NovelToon NovelToon
Cinta Demi Tuhan

Cinta Demi Tuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintamanis / Cinta Terlarang / Teen School/College
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Purnamanisa

"Apakah cinta pernah salah memilih sasaran? Mengapa cinta tercipta diantara kita yang berbeda? Bolehkah aku marah pada Tuhan karena telah menumbuhkan cinta di hatiku untuk mu?"

Potongan sajak tulisan Renata menggambarkan luka hatinya karena kisah cintanya yang rumit. Perasaannya terhadap Gilang berkembang menjadi cinta yang tak pernah Renata sadari sejak kapan.

Kemunculan Renata yang tiba-tiba di kehidupan Gilang, membuat Ainun jadi sering memikirkan Gilang.

Kepada siapakah hati Gilang akan berlabuh? Kepada Renata yang berbeda keyakinan? Atau Ainun?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purnamanisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Reseller Cantik

"Daster Kencana Wungu lima, one set lengan panjang tiga, daster tiga puluh ribuan delapan, sama... gamis crinkle warna sage satu. Yup! Udah lengkap, Buk," kata Renata setelah mengecek semua barang yang akan diambilnya dari Bu Siti.

"Gamis pesenan siapa, Mbak?" tanya Bu Siti penasaran.

"Temen, Buk. Katanya mau buat acara keluarga, dress code-nya suruh pake yang warna sage. Nah, dia sukanya pake gamis warna gelap, jadi nggak punya gamis warna-warna pastel gini, Buk. Nanya ke saya pas saya share baju-baju,"

"Oalaaah... Alhamdulillah masih ada sisa satu stocknya. Ntar kalo nggak cocok bisa refund kok, Mbak," kata Bu Siti.

"Eh? Serius, Buk?" tanya Renata tak percaya.

"Iya, bisa refund atau dituker sama barang lain," kata Bu Siti sambil tersenyum melihat wajah sumringah Renata.

"Wah! Pantesan jualan Ibuk laris terus ya? Baik banget penjualnya," puji Renata.

"Bisa aja Mbak Renata ini,"

"Panggil Rena aja, Buk. Nggak usah pake 'Mbak'," kata Renata sambil nyengir. Bu Siti membalas dengan senyuman.

"Eh, kaaan. Jadi lupa bayar. Sebentar, Buk. Monggo dihitung dulu," kata Renata sambil menyodorkan beberapa lembar uang kertas.

"Jangkep, Mbak,"

"Lhoo kok 'Mbak' lagi,"

"Iya, iya. Ndhuk Rena kalo gitu,"

"Hehe. Makasih ya, Buk,"

"Sama-sama. Semoga dagangannya laris dan membawa berkah. Aamiin.."

"Aamiin... Saya pamit dulu, Buk," pamit Renata.

"Hati-hati," jawab Bu Siti sambil tersenyum.

"Reseller baru, Buk?" tanya Mbak Sri penasaran.

"Iya. Anak orang kaya,"

"Mosok?"

"Keliatan dari tampilannya," sahut Mbak Lala.

"Kok mau ya jualan barang murah gini?" tanya Mbak Sri heran.

"Yo malah bagus to, Mbak Sri. Berarti nggak semua anak orang kaya itu gengsian," kata Mbak Lala.

"Biar jualannya Ibuk murah kan, kualitasnya bagus," tambah Mbak Lala.

"Iyo iyo. Aku ki gur nggumun, kok yo ono cah ayu, sugih, gelem dodolan gombal," kata Mbak Sri sambil menata-nata barang dagangan.

"Makanya, jangan suka nilai orang dari tampilannya saja. Yang keliatannya males, malah justru sregep," kata Bu Siti.

"Nggih, Buk. Leres," kata Mbak Lala.

"Eh, La, baju yang disuruh bungkus Gilang udah beres?" tanya Bu Siti memastikan pekerjaan Mbak Lala.

"Beres, Buk. Ini tinggal satu lagi," jawab Mbak Lala.

"Sama katanya resinya jangan lupa ditempel,"

"Sampun, Buk,"

"Nanti kalo udah beres langsung hubungi mas kurir yang biasa pick up itu ya,"

"Nggih, Buk,"

"Mbak Sri sama Mbak Lala mau makan siang apa?"

"Gado-gado, Buk," sahut Mbak Sri cepat.

"Saya mie ayam aja, Buk," kata Mbak Lala.

"Sik ya. Tak pesenke dhisik," pamit Bu Siti diikuti anggukan dari Mbak Sri dan Mbak Lala.

