NovelToon NovelToon
Ratunya Sang Miliarder

Ratunya Sang Miliarder

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.6
Nama Author: widyaas

Alisha (22) gadis malang yang dibuang oleh keluarganya sendiri. Awalnya Alisha pasrah akan takdirnya yang mengenaskan. Tapi, tiba-tiba Ansel (27) Miliarder tampan yang datang mengejutkan Alisha dan langsung mengajaknya menikah.

Ansel adalah pria tampan yang sukses membangun perusahaan keluarganya. Ia juga memiliki saham di beberapa perusahaan besar. Ansel dikenal sebagai Miliarder tampan yang sukses. Tak sedikit kaum Hawa yang mengincarnya.

Lalu, bagaimana nasib Alisha, jika Miliarder tampan itu menikahinya? Apakah pernikahan mereka akan dibumbui cinta yang manis atau sebaliknya?

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 4

Ansel memang sudah tau semuanya. Dari mulai Alisha yang diperlakukan buruk oleh keluarganya, sampai wajah wanita itu yang sengaja disembunyikan dari publik.

Ansel telah mencari tau semuanya sejak perusahaan keluarga Martiuz yang bekerjasama dengan perusahaan keluarganya. Michael mengatakan bahwa ada satu anak yang sengaja disembunyikan oleh keluarga Martiuz. Dan dari situlah Ansel mulai menyelidiki apa yang terjadi. Hingga tanpa sengaja, malam itu ia bertemu dengan Alisha. Kebetulan Ansel juga memerlukan calon istri, jadilah ia membawa Alisha dan menjadikan wanita itu sebagai istrinya.

Alisha menatap ragu ke arah pria yang sudah menjadi suaminya itu. Ia sudah berganti baju, dan sekarang mereka sedang makan bersama.

Makan bersama yang dimaksud Ansel tadi, ternyata hanya berisi mereka berdua saja. Alisha pikir, mereka akan makan bersama keluarga besar.

"Cepat makan. Menatapku saja, tidak akan membuatmu kenyang," ucap Ansel sambil melirik Alisha sekilas. Ia kembali memakan makanan di hadapannya dengan tenang.

Alisha menghela nafas, ia mengambil sumpit dan mulai menyuapkan makanannya.

"Apakah kau menyesal menikahi ku?" tanya Alisha tiba-tiba. Ansel menghentikan kunyahan nya sebentar, ia menatap Alisha dengan datar.

"Menurutmu?" tanyanya. Pria itu melanjutkan makannya, mengabaikan tatapan aneh dari Alisha.

"Aku sedang bertanya!" kesal Alisha.

"Lalu? Apakah aku harus menjawabnya?"

"Jangan mengungkit pernikahan. Sudah ku bilang, fokus yang ada di depanmu saat ini saja," lanjut Ansel.

"Apanya? Di depanku hanya ada dirimu. Kau terus mengatakan itu, aneh sekali," sahut Alisha. Ia mengunyah makanannya dengan kesal.

"Benar. Kau harus fokus padaku saja. Fokus melayaniku, fokus mematuhi ku, yang paling penting, kau harus fokus menjalankan tugas mu sebagai seorang istri. Bukankah nanti malam adalah malam pertama kita?" tanya Ansel dengan tatapan menggoda.

Alisha meletakkan sumpitnya dengan kasar. Ia menunduk sambil memijat pelipisnya. Ternyata, Ansel adalah pria ter-menyebalkan yang ada di dunia ini. Alisha selalu kesal dibuatnya.

Ansel tersenyum miring, merasa puas telah mengerjai Alisha. "Tidak usah takut, aku akan melakukannya dengan pelan," ucapnya lalu kembali makan.

"Aku pikir, seorang pria berwibawa tidak pernah mengatakan hal seperti itu." Alisha tersenyum sinis.

Ansel mengangkat sebelah alisnya, "Apa bedanya? Aku juga manusia."

"Oh yaa? Bukankah kau adalah seorang iblis yang—"

"Memangnya ada iblis setampan diriku?" Ansel langsung memotong ucapan Alisha.

