NovelToon NovelToon
Cinta Untuk Elnada

Cinta Untuk Elnada

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Teen School/College / Diam-Diam Cinta
Popularitas:66.2k
Nilai: 5
Nama Author: Riria Raffasya Alfharizqi

Menikah muda? dengan musuh? oh Tuhan... jauh-jauh.

Tapi tidak berlaku bagi Elnada. Baginya menikah dengan musuhnya malah suatu anugrah. Elnada Zevinta gadis cantik, sedikit tengil juga terkenal bandel di sekolahnya harus menikah di usianya yang masih sangat muda.

Kehidupan Elnada awalnya sangat monoton sekali baginya, tetapi setelah menikah semua berubah, kehidupan monoton itu sirna dan tergantikan cerita yang cukup mengagumkan.


Enggaraksa Abigani, cowok populer di sekolahnya. Wajahnya tampan, juga memiliki kepintaran di atas rata-rata membuatnya banyak dikagumi lawan jenis. Sikapnya cuek, namun kehidupannya begitu misterius.


Cinta tapi gengsi, begitulah kisah keduanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hukuman Pertama Untuk Enggar

Dengan bersenandung kecil, Elnada terus menggerakan tubuhnya dengan tarian yang ia bisa. Gadis itu sedang mengepel koridor kantor juga ruang laboratorium sebagai hukumannya karena sudah datang terlambat tadi. Namun meski begitu Elnada sangat menikmatinya, seakan tidak keberatan sama sekali dengan hukuman yang ia dapat kali ini. Suasana hatinya bahkan sangat cerah pagi hari ini.

Semua karena ia mendapat hukuman bersama cowok yang ia sukai.

Sementara Enggar bertugas untuk mengelap kaca ruangan kantor guru juga laboratorium. Hal yang belum pernah Enggar lakukan atas dasar hukuman, meski tak jarang cowok tersebut pernah sesekali membantu membersihkan ruangan, namun bukan karena hukuman yang diberikan dari guru olehnya, melainkan sedang adanya acara di sekolah.

"Buat lo." Elnada menyodorkan sebotol minum kepada Enggar.

Gadis itu sudah selesai melakukan pekerjaannya, ia berniat untuk menemui Enggar dan memberinya minuman, niat sekali memang, karena menurut Elnada ini kesempatan yang baik agar ia tidak dicap gadis pembuat masalah lagi oleh cowok tersebut.

"Nggak mau? gue nggak disuruh nyokap lo ko, ini atas dasar kemanusiaan," ujar Elnada, air minum yang ia sodorkan tidak kunjung Enggar terima.

"Ya itung-itung karena lo udah buatin makanan buat gue tadi malam, jadi nggak usah mikir aneh, gue cuma nggak mau aja punya hutang budi sama lo," lanjutnya lagi menjelaskan.

Meski tujuan awal agar predikat gadis pembuat masalah hilang, tetap saja Elnada gengsi jika harus mengatakan yang sebenarnya. Sedikit kebohongan untuk menutupi tidaklah masalah pikirnya.

"Thank," balas Enggar akhirnya menerima minuman yang diberikan oleh Elnada tadi.

Gadis itu mengangguk, sudut bibirnya melengkung sangat tipis merasa senang karena Enggar menerima pemberiannya. Namun tidak lama senyuman itu pudar tatkala Enggar memanggil seseorang.

"Narina!" panggil Enggar saat melihat Narina yang membalikan tubuhnya.

"Sial, dia lagi," ujar Elnada dalam hatinya.

Gadis itu menoleh dan tersenyum. Satu tangannya ia sembunyikan dibalik tubuhnya. Narina tertahan di tempatnya.

"Lo di sini?" tanya Enggar mendekat, Narina mengangguk membenerkan apa yang Enggar tanyakan.

Namun sebelum menjawab, Narina sempat melirik ke arah Elnada, gadis yang sangat ia takuti membuatnya terus khawatir sebenarnya, terlebih ia datang untuk memberi minuman kepada Enggar, sama seperti apa yang sudah Elnada lakukan.

"A-aku tadi disuruh ambil buku sama pak Tomi," bohong Narina.

Mata Enggar seakan menelisik kebohongan yang Narina katakan. Meski cowok itu tahu jika sahabatnya itu sedang berbohong, namun ia hanya mengangguk dan mengiyakan begitu saja apa yang dikatakan oleh Narina barusan. Tidak ingin memperpanjang.

"Oh ya sudah kalau begitu," balasnya dengan senyum.

Melihat Enggar yang memberikan senyuman untuk Narina membuat Elnada berdecih. Hatinya kembali panas.

"Cih, menjijikan," decaknya sebal.

"Ya udah buruan kalau mau ambil buku, masih aja di sini, mau dihukum juga lo?" semprot Elnada tidak sabar lagi melihat Narina yang tetap mematung tanpa beranjak dari depannya.

Elnada juga tahu jika itu hanya alibi Narina saja. Gadis itu tidaklah bodoh, ia sangat paham jika tujuan Narina sesungguhnya ialah Enggaraksa. Sama sepertinya.