"Nduwe juragan kok yo apikan men," puji Mbak Sri.

"Alhamdulillah ya, Mbak," sebuah suara mengagetkan Mbak Sri.

"Eh, Mbak Ainun. Monggo,"

"Ibuk keluar?" tanya Ainun pada Mbak Sri.

"Iya, Mbak. Pesen makan siang. Sampun pesen atau mau milih-milih dulu?" tanya Mbak Sri.

"Gamisnya ada yang baru nggak, Mbak?" tanya Ainun.

"Kalo yang diambil Mas Gilang kemarin ini, Mbak," kata Mbak Sri sambil mengambilkan beberapa sampel gamis.

"Belum di share sama Ibuk?" tanya Mbak Sri penasaran, karena Ainun biasanya sudah pesan lewat Bu Siti dan tinggal mengambil dan membayar saja.

"Belum, Mbak. Kapan hari ketemu Mas Gilang ngambil dagangan. Penasaran kok Bu Siti belum share di grup. Jadi kesini aja," kata Ainun.

"Oalaaah... Mungkin karena Mas Gilangnya baru sibuk skripsi kali Mbak. Biasanya Mas Gilang nggak pake foto yang dari supplier. Mas Gilang foto-foto lagi, katanya biar apa itu namanya, ril...ril..."

"Real picture," sahut Mbak Lala.

"Nah itu, Mbak. Susah saya ngomongnya. Biar aseli gitu kata Mas Gilang," kata Mbak Sri.

"Oooh~ bagus itu jadi nggak ngecewain pembeli," komentar Ainun.

"Lhoh, Mbak Ainun," Bu Siti terkejut melihat Ainun yang sudah berada di dalam kiosnya.

"Eh, iya, Buk. Ini liat-liat barang baru," kata Ainun.

"Iya, silakan. Gilang belum sempet foto-fotoin, jadi belum bisa di share di grup. Mau share yang dari supplier nggak boleh sama Gilang. Padahal juga sama sih kalo menurut saya," kata Bu Siti.

"Iya, Buk. Kadang kalo foto dari supplier kan keliatan lebih bagus dari aslinya. Kalo di foto yang sering di share di grup kan aseli banget, jadi bener-bener yakin gitu mau beli atau nggak," jelas Ainun.

"Gitu ya, Mbak? Eh, Mbak Sri, udah diambilin belum ini Mbak Ainun?"

"Sampun, Buk. Itu yang di depannya Mbak Ainun," jawab Mbak Sri.

"Saya ambil tiga ini dulu, Buk, yang kira-kira warnanya banyak yang suka," kata Ainun.

"Tiga ini aja? Mau nambah yang lain?" tanya Bu Siti menawarkan.

"Tiga itu dulu, Buk. Berapa jadinya?"

"Tiga ratus tujuh puluh lima ribu,"

"Ini, Buk,"

"Ya, pas ya, Mbak Ainun. Makasih,"

"Sama-sama, Buk. Monggo, assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsalam..."

"Buk, Buk. Njenengan niku kok gadhah reseller ayu-ayu tooo," celetuk Mbak Sri.

"Yang tadi cantik. Yang ini juga cantik plus solehah. Duuuh... Masyaallah... Nek anak ku wis gedhe ngono tak jodoke karo Mbak Ainun," celetuk Mbak Sri lagi.

"Woalah, Mbak Sri... Azzam nembe umur pitung taun wis mikir ngrabi anak," kini Mbak Lala ikut menyahut.

"Lha mbok Mas Gilang itu aja. Kan sebentar lagi lulus kuliah. Cocok. Sama-sama jualan baju, wis tinggal mbesarin aja usahanya," tambah Mbak Lala.

"Wo iyo bener. Mas Gilang. Ibuk, nggak pengen jodohin Mbak Ainun sama Mas Gilang?" tanya Mbak Sri penasaran.

"Boleh juga ide kalian," kata Bu Siti sambil tersenyum.

"Eh, Buk, tapi ditanya dulu Mas Gilangnya, mau nggak sama Mbak Ainun," kata Mbak Lala menyarankan.

"Lha mosok yo ora gelem to, La?" tanya Mbak Sri tidak percaya.

"Wooo lha yo sopo ngerti. Wong jodo kui kersane Gusti," kata Mbak Lala.

"Kok malah kalian sing heboh? Ayo wis kerja lagi. Pegawe loro ki nek kon ngrumpi semangat," kata Bu Siti.

"Namanya juga emak-emak Bu," sahut Mbak Lala yang diikuti tawa dari Mbak Sri.

