The Sheikh And Clumsy Girl

Malik terpaksa menurut untuk keluar dari kamar Milly karena suster yang mengaku sebagai putri Jasmine itu sudah menatap judes ke arah dirinya dan Mustafa.

"Besok Lady Bradford akan pulang, tuanku ..." ucap Mustafa saat mereka berada diluar.

"Aku dengar begitu ..." Malik masih berusaha untuk bisa menyelinap kembali ke kamar Milly. Pria itu celingukan mencari cara untuk bisa masuk tanpa ketahuan si suster galak.

"Anda mau apa tuanku ?" bisik Mustafa saat melihat tuannya tampak merencanakan sesuatu.

"Kembali ke kamar Milly ..." balas Malik.

"Aku rasa itu bukan ide yang bagus, tuanku."

Malik menatap judes ke Mustafa. "Aku ingin bersama Milly, Mustafa."

"Tapi tuanku, Lady Bradford tidak mau anda disana."

Malik menyipitkan matanya. "Kamu, pulang. Jemput aku besok pagi. Aku akan menginap di kamar Milly."

Mustafa menghela nafas panjang. "Tuanku ..."

"Please Mustafa. Aku akan kembali ke Manama lusa. Setidaknya aku bersama Milly dulu. Okay?" pinta Malik.

Mustafa hanya bisa mengangguk karena Malik akan semakin mengeyel jika tidak dituruti.

"Baiklah tuanku ..."

***

Malik menunggu sampai para perawat itu pergi karena adanya kasus code blue hingga meja itu kosong dan bergegas Malik masuk ke dalam kamar Milly. Pria itu menutup pintu itu pelan dan melihat Milly sudah terlelap. Malik berjalan menghampiri gadis itu dan tersenyum karena wajah Milly tampak tenang.

"Aku tidak berani memegang kamu karena takut bangun... " Malik melepaskan jas nya dan meletakkan di atas meja lalu mengambil sandwich tersisa yang dibawakan oleh Lennah Rossi Accardi. Jujur Malik agak lapar karena belajar menjadi penyeludup. Malik juga mengambil kotak susu coklat dan menghabiskannya.

"Lumayan ganjal perut..." Malik melihat jam Vacheron Constantine miliknya. "Jam sebelas malam? Pantas sudah mulai ngantuk aku ..." Malik mengambil jasnya dan membuatnya menjadi bantal di sofa panjang dan mengambil airpods nya lalu mendengarkan lagu favorit Milly. Tak lama, Malik pun terlelap sambil mendengarkan lagu Nai Lagda.

***

Milly merasa seperti sedang menyaksikan film Notebook dalam mimpinya dan mendengarkan lagu Nai Lagda di telinganya. Perlahan matanya terbuka dan dirinya terkejut melihat Malik tidur di sofa sebelahnya dengan airpods di telinganya.

Malik mendengarkan Nai Lagda? Sejak kapan?

Milly pun turun perlahan untuk mendengarkan lebih dekat karena suasana di kamar sangat sepi dan tenang, hingga suara di airpods Malik terdengar meskipun tidak keras. Milly mendekatkan telinganya dan dia yakin Malik mendengarkan lagu favoritnya.

Sampai segitunya?

Milly berjalan lagi menuju tempat tidurnya ketika sebuah tangan merengkuh tubuhnya hingga gadis itu terpekik dan jatuh diatas tubuh Malik.

"Malik !" desis Milly sambil menatap pria itu.

"Aku rindu Kamu jatuh diatasku ..." senyum Malik.

"Aku tidak ! Sekarang lepaskan pelukanmu atau ..." Milly menatap judes ke Malik.

"Atau apa? Addduuuhhh !" Malik terlonjak saat Milly menusuk pinggang Malik dua sisinya hingga gadis itu terlepas dari pelukannya. "Milly ! Jangan suka begitu !"

Milly memicingkan matanya. "Out !"

"No !"

"Out atau aku panggil suster galak itu ! Eh tapi bagaimana bisa kamu masuk?" Milly sudah naik kembali ke tempat tidurnya bersiap memencet tombol perawat.

"Tadi ada code blue jadi aku bisa masuk karena semua perawat ke ruang emergency..."

"Hmmm ..."

"Milly, aku akan kembali ke Manama lusa ..."

"Good."

"Kamu ... Mau ikut?"

"Nope."

"Bagaimana jika terjadi sesuatu sama kamu ?"

"Apakah kamu ingin terjadi sesuatu padaku ? Jelek sekali doa kamu pangeran sombong !" balas Milly judes.

