Perjalanan Hidup Nessa Dan Dua Kuntilanak

Rian membeku di tempat ketika Nessa menunjuk kan jari yang bercincin itu, Nessa juga sudah melihat foto pernikahan Lia yang menunjuk kan cincin kawin nya, Sama persis seperti ini. Nessa sampai gemetar membayangkan nasib nya Lia di hajar dua gay sialan ini, Acara baca doa untuk Bu Fitri sampai di tunda. Nessa memberikan alasan untuk mertua nya bahwa hari ini di pesantren ada pengajian lain, Esok hari saja dia akan kesana dan memesan nasi untuk para santri.

Karena Nessa lebih mementingkan bicara dengan Rian tentang jari yang ia temukan, Yang jadi misteri nya adalah jari itu masih terlihat segar, Seperti baru saja di potong beberapa jam yang lalu, Darah saja masih menetes di dalam kotak cincin.

"Kamu jujur sekarang, Mas! Kalian apakan Lia?" Sentak Nessa.

"Apa yang kamu bicarakan? Aku juga tidak tahu hilang nya Lia." Seru Rian kebingungan.

"Ini cincin kawin kalian kan? Kamu lihat ini baik baik, Ini cincin kawin kalian." Nessa mengatur nafas nya yang memburu.

"Memang ini cincin kawin kami, Tapi aku tidak tahu tentang jari ini, Nessa! Lagi pula jari ini masih segar, Sedangkan Lia hilang nya sudah dua tahun yang lalu." Rian mengusap wajah nya kasar.

Nessa menendang kursi yang ada di ruang tamu, Pikiran nya buntu. Bila ini memang jari nya Lia, Tak mungkin masih segar begini, Pasti nya sudah membusuk dan hanya tinggal tulang belulang saja. Namun siapa yang bisa menaruh nya di bawah akar pohon yang sudah besar, Pasti nya kotak ini di letak kan ketika menanam bunga itu dulu.

"Aku pulang cepat karena kata kamu mau tahlilan Ibu! Tapi nyata nya kamu malah menuduh ku." Rian membanting tas kerja nya.

"Karena kalian berdua adalah tersangka utama nya, Aldo adalah orang yang paling pantas untuk di curigai." Sengit Nessa.

"Cukup, Nessa! Kamu ingin aku sembuh dan melupakan Aldo, Nyata nya kamu yang terus mengungkit dia." Rian sangat berang sekarang karena Nessa seolah menuduh Aldo.

"Aku ragu kamu bisa melupakan Aldo, Kamu pasti sangat menggilai lobang yang banyak feses nya itu!" Nessa berkata pedas dan membuat Rian malu.

Di tangan Nessa masih tergenggam kotak cincin yang sudah buluk, Penemuan nya sangat aneh. Dari kotak terlihat sudah sangat lama di kubur, Namun mengapa jari ini masih terlihat baru, Maharani dan Nilam sedang bekerja keras mencari barang bukti lain nya, Maharani sudah yakin bahwa ini pasti jari nya Camelia dan wanita itu mati karena di mutilasi oleh suami atau selingkuhan suami nya sendiri, Bisa jadi Aldo karena gay jahanam itu cemburu melihat Rian dan Aldo.

"Dosa kamu tuh besar sekali, Mas! Coba sekarang aku mau lihat barang kamu." Pinta Nessa.

"Barang apa?" Rian tak mengerti.

"Itu batang kamu yang sering nyogok lobang haram, Tunjukan padaku sekarang." Titah Nessa dengan brutal.

Rian agak kikuk melihat istri nya yang sekarang lebih bar bar dari pada Lia, Keberanian Nessa memang patut di acungi jempol, Karena dia merasa punya dukungan yang kuat, Dan Nessa juga merasa bahwa diri nya berada di jalan yang benar, Tak ada salah nya dia mengeras kepada suami nya yang melenceng jauh dari ajaran islam.