Alisha memutar bola matanya, ia kembali mengambil sumpitnya dan mulai makan lagi.

"Jangan pernah memutar matamu seperti itu jika di depanku," ucap Ansel. Mendadak, wajah pria itu menjadi serius.

Tapi, Alisha biasa saja. Ia bahkan terus makan tanpa menghiraukan ucapan Ansel yang menurutnya hanya angin lalu.

Keheningan menemani keduanya. Bahkan mereka tidak melirik satu sama lain.

Beberapa menit kemudian, meja yang ada di depan mereka sudah kosong.

"Setelah ini, apakah ada acara lagi?" tanya Alisha. Ia menatap Ansel yang sedang memainkan ponselnya.

Belum sempat Ansel menjawab, suara ketukan pintu membuat keduanya mengalihkan pandangan ke arah sumber suara.

Alisha berjalan untuk membukanya. Bibirnya terkatup rapat saat melihat siapa yang telah mengetuk pintu. Kedua Bibi Ansel dan juga Ibu mertuanya yang datang.

"Kalian sudah selesai istirahat?" tanya Nyonya Maira sambil tersenyum.

Alisha tersenyum sambil mengangguk, ia membuka pintunya lebar-lebar, mempersilahkan ketiga wanita itu untuk masuk.

"Ibu?" Ansel berdiri menghampiri Ibu dan kedua Bibinya yang sudah masuk ke dalam.

Ibu Maira tersenyum, "Maaf jika Ibu mengganggu kalian. Kakek mu menyuruhmu ke bawah untuk membicarakan sesuatu. Cepatlah datang," ucapnya. "Istrimu biar bersama Ibu aja," lanjutnya sambil menepuk pundak Ansel.

Ansel menatap Alisha yang berada di dekat pintu. Ekspresi Alisha begitu khawatir. Ansel paham, karena kedua Bibinya itu tidak menyukai Alisha, terlebih Bibi Gina.

"Haruskah aku datang?" tanya Ansel yang kini menatap Ibunya.

"Apa yang kau maksud, Ansel? Tentu saja kau harus datang. Kakek yang memintamu ke sana," sahut Bibi Gina.

Ansel mengangguk, ia melirik Alisha sekilas lalu berjalan melewati Ibu dan Bibinya.

"Aku tidak akan lama, jika mereka melakukan sesuatu yang membuatmu tidak nyaman, segera beritahu aku," ucapnya pada sang istri. Ia menepuk puncak kepala Alisha, setelah itu pergi meninggalkan kamar.

"Ku pikir, Ansel tidak akan bisa memperlakukan istrinya seperti itu," ucap Bibi Yasmin.

Kakek Jacob memiliki empat orang anak laki-laki. Anak pertama bernama Uxas suami Bibi Alina, kedua Pieter yang merupakan Ayah Ansel, yang ketiga Theo suami Bibi Gina, dan yang terakhir adalah Pram suami Bibi Yasmin.

Yang sedang bersama Ibu Maira adalah Bibi Gina dan Bibi Yasmin. Kedua Bibi Ansel itu sangat tidak suka dengan Alisha.

"Tentu saja dia terpaksa melakukannya di depan kita," sahut Bibi Gina.

Ibu Maira melirik kedua iparnya itu, "Jangan membicarakan anakku. Urus saja anak kalian yang suka membuat onar itu," ucapnya dengan kesal. Kedua iparnya itu memang tak pernah takut padanya, padahal ia lebih tua dari mereka.

Ibu Maira berjalan mendekati menantunya yang masih berdiri di dekat pintu.

"Kau sudah makan?" tanyanya dengan senyum keibuannya.

Alisha mengangguk kaku, "Baru saja kami selesai makan," jawabnya.

"Baiklah, kalau begitu, aku akan mengajakmu untuk mencicipi makanan ringan yang ada di bawah," ucap Ibu Maira. Ia langsung menggandeng lengan Alisha agar ikut berjalan bersamanya.

