DARK SIDE

King seolah ingin meloncat dari tangga untuk mengejar Arumi, tapi ini Cafe. Orang akan melihatnya aneh, tidak sopan, sok jagoan, kurang 4j4rr. Ntah apa lagi.

King cepat lari keluar. Setelah berada di tempat parkir ia memperhatikan dengan cermat mobil yang keluar. Tidak satupun mobil masuk dan keluar. Setelah lama Ia baru sadar kalau Arumi tidak membawa mobil.

King bergegas keluar dari tempat parkir menuju jalan raya. Ia celingukan mencari sosok Arumi, matanya akhirnya melihat tubuh Arumi berjalan di trotoar, untung belum jauh.

"Arumi..." teriak King berlari mengejar gadis itu. Ia senang bisa menemuinya.

"Sayank..sayank...tunggu!!"

Setelah dekat King mencekal lengan Arumi dan menarik tubuh gadis itu kepelukannya.

"Maafkan aku sayank, jangan marah, tidak seperti yang kamu pikirkan."

"Jangan memelukku, aku jljlk padamu." ucap Arumi menepis tangan King.

"Pergilah King, aku salah menilaimu selama ini, aku tidak menyangka akan begini akhirnya." usir Arumi sambil menangis.

"Maafkan aku sayank." ucap King tercekat, ia merasa sangat bersalah, siapa sangka Puspa menemuinya dan membuat Arumi cemburu.

"Kau tahu King, selama ini aku berontak dengan pilihan hatiku, karena banyak perbedaan di antara kita. Aku menjaga kesucianku, menjadi wanita mahal, tapi kenapa kau sangat mvr4han. Kau b0d0h menyia-nyiakan orang yang tulus sayang dan cinta padamu." ucap Arumi sedih, ia melepaskan diri dari pelukan King.

"Sayank, aku tahu kau mencintaiku dan menyayangiku. Aku sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan, ada gadis kaya yang mau dengan sopir taxi."

"Siapapun kau adanya, aku tetap cinta padamu King. Tapi itu dulu sebelum kamu membawa Puspa ke dalam meja kita."

"Sayank, aku mencintaimu, kamu jangan berkata begitu, jangan pergi. Aku bisa mati jika kamu meninggalkanku."

"Maaf King, aku tidak bisa menerimamu lagi, kita putus."

"Sayank, kita belum mulai pacaran, bagaimana kamu bisa mengatakan putus. Aku baru tahu kamu sungguh-sungguh mencintaiku, kenapa kamu baru bilang?"

"Pokoknya putus, aku tidak mau dekat denganmu, jangan aku di chat lagi."

"Ya Tuhan, teganya. Kamu tahu sayank, dari pandangan pertama aku telah jatuh cinta padamu. Aku tidak mau melepaskan dirimu, titik!"

King lalu memeluk Arumi, ia sangat bahagia mengetahui, Arumi begitu dalam mencintainya. Ia akan berterus terang siapa dirinya dan membawa Arumi ke rumahnya.

"Aku sangat mencintamu..." ucap King mencium kening Arumi, ia membelai rambut gadis itu dengan lembut.

Angin malam menyapu tubuh mereka, udara terasa moist. Tidak bisa dibohongi kalau dada Arumi berdebar mesra saat tubuh mereka menempel.

"Biarkan aku pulang..."

Akhirnya kata itu terpaksa ia keluarkan, padahal berada di pelukan King, membuat dirinya nyaman. Arumi berusaha lepas dari pelukan King.

"Tidak sayank, aku masih merindukanmu."

"Aku memberikan ketulusan hati dan pengorbanan dengan sepenuhnya, namun yang kurasakan hanyalah goresan luka yang membuatku enggan untuk melanjutkan kisah ini." lirih suara Arumi.

Pelukan King semakin erat, ia merasa bersalah. Arumi sempat menikmati saat King semakin erat memeluknya. Tanpa sadar ia terbuai dan ikut memeluknya.

Drama itu berhenti tiba-tiba saat Puspa merenggut tubuh King dari belakang. King berteriak hampir jatuh menimpa Puspa. Untung tangan Arumi cepat menarik dan memeluk King.

"Plaakkk..Plaakkk.."

Tangan Puspa spontan menampar pipi King, ia juga mau memukul Arumi, tapi King menendang Puspa. Wanita itu tersungkur.

"B4jlng4n kau King, pembohong, berani kau menendangku!!" bentak Puspa kesal dan cepat berdiri. Puspa mendekati Arumi dan berusaha menggigitnya.

