"Hanya kamu yang kuinginkan Antheia, dan amit-amit aku selalu mendapatkan apa yang kuinginkan"
Antheia Gray menjalani kehidupan yang cukup, namun sedikit sulit. Universitas, pekerjaan, dan tagihan yang harus dipenuhi. Dan dia berencana untuk tetap seperti itu. "Dapatkan gelarmu dan keluar". Sial baginya, segalanya berbalik ketika dia mendapati dirinya berselisih dengan Raffa King. Pemimpin dari apa yang disebut asosiasi "The Kings". Dinamakan menurut keluarganya, garis keturunannya. Mereka memiliki segalanya. Mereka menjalankan segalanya. Mereka mengambil apa saja.
Dan sudah sedikit terlambat baginya untuk kembali, ketika matanya hanya tertuju padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeWawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps24
Ponselku terus berdering setiap beberapa menit. Yang pertama adalah para gadis, Liam dan bahkan Edward. Ponsel saya penuh dengan SMS dan panggilan beberapa hari terakhir. Sudah hampir seminggu sejak kami kembali dari perjalanan. Aku merasa tidak enak jika di-ghosting oleh semua orang, terutama setelah gadis-gadis itu begitu luar biasa padaku, mengajakku berlibur, memastikan aku mendapatkan saat-saat terbaik. Dan saya melakukannya.
Malam itu melihat Jenna di depan pintu mengatur segalanya bagiku. Menjelang tengah malam aku menuju ke kamar Raja dan meninggalkan sepucuk surat. Sesuatu seperti pengunduran diri. Kedengarannya sangat dramatis, tetapi sebenarnya itulah cara Anda bisa meninggalkan Kings. Saya ingat, itulah salah satu hal pertama yang saya tanyakan pada Adam, Bagaimana cara saya pergi?
Saya rasa tidak ada yang bisa disalahkan selain diri saya sendiri, semuanya begitu terlihat. Itu tepat di depanku tapi aku membiarkan perasaanku menguasai diriku dan sekarang lihatlah. Sambil menangis dan berantakan.
Tentu saja aku tahu gadis-gadis itu akan menerobos masuk ke tempatku, itulah sebabnya aku menuju ke rumah sepupuku di pinggiran kota. Saya merencanakan dan pergi sebentar. Sangat teatrikal, saya tahu, tapi saya benar.
"Kami di luar pintu rumahmu, di mana kamu, jalang dramatis?" Aku tersenyum kecil, membaca teks agresif Rhiannon. Sementara Erika di seberang sana mengirimkan emoji menangis, mencoba menggeliat ke dalam hatiku dengan cara yang lucu. Aku sangat menyesal harus melakukan ini, tapi aku tidak dalam kondisi yang tepat untuk berada di hadapan mereka, mengingat Jenna pada dasarnya hampir berada di Kings, aku akan menemuinya bersama yang lain. di antara mereka, seolah-olah melihat Adam saja tidak cukup menyakitkan.
Dia memang mencoba menghubungiku. Kurasa dia bahkan tidak tahu aku datang mencarinya malam itu, tapi dialah yang paling sering meneleponku. Selama tiga sampai empat hari berturut-turut, dia hanya meneleponku, Seperti sebuah ritual. Hingga akhirnya dia menyerah. Kurasa aku tidak sanggup mendengar suaranya saat ini. Atau bahkan melihatnya. Aku kehilangan kesadaran akan diriku sendiri dan dia justru membuatku lemah.
eh.
Kenapa dia begitu membingungkan? Kenapa dia bersikap seolah dia peduli?
Anda harus menjadi bajingan tingkat baru untuk memberi tahu seseorang bahwa Anda mencintainya dan kemudian tidur dengan orang lain keesokan harinya. Naluriku memberitahuku begitu, begitu pula Liam. Dan apakah saya mendengarkan? Tidak. Saya harus mencari tahu dengan cara yang sulit. Mungkin ini terjadi karena suatu alasan. Dan saya agak senang hal itu terjadi sekarang, jika hal itu terjadi setelah dia dan saya memberi kami kesempatan. Aku akan berada dalam kekacauan.
Berada jauh dari kota, bersama keluarga adalah sesuatu yang saya tidak tahu saya butuhkan. Perhatian saya teralihkan dari kekacauan itu dan saya merasa nyaman dan diperhatikan. Terkadang yang Anda butuhkan hanyalah rumah.
Saya menghabiskan minggu itu untuk membersihkan diri, mendetoksifikasi segala omong kosong yang harus saya hadapi selama ini. Biasanya makan orang kaya dan karena saya menghabiskan waktu makan BERSAMA orang kaya, saya membutuhkan pembersihan roh yang sangat dibutuhkan.
