Menikah dan di jodohkan secara tiba-tiba tanpa persetujuan adalah hal yang tengah di alami oleh Andra dan Viana terlebih mereka masih duduk di bangku sekolah menengah atas.
Keduanya memang saling kenal tapi sama sekali tak pernah bertegur sapa meski 3 tahun menimba ilmu di gedung yang sama. Alasan perjodohan tak lain karena orang tua Andra tak setuju dengan hubungan putranya dengan Haura meski sudah terjalin dua tahun lamanya.
Dan kambuhnya penyakit sang Mama akhirnya membuat Andra pasrah menikahi Viana.
Akankah rumah tangga keduanya tetap berjalan di tengah hubungan yang belum di selesaikan oleh Andra bersama Haura?
Yuk ikuti kisah mereka yang penuh konflik remaja.. Ini bukan turunan GAJAH ya 😂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 05
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Bel waktu pulang akhirnya berbunyi, semua siswa siswi berhamburan keluar dari kelas menunju arah masing-masing. Ada yang langsung ke parkiran, Toilet, Gerbang sekolah, bahkan lapangan serta tak jarang juga kembali ke kantin mengingat jam pulang di SMA Pelita Harapan adalah hampir di jam 2 siang. Begitupun dengan Viana, ia bergegas kearah tempat di mana motornya terparkir. Viana yang kesal karna sering di pindah-pindah akhirnya memilih memarkirkan kendaraannya itu paling sisi bertepatan dengan arah menuju Mushola.
"Ish, kapan coba aku tuh kaya yang laen bisa di anter jemput sama ayah gak kaya gini yang--,"
Viana menghentikan ucapanya saat kedua matanya itu menangkap sosok Andra.
"Ngapain dia?" gumam Viana, ia yang belum mendapat kan jawaban malah di kagetkan dengan kedatangan Si kembar.
"Heh, liat apa lo?" tanya Lala.
"Eh, enggak. Ngagetin aja, kalian." omel Viana sambil mengusap dadanya sendiri yang memang benar-benar terkejut.
"Abisnya, lo ngelamun sih. Lo liatin Andra ya?" tebak Lili.
Viana yang bagai tertangkap basah pun langsung di buat salah tingkah mendengar tuduhan Lili yang tepat sasaran.
"Enggak, orang gue liatin--,"
"Andra emang lebih seringkali disana di banding di Masjid. Tapi lo di larang lirik lirik, udah Hak paten nya Haura tuh," potong Lala barusan. Kini kembar dengan wajah yang mirip itu pun langsung tertawa tapi tidak dengan Viana.
.
.
Pulang ke rumah dengan perasaan yang entah bagaimana, Viana langsung masuk kedalam kamarnya. Ia berguling tak jelas sambil memainkan ponselnya. Saat ia baru bangun untuk ke kamar mandi, pintu kamarnya justru terbuka dan Andra lah yang masuk.
"Gue abis anter Haura pulang, terus pulang ke rumah ambil beberapa baju," ucap pemuda tampan itu tiba-tiba.
Viana yang bingung, sampai menautkan kedua alisnya dengan tatapan tak lepas dari suaminya tersebut.
"Aku gak nanya," kata Viana polos, ini bukan sindiran atau apapun itu tapi ia memang benar-benar tak bertanya apapun pada Andra.
Andra terkekeh, ia yang sudah meletakkan tas dan melepas jaketnya pun kini ikut duduk di sisi ranjang dekat dengan Viana.
"Maaf ya, Lo emang gak nanya tapi gue wajib kasih tahu. Lo kan istri gue, tadi gue sempet chat lo soalnya ponsel gue habis batre, gak apa-apa kan?" jelas Andra sambil mengacak-acak gemas kepala Viana.
"Gitu?" tanya Viana sambil berpikir yang di jawab anggukan pelan oleh Andra.
"Aku juga kalau mau pergi harus bilang, iya? ribet banget sih, kenapa gak masing-masing aja? kita cuma nikah nikahan loh." cetus Viana yang mendadak kesal.
"Tapi ijab qabul gue gak main-main," balas Andra lirih. Wajahnya langsung terlihat lain dengan pudar nya senyum yang sejak datang terukir jelas di ujung bibirnya.
Sebenarnya, tak hanya Viana yang ingin berontak dengan rencana konyol perjodohan dan pernikahan ini, bahkan ia lebih parah dari gadis itu yang tak mungkin memiliki tanggung jawab atas seorang istri di usia 18 tahun seperti ini dimana anak muda seumurannya tentu sedang asik berpacaran dan main sana sini. Tapi, demi Mami yang saat itu jatuh sakit mendadak ia pun menuruti semuanya. Dengan Syarat jangan pernah ada yang mengusik Haura meski seujung rambut pun.
.
.
Ya sudah, Mari bercerai...