Aku Rael, seorang yang merasa hidupnya sangat klise seperti kebanyakan cerita yang pernah dia baca seumur hidupnya sampai-sampai dunia nyatanya juga seperti itu.
Merasa mengerti sebagai seorang penulis cerita untuk para demigod aku juga menjadi batu loncatan untuk keberhasilan cerita sang protagonis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon It's MEow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 26
Pertarungan antara Noah dengan Yana semakin mencekam saja. Dalam waktu singkat pergerakan Yana sekarang sudah mengimbangi Noah, itu semua karena Noah yang mengeluarkan banyak stamina demi menghindar, menangkis serangan juga mencoba menyerang perisai itu meski sudah tau hal tersebut adalah mustahil.
[Mungkin sang protagonis bisa saja mati jika dia kehabisan waktu dan kekurangan stamina]
Layar dari sistem masih saja terpampang jelas di dekatku. Bingung dengan apa yang harus dilakukan. Sekarang Noah sudah mulai terkena serangan dari Yana, dan hal tersebut membuat Yana kegirangan sambil melawan Noah merasa sudah terlihat dengan hasilnya.
“Kenapa harus ada perisai itu!?” keluhku dalam hati, rasa tak ingin terlibat dengan pertarungan itu
“Jadi aku harus turun tangan?” lirihku
[Ya, jika penulis berkenan]
Sebenarnya aku tidak berkenan, tapi mau bagaimana lagi hati nuraniku berkata lain dan Noah juga merupakan tokoh utama dari tulisanku. Mau tak mau aku harus melakukannya. Akan bodoh rasanya jika isi dari cerita tiba-tiba sang protagonis mati sebelum hal yang besar terjadi.
“Tapi bagaimana dengan tulisannya nanti jika aku turun tangan membantunya?” lirihku lagi bertanya pada sistem
[Penulis perlu memikirkan itu sendiri, yang pasti penulis atau orang yang tidak ada dalam kejadian ini tidak bisa dimasukkan ke dalam tulisan]
[Anda akan dikenai sanksi]
“Yang benar saja..”
Melihat pernyataan peraturan dari sistem, aku dengan sigap mengamati pertarungan dan mengarahkan bola mataku kesana kemari demi mencari cara untuk menyelamatkan Noah.
“Apa… apa yang harus kulakukan??”
Lagi dengan seksama aku melihat mereka bertarung, dan meski Noah masih bertahan dia sudah mulai kewalahan. Hingga akhirnya aku tahu apa yang bisa aku lakukan.
“Jadi meskipun itu kuat tetap saja ada kelemahannya”
Aku menyadari sesuatu yang tidak akan Noah sadari karena Noah yang selalu menyerangnya secara langsung. Tapi juga aku perlu memerlukan timing yang tepat.
“Aku perlu menemukan timing yang tepat untuk yang satu ini”
Akhirnya aku menyadari kelemahan Yana. Perisai miliknya memiliki kelemahan yang dimana orang yang akan menyerangnya tidak akan tahu kecacatan dari perisai miliknya itu karena saat itu digunakan secara biasa itu terlihat mengelilingi tubuhnya dengan sempurna karenanya mereka akan berpikir kalau perisainya memang sekuat itu. Padahal saat Yana memfokuskan perisainya pada serangan yang datang maka tempat dimana dia tidak diserang akan melemah dan terkadang memiliki celah. Aku menyadari hal ini setelah dua tiga kali melihat dengan seksama saat Noah mencoba menyerang Yana.
“Tapi sekarang ada masalah lain. Timing kapan Noah akan menyerang Yana lagi.., terlebih dia sudah terlihat kelelahan”
“Aku perlu menyiapkan batu secepatnya” gumamku
“Aku sudah diambang batas! Apa lebih baik ku gunakan saja skill berserkku? Tapi manaku juga sudah habis aku takut kehilangan kendali” bimbang Noah dalam hatinya
“Ugh- sakit sekali!”
“Ah- Timing!”
Tepat setelah Noah terkena panah milik Yana dia menyerang Yana secara mendadak. Aku memfokuskan mataku mencari bagian perisainya yang lemah.