Malik menepuk jidatnya karena salah bicara. "Maksud aku, bagaimana jika tidak ada yang menjaga kamu ?"

"Tinggal minta Daddy kirim pengawal, beres. Lagipula kamu tahu sendiri aku punya kakak tinggal disini. Jadi kalau mau pulang, pulang lah ..." Milly kembali merebahkan tubuhnya dan tidur menyamping memunggungi Malik yang hanya bisa menatap gemas dan sebal.

"Kenapa kamu tidak minta dari kemarin ?" tanya Malik.

"Kenapa kamu cerewet sekali Malik ! Shut up ! Aku ingin tidur karena ini masih jam dua pagi !"

Rasanya Malik ingin ikut tidur diatas tempat tidur Milly dan memeluknya dari belakang tapi mengingat dia bisa jatuh dari tempat tidur dan gegar otak, pikiran itu dia singkirkan.

"Kamu tahu... Aku jadi hapal lirik lagu Nai Lagda ... Semenjak kamu pergi, aku selalu mendengarkan lagu itu jika aku kesulitan tidur ... Dengan begitu aku terbayang saat kita nonton film Notebook bersama ..." ucap Malik.

Milly hanya diam saja.

"Milly ... Kamu tidak mau tanya kenapa ?"

Namun tidak ada jawaban dari Milly membuat Malik penasaran dan menghampiri gadis itu yang ternyata sudah terlelap.

"Ya Allah Milly, aku mencoba merayu kamu tapi ditinggal tidur ? Cobaan apalagi ini ya Allah..." gumam. Malik kesal dan kembali ke sofa berusaha untuk tidur kembali. "Goodnight Milly ..."

Malik mengira dirinya akan sulit tidur tapi dia salah. Merasa bersama Milly di kamar, membuatnya tenang dan lega karena bisa satu ruangan. Pria itu pun langsung terlelap dengan cepat.

***

Malik terbangun dengan harum kopi dan dirinya merasa ini adalah tidur paling nyenyak yang dia alami semenjak Milly pergi. Pria itu mengerjap-ngerjapkan matanya saat melihat seseorang berdiri disana sambil bersedekap dan memasang wajah judes.

"Belum pulang kamu ?" ucap Rania Bianchi Armstrong ke Malik. "Bukannya kamu sudah diusir Suster Doris?"

"Oh nama suster galak itu Doris ..." gumam Malik sambil duduk untuk menyatukan nyawanya.

"Kamu ! Pulang ! Mustafa sudah menunggu !" ucap Rania galak.

"Bolehkah aku minum dulu... Please ?" pinta Malik.

"Boleh tapi habis itu, pulang !"

Milly tersenyum simpul melihat Malik kena semprot Rania. Diakuinya, Rania dikenal tidak takut selama itu dirasa benar. Bahkan ke Mas Arsya pun kadang mbak Rania berani melawan.

Malik mengambil botol air mineral diatas meja dan menghabiskannya. "Kopi ?"

"No. Itu kopi ku... Mana aku tahu kamu terdampar disini, Malik !" ucap Rania galak.

"Astaghfirullah... Tak heran jika Milly juga galak, kakaknya ternyata galak banget ..." ucap Malik sambil membenarkan kemejanya dan memakai jasnya.

"Milly belajar dari orang yang tepat !" balas Rania jumawa.

Suara ketukan di pintu membuat semua orang menoleh dan tampak Mustafa masuk ke dalam.

"Tuanku, waktunya pulang ..." ucap Mustafa.

"Baiklah. Aku akan sarapan di apartemen..." Malik menghampiri Milly membuat Rania menghalangi pria itu.

"Kamu mau apa?"

"Berpamitan..."

"Mau mencium Milly kan ? Modusmu terbaca, Sheikh Malik Al Khalifa... No !" seringai Rania.

"Aku juga tidak mau dicium sama kamu Malik ..." timpal Milly membuat Malik melongo.

"What ? Tapi kita sudah sering berciuman, Milly .."

Milly melongo. "Sering ? Sering ? What ? Fitnah !"

"Oh come on Milly. Please ?" rayu Malik.

"Tidak !" jawab Milly tegas membuat Rania menatap kagum ke adiknya.

"Bagus, Milly !" ucap Rania mendukung Milly.

"Berikan alasannya yang masuk akal ..." Malik menatap Milly serius.

"Karena kamu belum gosok gigi !" jawab Milly membuat Malik melongo, Mustafa menahan tawa sementara Rania menepuk jidatnya.

"Ya benar sih ..." ucap Rania.

Ya ampun Milly ! Kamu memang menggemaskan! Malik menatap sebal ke Milly yang hanya memasang wajah datar.

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️