walaupun tidak terlalu banyak.

Zetta melepaskan kerudung seragamnya, dan meletakkannya di atas kasurku. Aku segera meraih kerudung itu dengan tatapan tajam ke arah Zetta karena seharusnya ia menggantungnya.

"Gerah!" seru Zetta sambil mengipas dengan buku tulisku yang diambil dari meja belajar.

"Zetta! Jangan pakai ini. Nanti rusak," ucapku geram sambil merebut buku itu dan menyalakan kipas angin untuknya.

Si tukang makan itu menguap. Tak peduli walaupun dibentak. Ia bahkan belum menjawab pertanyaanku. Dia semakin mirip Yoru saja. Argh, nama itu lagi. Kali ini, aku benar-benar tak berniat iba kepadanya.

"Naif bagaimana, Zetta?"

"Ya, Naif. Jangan terlalu melihat Yoru sebagai seseorang yang baik," jawab Zetta.

Itu bukanlah jawaban yang menghempas kebingungan.

"Siapa pula yang melihat dia seperti itu, dan tidak ada yang naif di sini." Aku berjalan untuk menaruh buku yang digunakan Zetta sebagai kipas itu.

"Kamu suka sama Yoru, Cine. Kamu terlalu aneh menyukai seseorang yang tidak diharapkan oleh semua orang," ujar Zetta yang kali ini melemparkan kaus kakinya sembarangan ke lantai. Biarkan saja. Kaus kaki memang lantai tempatnya.

"Ada yang salah dengan kepalamu!" tegasku sedikit tertawa.

Suara perutnya terdengar. Padahal, ia baru saja memakan biskuit kelapa dan minum susu coklat. Sepertinya tidak cukup untuk mengganjal perut mungilnya. Yang entah bagaimana bisa menampung porsi kuli.

Gadis berpipi merah alami itu mulai terlihat gelisah. Aku paham maksudnya tanpa berbicara apa pun. Itu karena panggilan makan dari suara perut tadi.

"Lanjutkan ceritamu, Zetta!" pintaku berpura-pura tidak menyadari rasa laparnya.

Belum sempat aku memaksanya lebih jauh, tiba-tiba ada malaikat penolong yang datang. Masuk ke kamarku yang pintunya tidak tertutup. Malaikat di mata Zetta, berwujud wanita yang telah melahirkanku. Ibu datang dengan dua piring makanan di atas nampan plastik berwarna biru.

"Baru pulang sekolah, pasti bikin perut keroncongan. Ini, ibu bawain nasi goreng," seru ibu dengan senyuman merekah. Namun, ada yang lebih merekah dari senyum ibu. Yaitu binar mata Zetta.

"Siang-siang makan nasi goreng, Bu?" Ekspresi heranku terlihat.

"Emangnya kenapa? Nggak masalah dong makan nasi goreng kapan aja." Ibu membela diri.

"Bilang aja ibu kehabisan bahan makanan."

"Kamu sih nggak ke pasar kemarin."

"Lah, aku mana tahu. Ibu nggak suruh aku buat pergi."

"'Kan ibu nggak tahu kalau bahan-bahan udah habis. Kemarin sibuk arisan."

Sementara aku dan ibu berdebat, ada sesuatu yang menghentikan perdebatan kami. Tidak lain dan tidak bukan, berasal dari Zetta. Namun bukan dari mulutnya, melainkan perutnya.

❀❀❀

"Baiklah, Zetta. Aku udah biarin kamu fokus dalam diam ketika makan. Sekarang, nasi kamu habis dan minuman kamu juga habis. Kenapa malah main game!?" Jemariku bergerak ke arah Zetta, seperti hendak mencakarnya.

"Habis level ini," jawabnya santai dengan mata yang fokus ke layar.

Kesabaranku sudah hilang. Tangan gatalku merebut HPnya dan berhasil membuatnya panik.

"Tidak! Aku hampir menang!"

HP itu kubiarkan diambil pemiliknya dengan mudah. Namun, raut wajahnya langsung kusut.

"Yah, kalah."

"Baguslah. Sekarang bicara denganku!"

"Level ini belum selesai karena kamu membuatku kalah. Jadi, ulang dulu sebentar."

"Ulang atau aku pecahkan HP-mu!" Aku berseru galak.

Si tukang makan itu buru-buru mematikan HP dan meletakkannya di kasurku. Embusan napasnya terdengar. Dia pikir bisa mengerjaiku lebih jauh, apa.

"Cine, jangan terlalu naif. Tak semua manusia itu baik. Terkesan tak enak didengar, tapi memang begitulah adanya. Termasuk Yoru."

"Lalu? Apa kaitannya denganku?"

"Aku sudah tahu semuanya dari Niji. Semua yang kamu ceritakan kepadanya telah diceritakannya kepadaku."