“Terlihat!”
Aku langsung melempar batu kerikil yang mudah ku lempar namun terlihat kuat. Batu itu ku gabungkan dengan salah satu skillku “Hurling attack” skill yang berguna untuk memberi kekuatan pada benda saat dilempar. Aku mendapatkan kemampuan ini karena aku rajin membantu Noah saat di Tower dari kejauhan.
Stak!
"Agh!?”
Untungnya lemparan batuku itu dapat menembus perisai paling tipisnya tapi itu tidak memberikan luka pada Yana karena tekanan dari perisainya. Tapi itu sudah cukup bagus karena Yana yang terkejut dengan serangan dadakan dan dengan begitu perisainya menjadi lemah karena refleks Yana yang terkejut. Tanpa berpikir panjang menggunakan refleksnya Noah yang melihat Yana terganggu akan sesuatu dan membuat perisainya melemah tak terkendali, dia mengaktifkan berserknya dengan sedikit mana yang tersisa dengan begitu Noah memiliki kekuatan yang lebih besar dan ia langsung menebas perisai yang melemah itu bersamaan dengan Yana yang ada di baliknya
“SIAL!-”
Slash!
Sudah terlambat Yana mengatur perisai dan dirinya itu untuk menghindari serangan. Dengan kekuatannya Noah akhirnya bisa menebas tubuh Yana hingga fatal dan kini Yana tergeletak sekarat di tanah.
“Uhuk! Blegh” Yana batuk dan memuntahkan banyak darah
Step- step
Noah mendekati Yana.
“Jadi, apa maksud dan tujuan kalian yang sebenarnya?” Melihat yana yang sudah berada di ujung tanduk Noah menanyainya langsung pada intinya
“Heh! Khahak- tak akan”
“Tu-tuan..” lirih salah seorang pesuruh yang masih sekarat itu
“Ba***at, kenapa kalian tidak membawa seorang healer!?- Uhuk!”
“....”
“Lebih baik kamu mengatakan yang sebenarnya, atau mereka akan kubawa ke-”
“Huh-Huhahahaha! Bawalah~” meski tak keras yana tertawa dengan sungguh
“Hah?” Noah kebingungan dengan perkataan Yana itu, termasuk diriku
“Bawa saja kemanapun itu~ maksudku.. Mayat kami”
“!?-”
“All hail the mighty Out!”
“All hail the mighty Out!”
Teriakan Yana disambung dengan pesuruh yang lain , meski mereka semua dalam keadaan sekaran semua mereka memaksakan diri mereka. Dan setelah mereka berteriak ada sebuah spell aneh pada setiap tubuh mereka masing-masing.
“Itu!? Bukankah itu tato yang sama dengan pria yang kulihat saat itu?” Aku mulai merasa kebingungan hanya karena sebuah tato yang tak sengaja kulihat saat itu ternyata juga berisikan spell
“Tidak!-”
Sudah terlambat, begitu spell itu menyala tubuh mereka terlihat digerogoti sesuatu seperti kutukan dan sepertinya kalimat teriakan tadi adalah kunci untuk mengaktifkan spell mereka.
Kini semua nya terdiam karena sudah menjadi mayat.
“Jadi sampai akhir mereka tidak akan memberitahu ya” Noah merenung melihat mayat-mayat itu dan di salah satu mayat itu terlihat ada sebuah batu bulat yang tidak besar dan terlihat biasa namun rasanya memiliki aura yang aneh pada batu itu. Noah pun mencoba mengambil batu itu.
“Inikah yang mereka maksud dengan barang itu?”
“Lebih baik aku simpan ini mungkin saja bisa jadi suatu petunjuk”
“Tak akan kubiarkan siapapun itu menyentuh dan mengganggu apa yang kusayangi!”
“Ini dia.. Kata-kata heroic protagonis”
Dan dengan begitu kejadian itu berakhir disitu, selanjutnya kami pulang kerumah masing-masing untuk beristirahat karena besok sekolah. Hanya saja aku merasa lebih lelah karena harus mengerjakan tugas sekolah terlebih dulu sebelum tidur, aku mau lulus dengan baik.
Semangat Thor