"Puspa!!" teriak King menarik Puspa. Dan memeluk Arumi. Wanita itu mengamuk sambil m3nc4ci m4ki Arumi.

"Pergi kau J4l4ng, p3l4k0r!!" bentaknya.

Dada Arumi terasa terkoyak mendengar ucapan Puspa. Jika Puspa pacar atau istri King, ia adalah p3l4k0r. Tragis.

Cinta pertama yang menyakitkan, tidak pernah terlintas dalam benaknya menjadi orang kedua. Akhirnya ia menolak dada King dan berlari cepat meninggalkan pria itu. Laki-laki itu hampir jatuh saking kerasnya dorongan tangan Arumi.

"Arumiii...." terdengar suara King memanggilnya, Arumi tidak menoleh atau berusaha berhenti.

Air matanya menetes disepanjang jalan. Sakit sekali hatinya sampai menusuk ke tulang sumsum.

"Dari setiap detak jantungku, yang kuingat hanya namamu, meski kamu bukan jadi milikku. Waktu tidak menyembuhkan luka hatiku, hanya jarak yang akan mengurangi rinduku." bisik Arumi dalam hati.

Rasanya hidup terasa tak bermakna. Arumi terus berlari dan sampai di pintu gerbang Puri, Arumi berdiri sebentar untuk menghapus air matanya.

Ia membuka gerbang lewat Modul Smart Gate wifi, pakai hape automatic sliding gate. Kemudian masuk dengan berjingkat, ada rasa takut kalau kepergok bibi atau pelayan.

Aneh, Puri sangat sepi serasa tidak ada orang sama sekali. Arumi berjalan ke lobby dan menuju pintu utama. Tiba-tiba pintu terbuka sendiri, Arumi kaget. Ia pikir ada orang yang membuka, ternyata tidak ada orang setelah ia melongok. Mungkin angin. Bathinnya.

Kemudian ia masuk ke dalam. Suasana agak remang karena sebagian lampu di matikan.

"Plaarrr..."

Arumi kaget saat pintu tertutup sendiri. Bulu kuduknya langsung merinding. Rasa sedihnya berubah menjadi takut.

"Siapa? Siapa?...ada orang...hello." teriak Arumi berkali-kali. Hening!

Arumi melewati tangga menuju kamar Sri dan Mirah. Perasaannya sudah tidak enak, ia mengepalkan tangan berusaha melawan takut. Sampai di ruang tengah, ia berteriak memanggil Sri dan Mirah.

"Sri..Sri..Mirah...Mirah..." teriak Arumi.

"Gedobraakkk...." salah satu pigura foto yang terpasang di dinding tiba-tiba jatuh berantakan.

"Haiiii...."

Arumi kaget, tanpa sadar ia berteriak lantang dan memaki dengan kata-kata kasar. Ia emosi merasa dipermainkan.

"SRI, MIRAH KELUAR!!"

"Kvr4ng 4j4rr jangan main-main, kalau kau berani kita berhadapan langsung!!" kata Arumi dengan suara tinggi.

Tidak ada jawaban. Arumi mendekati pintu Sri dan mengetuknya. Ia memegang handle pintu berusaha membukanya, tapi pintu Sri terkunci.

"Tookkk...tookkk...tookkk..."

Sudah berkali-kali mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban. Arumi memutuskan pergi ke kamar. Saat melihat foto yang tadi jatuh, jantungnya berdegup kencang.

"Loly...." desisnya. Ternyata pigura foto ibunya yang jatuh.

Arumi membiarkan foto itu berantakan dan kacanya berserakan, ia memilih naik ke tangga.

"KLINTINGGG...CRIINGGG..."

Ia kaget mendengar suara gemerincing seolah ada yang melempar kunci. Arumi teringat kunci mobil, pasti itu kunci mobil yang jatuh. Arumi berhenti, ia ragu-ragu untuk turun, tapi ia harus turun karena kunci mobil dan kamarnya gabung jadi satu.

Arumi memutuskan turun saja dulu dan menyalakan senter hapenya. Lampu bawah kedap kedip, seolah mau mati.

"Halloooo...jangan ganggu aku, siapapun kau adanya. Jika kau tidak berhenti, aku akan mengambil gambarmu." ucap Arumi dengan dada berdebar.

"KRIIUUUTTTT...."

Suara pintu kamar terbuka, suara itu bikin rasa ngilu. Rumah ini mewah dan terawat, tidak mungkin ada suara pintu seperti kurang pelumas.

Arumi menyalakan vidio, ia jadi kesal merasa dipermainkan. Dengan memaki dan marah-marah ia mencari kuncinya.

*****