Bu Siti hanya tersenyum. Diam-diam, Bu Siti memikirkan kata-kata Mbak Lala tentang menjodohkan Gilang dan Ainun. Bu Siti akan sangat lega kalau Gilang mempunyai isteri seperti Ainun. Cantik, solehah, mandiri dan selalu rendah hati.

'Apa Gilang mau dijodohin sama Ainun? Harusnya sih mau. Toh dia juga nggak punya pacar. Eh, tapi, kira-kira Mbak Ainun mau nggak ya sama Gilang. Halah, wis lah, nanti habis wisuda saja dirembug sama Gilang,'

***

Author's note:

Jangkep : pas

Ndhuk : panggilan untuk anak perempuan, bentuk pendek dari kata Gendhuk

Mosok? : yang bener?

Iyo iyo. Aku ki gur nggumun, kok yo ono cah ayu, sugih, gelem dodolan gombal : Iya, iya. Aku cuma heran, kok ada orang cantik, kaya, mau jualan baju.

Sregep : rajin

Leres : bener

Sampun : sudah

Sik ya. Tak pesenke dhisik : sebentar ya. Tak pesenin dulu

Nduwe juragan kok yo apikan men : punya juragan (bos, atasan) kok ya baik banget

Njenengan niku kok gadhah reseller ayu-ayu tooo : Anda itu kok punya reseller cantik-cantik

Nek anak ku wis gedhe ngono tak jodoke karo Mbak Ainun : kalo anak ku sudah besar gitu tak jodohin sama Mbak Ainun

Azzam nembe umur pitung taun wis mikir ngrabi anak : Azzam baru umur tujuh tahun udah mikir nikahin anak

Lha mosok yo ora gelem to, La? : masa' ya nggak mau, La?

Wooo lha yo sopo ngerti. Wong jodo kui kersane Gusti : yaaa siapa tahu. Orang jodoh itu kehendak Tuhan

Pegawe loro ki nek kon ngrumpi semangat : pegawai dua ini kalau suruh ngrumpi semangat

1
Ai-chan
terjebak perangkap bang reza ya lang? huhuhu
dwi ka
Nah bener nih yg dicaption joy..
Tipe cwo kyk gilang itu mang paling sukses bkin cwe2 kebaperan 😂

Klo tar punya pasangan yg sensian, gampang cemburuan, posesif,, Gak akan kuat deh..
Pasti bakal makan ati mulu tiap hari 🤣🤣
Ai-chan: iya ini bener... temen ku dulu pernah ada yang kek gini... masih jomblo juga sampe sekarang /Sweat//Sweat/
total 1 replies
dwi ka
Awalnya setuju renata sama gilang, tp makin kesini kyk banting setir deh..
Gilang keknya tipe cowo friendly gtu 🤣 jd kesannya suka tebar pesona ke cwe2, tipe gtu biasanya bkin mkn ati, bkin srg cembokur 😂

Yodahlah mending gilang sama ainun aja..
tuh nun ambil sono gilang 🤣🤣
Ai-chan
mulutnya udah ga bisa dikontrol ya, Nun? 😅😅
Ai-chan
Gilang keknya lebih santai kalo ngobrol sama Renata
Ai-chan
Ainun mulai sadar akan kehadiran Gilang gegara ada Renata
dwi ka
Klo tar endingnya gilang & ainun,
aku jd keinget film Ayat Ayat Cinta, kisahnya Maria, Fahri & Aisyah..
Agak mirip 😅
Nabila hasir
mau baca tapi takut endingnya.soalnya yg beda pasti sad ending.
tapi dak baca kepo ma penasaran ma critanya kk author
Purnamanisa: terimakasih sudah mampir😊😊
total 1 replies
Ai-chan
eh, bang reza, coba deh tuh tebar pesona ke renata, kan bang reza spesialis beda server 😅😅
dwi ka
Klo dari judulnya sih, hrsnya pemeran utama cewenya itu renata ya..
Aku sbnrnya lebih suka gilang sama renata.. Klo sama ainun kyknya gimana gtu susah jelasin..
Tp terserah author lah endingnya tar gmn 😁
Purnamanisa: terimakasih sudah setia menyimak Cinta Demi Tuhan 🙏🙏 semoga reader nggak bosen dengan alur ceritanya 😊😊
total 1 replies
Ai-chan
duh... ga kebayang gimana jadi renata
Ai-chan
keren ceritanya
Ai-chan
duh lang, jangan ngasih-ngasih harapan ke renata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!