Tidak, aku tidak sedang berdoa dengan penuh cinta saat ini, aku hanya menghabiskan waktu jauh dari semua orang sampai perasaan ini sedikit mereda. Lalu aku pergi menemui gadis-gadis itu dan menjelaskan semuanya. Hanya karena aku meninggalkan Kings bukan berarti kita tidak bisa tetap berteman. Mereka seperti sahabatku.
"Jadi kenapa kamu benar-benar ada di sini? Sesuatu terjadi bukan?" bujuk Anna sambil memasukkan sepotong popcorn ke dalam mulutnya. Perhatiannya pada film yang kami tonton bersama. Aku baru mengenal sepupuku Anna selama sekitar tiga tahun sejak aku pindah ke kota. untuk Universitas. Kami bahkan tidak mengetahui keberadaan satu sama lain sebelumnya. Tapi sejak kami bertemu, kami sudah mengetahuinya menjadi yang paling dekat, hampir seperti saudara perempuan.
"Apa maksudmu?" Aku menyenggolnya dengan lembut, berbagi popcorn dengannya. "Kamu pikir aku tidak tahu kapan kamu sedang kesal? Sesuatu pasti terjadi setelah liburanmu di kastil" dia bertanya, memiringkan kepalanya agar aku tahu dia menyadari perubahan suasana hatiku dalam seminggu ini. Apakah aku begitu jelas?
Maksudku, aku berubah dari menikmati hari itu dan tertawa bersama Anna hingga tiba-tiba semuanya kembali sadar, membuatku menjadi sangat tertutup.
tidak mood.
Oke jadi saya sangat jelas.
Aku tidak sanggup menceritakan semuanya padanya, aku harus memulainya dari awal. Angkat Adam dan jelaskan semuanya, yang mana saja. membuka sekaleng cacing yang belum siap kuhadapi; jadi aku menepisnya saja, bilang aku hanya butuh istirahat dari kota. Yang kalau dipikir-pikir, memang benar.
Kami menghabiskan sepanjang malam menonton film demi film. Maksudku, itulah yang biasanya kami lakukan setiap kali aku datang. Sama seperti dua orang pemalas, kita menonton film secara berlebihan dan kemudian membeli makanan McDonald's sekitar jam 3 pagi. Inilah yang terjadi dalam hidup kami dan saya tidak mengeluh sedikit pun.
"Aku pulang kerja lebih awal besok, kamu mau jalan-jalan ke kota?" Tanya Anna yang kini sedang memakan sundae coklatnya sambil aku menyesap soda pada pukul 3.30 pagi. Mengapa kita seperti ini? Inilah yang sebenarnya terjadi saat menjadi dewasa. Mampu makan junk food dan menonton film pada jam-jam yang tidak pantas dalam sehari dan tidak ada yang berkata apa pun untukmu, karena kamu bisa.
Ide untuk pergi ke kota sungguh menegangkan, kota ini merupakan tempat yang cukup besar untuk tidak bertemu dengan orang yang Anda kenal. Selain mereka orang-orang sibuk, mereka tidak akan menggangguku selama ini. Panggilan dan SMS mereka terputus dalam waktu seminggu, sama seperti yang dilakukan Adam. Aku ingin tahu apakah mereka sudah melupakanku? Apakah Jenna sudah menggantikanku? Edward sangat muak.
Akhirnya menjelang tidur jam 5 pagi, aku bisa merasakan diriku tertidur karena kelelahan. Kelelahan karena hampir tidak melakukan apa pun sepanjang hari. Kadang-kadang tidak melakukan apa pun bisa sangat melelahkan, sepanjang minggu ini saya tidak melakukan apa-apa kecuali saya yang sibuk menjadi orang paling malas yang pernah kualami. Apakah saya menyesalinya?
TIDAK.
Ding
Ponselku berbunyi. Jam 5 pagi? Aku dengan grogi memeriksa ponselku hingga jantungku berdebar kencang, aku segera terbangun, mengucek mataku sekuat tenaga supaya aku bisa membaca layar dengan lebih baik.
“Aku merindukanmu Antheia, kembalilah padaku” SMS dari Adam. Apa yang dia lakukan saat ini? Aku membaca ulang teks itu berulang kali, jantungku berjungkir balik di dalam dadaku. Sudah hampir seminggu, kenapa aku masih merasa seperti ini padanya.
Permainan apa yang dia coba mainkan? Bagaimana dia bisa mengirimiku pesan seperti ini padahal sebenarnya dia sedang berkencan dengan orang lain. Dimana rasa malunya? Mencoba mengendalikan diri agar tidak membalas, aku mengklik kartu kontaknya, menekan tombol 'blokir kontak' berwarna merah tebal.
Jika tindakanku belum pernah dramatis sebelumnya, sekarang pasti sudah terjadi.
Bagian terburuknya adalah, aku juga merindukannya.