"Aku sedang pusing, Nessa. Bukan berarti aku tidak bernafsu padamu dan sedang ingin dengan Aldo, Tapi aku mana mungkin mood sedang kan keadaan saja sedang begini." Tolak Rian.

"Bukan nya aku ingin mengajak mu, Mas! Aku takut kamu juga kena penyakit, Sadar enggak kamu kalau Aldo itu sudah kena penyakit." Geram Nessa.

Rian menarik nafas berat sambil menundung kan kepala nya, Tiba tiba saja Nessa merasa curiga dengan gerak gerik suami nya yang tetap tidak mau menunjuk kan batang nya. Hingga kemudian jawaban Aldo membuat hati Nessa menciut, Karena dia membayangkan aset nya yang sudah Rian pakai.

"Aku juga terjangkit penyakit kelamin, Setiap hari aku harus memakan obat yang harga nya satu juta setengah." Rian berkata lirih.

"Bangsat kau, Rian! Kenapa kau menjamah ku saat itu." Teriak Nessa panik.

"Kamu tidak akan tertular, Kamu tidak pernah bersetubuh dengan ku." Rian akhir nya sedikit membentak Nessa.

Tinggal sekarang Nessa yang terperangah melongo mendengar ucapan Rian barusan, Bila mereka tak pernah bersetubuh. Lalu siapa yang saat itu mengambil perawan nya, Nessa bimbang dengan kenyataan yang ia dengar, Antara percaya dan tidak. Dia bahkan terduduk di kursi depan meja rias, Tatapan Nessa kosong karena kebingungan dengan nasib yang selalu buruk kepada diri nya.

"Aku menggunakan dild*, Bukan aku yang melakukan nya saat itu." Rian berjongkok di hadapan istri nya.

"Lalu siapa yang mencium ku?" Nessa gemetar tak percaya.

"Aku yang mencium mu, Sungguh maafkan aku, Nessa." Rian meminta maaf pada istri nya.

Memang saat melakukan itu Rian mematikan lampu, Ternyata agar Nessa tak bisa melihat kenyataan nya. Sebenar nya bukan karena Rian tak bernafsu pada Nessa, Tapi dia masih memikirkan penyakit yang akan menular bila dia menggauli istri nya.

"Maafkan aku, Aku sungguh minta maaf." Sesal Rian menangis.

"Apa arti maaf mu ini, Mas? Sudah banyak korban dari perbuatan menyimpang kalian! Ibu meninggal karena kau dan Aldo, Perawan ku hilang karena kau tak bernafsu pada wanita. Dan aku juga meyakini bahwa Lia pasti meninggal akibat ulah kalian." Nessa menyentak tangan nya dan segera berdiri.

Rian terpaku mendengar ucapan istri nya, Begitu banyak dosa yang sudah ia lakukan. Nessa bergidik karena membayangkan saat itu dia juga menikmati perlakuan Rian yang ternyata itu adalah dild*. Namun masih ada juga rasa syukur karena dia tak terjangkit penyakit, Rian juga sudah terkena penyakit mematikan, Entah masih bisa sembuh atau tidak.

"Maafkan aku, Bu. Tolong ampuni aku, Sebisa mungkin aku akan membuang perasaan ku pada Aldo." Rian menangis sendirian dalam kamar.

Mendadak ia merasakan nyeri pada batang nya yang salah jalan, Rian segera masuk kedalam kamar mandi untuk mengecek. Dia meringis kesakitan karena dalaman yang ia pakai lengket dengan batang itu, Karena ada darah yang keluar dari batang.

Yang lebih mengerikan itu adalah, Rian sudah tahu bahwa lobang Aldo membawa penyakit, Namun masih saja dia seolah kecanduan dengan lobang tersebut, Ini saja Rian sudah mati matian menahan hasrat nya yang biasa setiap hari pasti masuk kedalam lobang itu, Namun dia menahan nya karena sudah bertekad akan taubat, Janji kepada Ibu nya lah yang selalu ia ingat dalam hati.

Udah lima bab ya guys, Besok up nya paling dua bab. Besok othor mau healing bersama para besty ya👌