"Nada," peringat Enggar tidak dihiraukan oleh Elnada.

Hanya menganggukan kepalanya. Narina mulai melangkahkan kakinya. Tepat di depan pintu Narina berhenti, ia bingung untuk mengetuk pintu. Sekali lagi karena tujuannya memang bukan untuk bertemu guru, melainkan sahabatnya, Enggaraksa.

"Emmm.. Egar sebenarnya-" Narina bingung untuk meneruskan. Ia melirik ke arah Elnada terlebih dahulu sebelum meneruskan ucapannya.

"Gue tau kok," balas Enggar membuat Narina terkejut.

Melihat wajah Narina saat ini membuat Elnada ingin muntah saat itu juga. Ia benar-benar merasa mual.

"Huek..."

Suara itu membuat Enggar dan Narina menoleh ke arahnya.

"Kenapa lo?" tanya Enggar dibalas Elnada dengan gelengan di kepala.

"Nggak ada, gue cuma anti aja sama cewek munafik," ujar Elnada melirik ke arah Narina.

Hal itu membuat nyali Narina menciut lagi, ia langsung beralih pandang saat Elnada menatap ke arahnya.

"Ya udah lah, gue aja yang pergi kalau lo berdua mau pacaran," kesal Elnada menegaskan ucapannya pada akhir kalimatnya.

Setelahnya gadis itu benar-benar pergi, dengan hati yang dongkol pastinya, ia harus rela pergi karena kehadiran Narina. Meski sebenarnya ia sendiri sangat menyayangkan tindakannya itu, namun ia tidak boleh terlihat jika ia menyukai Enggaraksa. Harga diri Elnada masih sangat mahal saat ini untuk mengakui itu.

Istirahat pertama Elnada sudah menunggu kedua sahabatnya di kantin. Setelah selesai mengerjakan hukumannya tadi ia memang tidak berniat untuk mengikuti pelajaran, moodnya sudah dibuat hancur terlebih dahulu tadi karena Narina.

"Dih sih jamet udah abis 2 gelas aja lo," ujar Gladis melihat dua gelas kosong juga satu botol minuman di depan Elnada.

"Jamet-jamet, cabe kriting lo," balas Elnada tidak terima.

Gladis tertawa seraya menatap wajah kesal Elnada.

"Btw, lo tadi dapat hukuman karena apa? telat apa adu mekanik dulu sama tuh cewe?" tanya Gladis penasaran.

"Telat gue," balas Elnada diangguki kedua sahabatnya.

"Kebiasaan, ya udah gue mau pesen makanan dulu," pamit Gladis beranjak dari duduknya.

"Tunggu Dis!" teriak Elnada mengurungkan niat gadis itu.

"Apa? mau pesen makan lo?" tanya Gladis dibalas Elnada dengan gelengan kepala.

"Lo nggak penasaran gue dihukum sama siapa?" tanya Elnada memancing Gladis juga Nadira.

Gladis menggeleng. "Nggak, udah tahu gue," balas Gladis berniat untuk kembali memesan makanan sesegera mungkin. Kalau masih saja mengobrol yang ada nanti ia dapat antrian akhir.

"Demi apa kalian berdua udah tahu?" tanya Elnada kepada Nadira yang duduk di depannya.

Nadira hanya mengangguk membenarkan, membuat Elnada membulatkan matanya tidak percaya.

"Serius kalian udah tahu? ko B aja sih?" heran Elnada merasa aneh.

"Ya terus kita harus gimana? harus banget bilang wow gitu?" akhirnya Nadira bersuara setelah sedari tadi terus diam.

"Ya teriak atau apa gitu kek... Ini langka dan gue jadi orang pertama yang buat dia dihukum Dir," ujar Elnada menggebu.

Kali ini Nadira memicing. Ia mengamati Elnada dengan bingung. "Bentar, maksud lo apa si El?" tanya Nadira bingung.

"Masih nanya lagi, ya kali lo nggak ngeh kalau ka Enggar selama sekolah di sini selalu disiplin," balas Elnada semakin membuat Nadira bertambah bingung.

"Ulang, gue nggak paham maksud lo," ujar Nadira.

"Ya hari ini ka Enggar kena hukuman, dan lo tahu karena siapa? karena gue Dir, doi dapat hukuman juga bareng gue," jelas Elnada sontak membuat Nadira beranjak dari duduknya seraya menggebrak meja.

Brak

"Anjir!" teriak Nadira membuat seluruh orang yang berada di kantin menatap ke arahnya. Tidak terkecuali Gladis yang sedang memesan makanan.

"Apa lagi tuh bocah," komentar Gladis melihat apa yang dilakukan oleh temannya.

"Sorry-sorry," ujar Nadira kembali duduk.

Setelahnya gadis itu memegangi pipinya yang terasa berkedut karena sakit. Alasan Nadira sedari tadi terus diam karena sedang sakit gigi.

"Lo kenapa?" tanya Elnada merasa ngilu.