Aku meneladan ludah. Pantaskah Niji disebut pengkhianat? Sudah lama sekali aku selalu menceriakan apa pun kepadanya. Bahkan sesuatu yang paling rahasia karena aku sangat percaya padanya. Namun, seperti inikah kelakuannya? Mungkinkah ada banyak rahasia yang telah tersebar. Sial, rasanya kecewa sekali.

"Jangan memasang wajah seperti itu. Niji tidak bermaksud membongkarnya. Ia melakukan itu karena tahu, aku adalah seseorang yang paling sering bertemu Yoru karena kami bersekolah di tempat yang sama. Sekaligus kelas yang sama. Sebenarnya, ia khawatir denganmu. Ia tahu Yoru sangat nakal, tapi ia juga kasihan kepadanya. Sama seperti kamu kasihan terhadap Yoru," ungkap Zetta.

Jendela yang terbuka lebar itu membuatku teringat dengan kepala Yoru yang dulu sering muncul pagi buta di sana. Walaupun hari ini aku sangat kesal dan tidak lagi ingin untuk melihatnya.

"Buang perasaanmu terhadap Yoru," tambah Zetta.

"Tunggu dulu, sebentar. Kamu dapat semua cerita dari Niji. Tapi aku sendiri tidak pernah menceritakan tentang perasaanku terhadap Yoru."

"Memang tidak. Tidak secara tersurat."

Pernyataan itu berhasil membungkamku. Aku sendiri tidak mengerti dengan diriku. Tentang bagaimana mulainya. Yang aku tahu, semua karena malam di dekat bunga sedap malam itu. Mata Yoru terlihat teduh ketika menoleh. Lalu terus memandang langit.

"Kamu tidak sekedar kasihan. Kamu sangat tulus kepada Yoru. Hingga seseorang seperti Yoru pun menyadari itu. Empat cangkang kerang cantik itu. Pemberian Yoru, bukan? Diambil dari tempat favoritnya, yaitu teluk Narmada," urai Zetta.

Niji benar-benar membongkar semuanya. Bagaimana bisa aku tetap menjadikannya tempat cerita setelah ini.

"Artinya, dia mengambil sesuatu yang indah dari tempat favoritnya, berarti kamu orang favoritnya."

Suara tawaku memenuhi ruangan yang kini dalam keadaan tertutup itu.

"Aku percaya semua orang bisa berubah. Tapi, aku berharap kamu jangan menjebak diri pada seseorang yang belum jelas arah hidupnya. Kamu pikir dia sudah agak lebih baik? Tidak. Dia sama sekali tidak pernah menjadi Yoru yang berbeda," ujar Zetta semakin serius, sampai ada jeda ketika ia mulai mengeluarkan khodamnya dari suara sendawa menyebalkan itu.

"Enak saja bilang aku suka Yoru." Aku berseru tidak terima.

"Baiklah, tapi bisakah kamu tidak ikut campur apa-apa lagi soal Yoru? Bukankah itu juga permintaan pak Addin? Pria itu harus tegas kepadamu, agar kamu baik-baik saja dana karena ia tahu kalau dengan cara biasa maka aku masih akan nekat untuk terus mengurus Yoru yang padahal bukan tanggung jawabmu."

1
_capt.sonyn°°
ceritanya sangat menarik, pemilihan kata dan penyampaian cerita yang begitu harmonis...anda penulis hebat, saya berharap cerita ini dapat anda lanjutkan. sungguh sangat menginspirasi....semangat untuk membuat karya karya yang luar biasa nantinya
Chira Amaive: Thank you❤❤❤
total 1 replies
Dian Dian
mengingatkan Q sm novel semasa remaja dulu
Chira Amaive: Nostalgia dulu❤
total 1 replies
Fie_Hau
langsung mewek baca part terakhir ini 😭
cerita ini mengingatkan q dg teman SD q yg yatim piatu, yg selalu kasih q hadiah jaman itu... dia diusir karna dianggap mencuri (q percaya itu bukan dia),,
bertahun2 gk tau kabarnya,,, finally dia kembali menepati janjinya yg bakal nemuin q 10 tahun LG😭, kita sama2 lg nyusun skripsi waktu itu, kaget, seneng, haru..karna ternyata dia baik2 saja....
dia berjuang menghidupi dirinya sendiri sampai lulus S2,, masyaAllah sekarang sudah jd pak dosen....

lah kok jadi curhat 🤣🤦
Chira Amaive: keren kak. bisa mirip gitu sama ceritanya😭
Chira Amaive: Ya Allah😭😭
total 2 replies
Iif Rubae'ah Teh Iif
padahal ceritanya bagus sekali... ko udah tamat aza
Iif Rubae'ah Teh Iif
kenapa cerita seperti ini sepi komentar... padahal bagus lho
Chira Amaive: Thank youuuu🥰🤗
total 1 replies
Fie_Hau
the first part yg bikin penasaran.... karya sebagus ini harusnya si bnyak yg baca....
q kasih jempol 👍 n gift deh biar semangat nulisnya 💪💪💪
Chira Amaive: aaaa thank you🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!