Di belakang, Bibi Gina dan Bibi Yasmin merasa kesal karena ucapan Ibu Maira tadi. Memang, anak mereka suka membuat onar jika di sekolah. Tapi, anak mereka juga selalu bersikap sopan jika di hadapan keluarga.

Alisha agak canggung berjalan di samping ibu mertuanya yang masih terlihat cantik walau umurnya sudah setengah abad.

"Mulai sekarang, kau harus terbiasa dengan sifat Ansel yang suka berubah-ubah. Jika moodnya baik, maka ia akan bersikap baik, sebaliknya, jika ia sedang tidak baik-baik saja, maka jangan sekali-kali kau membuatnya kesal," ucap Ibu Maira.

Alisha mendengarkan dengan seksama. Ternyata suaminya itu benar-benar manusia aneh, ya?

"Apa Ansel pernah memukul mu?" tanya Ibu Maira.

"Tidak," jawab Alisha singkat.

"Baguslah. Jika dia berani memukul mu, kau harus segera lapor padaku," ujarnya.

Alisha mengangguk. Jujur saja, ia agak gugup. Terlebih Ibu Maira menggandeng lengannya. Alisha jadi tak bisa bergerak bebas.

"Ayo, sayang. Kau ingin mencoba yang mana dulu? Mau pudding ini, atau cup cake?" Ibu Maira menunjuk dua makanan itu.

Mereka duduk di sebuah kursi yang di depannya banyak berbagai macam makanan. Alisha yang memang sedari dulu tak pernah dimanjakan dengan makanan sebanyak itu pun, langsung berbinar. Ia mulai mengambil cup cake dan langsung memakannya. Tidak ada anggun-anggunnya sama sekali.

Ibu Maira tersenyum melihat itu. Ia sama sekali tak mempermasalahkannya. Yang penting, gadis itu merasa senang dan tidak merasa sendirian.

Tangannya terulur mengelus rambut Alisha yang sangat lembut.

"Makan yang banyak. Kau boleh makan semua ini, kalau mau," ucapnya sambil tersenyum.

Rasa canggung yang tadi dirasakan Alisha, langsung sirna begitu saja saat melihat senyum tulus dari mertuanya itu.

Dan mereka benar-benar mencicipi hidangan yang ada. Alisha bahkan lupa jika ia sudah makan tadi, saking senangnya ia melihat berbagai macam makanan yang memanjakan pandangannya dan juga perutnya.

***

1
Anonymous
Malam pertama nya gak seru thor🤭
niluh eka karyani
bayi 4 bln emg sdh bs ngomong ya, ajaib
niluh eka karyani
Suka dgn tipe suami spt ini, tdk memberi celah pada pelakor
Mₐₑ.Sy
bener adanya bila perasaan akan tumbuh seiring waktu
Osie
awal baca dah bikin esmosi
Cut Risnawati
Luar biasa
Anonymous
Arsen nama bapaknya atau anak nya torr
Widya: Arsen itu anaknya Ansel yaa
total 1 replies
Anonymous
Tadi 4 bulan (4+2=6) harusnya 6 bulan torrrr
Royani Arofat
g ada syukur2nya.ngatain suami iblis.emang apa yg dilakuin suamimu? ap a kabar keluagamu yg kejam bin sadis kpd mu? lbh dari ibliss dong
Royani Arofat
saking kuatnya alisha, yg awalnya jln tertatih2 karena disiksa jd" lupa" ketika sdh ketemu ansel
Cherry Bloosem
kelamaan muter2 d situ terus
Mattea Bee
Terus semangat berkarya thor ‼️‼️
Mattea Bee
Jadi bapak kok bisa2nya sejahat itu?! Berry juga harusnya ya tau diri sedikit!! Sabar sekali Alisha ini.. /Good/
Mattea Bee
kalo jadi Alisha pasti aku udah pingsan duluan🤭
Arya Dmasid
Lumayan
Herni Marianty
Luar biasa
Herni Marianty
Lumayan
siti rohimnah
Luar biasa
siti rohimnah
Lumayan
nasra Wati
aku suka ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!