"Gigi gue sakit anjir," balas Nadira membuat Elnada tertawa.

"Malah ngakak, sialan lo," hardiknya melihat tawa Elnada di atas penderitaannya.

"Sorry Dir, lo lucu tau, muka lo bengkak sebelah," komentar Elnada yang baru tersadar akan perubahan wajah temannya.

"Buru jelasin, kenapa bisa doi dapat hukuman karena lo," titah Nadira diangguki oleh Elnada dengan semangat.

"Oke-oke, jadi gini. Tadi tuh gue sam-"

"Kak Enggar woy sama kak Narina, mereka cocok banget ya?" ujar salah satu siswi yang duduk tidak jauh dari tempat duduk Elnada.

Kehadiran Enggar bersama ketiga temannya ditambah adanya Narina sebagai cewek satu-satunya membuat mereka sangat dikenali. Terlebih mereka kakak tingkat yang disegani oleh adik kelas. Terkecuali Elnada pastinya yang berani dengan kakak kelasnya.

"Sabar El," ujar Nadira melihat wajah merah Elnada menahan kesal.

1
Husein
kapan ya hubungan Enggar sama elnad ada kemajuan, setidaknya sdh berani nunjukin rasa... Enggar gengsi ato memang ga ada rasa sih sama elnad? sampai episode ini blm keliatan bgt
☠ᵏᵋᶜᶟ 𓆩N͢͢͢äy𓆪﷽
🌚 Enggar kamu yang tegas dong, jauh-jauh sama si Narin
☠ᵏᵋᶜᶟ 𓆩N͢͢͢äy𓆪﷽
Tebakan ku bener, si lampir > Narina yg nongol heh
Dian Rahmawati
hadeh Enggar kapan sih jaga jarak sama si Narina
Fitrothul Auliya: nnti ketika el pergi mw bru nyesel
total 1 replies
Siti Kamsiah
cerita yg cukup menghibur dan isi ceritanya juga ga berat ,jadi aku sangat suka👍👍
Herman Lim
lanjut kak
☠ᵏᵋᶜᶟ 𓆩N͢͢͢äy𓆪﷽
🏃‍♀️ Jangan bilang itu narina ya, itu pasti elnada ehemm. Moga gak kaya Verrel dulu ya, Daren kamu harus tetap waras. Kalau sudah tau Elnad istrinya Enggar kamu harus ikhlas, gantle ya sayang
☠ᵏᵋᶜᶟ 𓆩N͢͢͢äy𓆪﷽
😌 Tolong lah, aku tuh saltingan tiap baca Enggar sama Elnad
Dian Rahmawati
wah kira - kira klo Elnada muncul depan Daren apa ya alasan mereka di rmh enggar
Vietha_27
hahaaa..

udh sih gopub aja biar g byk statement yg ga jls dr nitizen,🙃🙃

toh yg kesel kn km jg El 😁

satu satu temennya Enggar tau hubungan Enggar sm Elnada 😌😌😌
Yuli Ani
nyerah aja udah, sekarang biar enggar yang berjuang


wkwkwkkw
Vietha_27
dih nitizen emang suka lihat dr sisi luar aja. gatau kebenaran nya aja. walaupun Nada ga terang terangan deket sm Enggar tp nyatanya Enggaraksa udah jd sah punya Elnada
so mau Laura kek, mau Narina kek. ga bakal bs rebut Enggar dr Elnada.🙃🙃
Baek chanhun
yg ke dua aja,diam tapi pasti,
duh kata2 nad,, gue Ng sepenting
itu buat Lo,, walaupun pertanyaan
tapi kata2 itu sangat dalam,
coba nad untuk sendiri dulu agar
Enggar tahu perasaannya,dan apa artinya kehilangan, kita sebagai
kau perempuan menjaga
harga diri,itu sangat2 penting.
thanks mbak 💪😍
Dian Rahmawati
Wah Enggar dikerjain Nada hahahh
Fitrothul Auliya
ci eggar cinta cmn egonya gde bgt, lbih mementingin dan menjaga hti org lain ketimbang hti bini nya sendiri. mending plg el main kek m daren dia lbih menghargai & mengerti perasaan mu ketimbang ci eggar
Neneng Dwi Nurhayati
karakter elnad lemah yaa kak soal Enggar,jadi kurang tertantang, kalau elnad pasrah aja sama perasaan nya ke Enggar
Fitrothul Auliya: pginnya gitu mdh" othor nya lihat komen kita, y kita sekedar masukan sja😁
Fitrothul Auliya: setuju,kya cinta sepihak jdi byk sakit hati elnad
total 3 replies
Baek chanhun
pulang aja nada,agar Enggar Ng konsen.
Vietha_27
tatapan maut mu memang buat aku jatuh cinta sekaligus kecewa karena ttp tdk d anggap penting dlm hidup seorang Enggaraksa 🥺🥺

mgkn itu kata hati dr seorang Elnada buat Enggar
Husein
mungkin Enggar emang ga anggep Lo El
Dian Rahmawati
Enggar main ga bilang ke elnada
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!