NovelToon NovelToon
Love Of The Gonzalu Beach

Love Of The Gonzalu Beach

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Filychia Lala

Liburan yang Gina nanti-nantikan untuk mengunjungi salah satu kota indah di ujung Timur Indonesia yakni Larantuka NTT membuat dia bertemu dengan dua orang pria yang sama-sama baru saja dia kenal, Randy yang di atur oleh calon kakak iparnya (Rully) untuk menggantikan Rully dan Gina untuk pergi liburan bersama Gina. Sedangkan Ega yang karena keisengan Randy pada Gina, dia mendahului Gina berjalan dan akhirnya wanita itu tertinggal lumayan jauh di belakangnya, kejadian naas tiba-tiba menimpanya, secara tidak sengaja Ega menabrak Gina saat pertama kalinya menginjakkan kaki di kota budaya Larantuka.
Cerita tentang mereka pun akhirnya dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Filychia Lala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penjelasan

“Hah?” Gina bingung. “Ingkar janji? Janji yang mana? Perasaan aku nggak ada janji-janji sama kamu deh?!” Gina berusaha berpikir janji mana yang dia ingkari dari Ega.

“Kok lupa sih?” Rengek Ega.

“Iya maaf, aku lupa janji apaan. Sekarang mending kamu kasih tahu aku janji apaan supaya aku ingat.” Pintah Gina.

“Gina, Gina, gini deh kamu. Baru kemarin aja kok udah lupah sih? Kamu kemarin janji mau main badminton lagi denganku di rumah, eh malah kamu main di sini?! Aku telpon kamu juga sejak kemarin tapi tidak direspon sama sekali. Kamu ini kenapa sih?” Ega cemberut dan sok marah pada Gina.

“What? Aduh maaf banget Ega, sungguh aku tidak punya niatan untuk lupa. Maaf!” Gina bermohon, dia menjitak kepalanya sendiri. Gina merasa bersalah pada Ega.

Ega tidak menanggapi perkataan Gina, dia diam saja menunggu Gina menjelaskan sendiri alasannya. Dia pura-pura ngambek walaupun memang sebenarnya dia sedang marah namun dia masih mau mendengarkan penjelasan Gina.

“Kamu tadi ketemu Agatha di rumah kan? Emangnya dia tidak memberi tahu kamu?” Tanya Gina.

“Dia bilang tanya kamu aja langsung, dia tidak berhak menjelaskan apa yang terjadi padamu karena katanya kamu mau ngasi surprise ke aku. Tapi nyatanya bukan surprise malah buat aku marah.” Kata Ega yang masih dengan eskspresi cembertu.

“Maaf, jangan marah yah!” Bujuk Gina.

“Yah sudah, sekarang jelaskan supaya aku tidak marah padamu!” Perintah Ega, dia melingkarkan kedua tangannya di dada.

“Permisi!” Seorang pelayan membawahkan nampan berisi makanan yang mereka pesan membuat pembicaraan mereka terjedah. “Silahkan tuan, nona, selamat menikmati!” kata pelayan itu pada Ega dan Gina setelah menyajikan makanan di atas meja.

“Makasi!” Kata Ega setelah pelayan itu selesai melakukan tugasnya.

“Ega, makan yuk! Aku lapar banget.” Kata Gina.

“Kamu masih punya utang padaku.” Kata Ega cetus.

“Utang? Utang apa?” Beo Gina bingung.

“Utang penjelasan.” Kata Ega.

“Hah?” Gina berpikir, penjelasan apa yang dimaksud Ega.

“Dari tadi kamu belum menjelaskan padaku.” Kata Ega singkat dan tegas.

“Aku….” Gina menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia berpikir harus memulai dari mana. “Aku terpilih menjadi duta Indonesia dalam lomba olimpiade badminton tahun ini yang akan dilaksanakan bulan depan. Makanya aku latihan di sini.” Jelas Gina.

“Olimpiade apaan?” Tanya Ega.

“Olimpiade badminton se-Asia.” Jawab Gina sambil menyuapkan makanan yang sudah dia aduk dari tadi di piringnya.

“Jadi?!” Gantian Ega yang bingung.

“Aku minta maaf, aku tidak bermaksud lupa sama kamu sejak kemarin. Saking senangnya mempersiapkan kebutuhanku untuk mengikuti olimpiade, aku tidak menyentuh hp ku sama sekali. Aku minta maaf.” Kata Gina lagi.

“Jadi kamu seorang atlit badminton?” Tanya Ega yang masih tidak percaya apa yang baru saja dia dengar.

“Iya, aku belum sempat memberi tahu kamu tentang ini. Waktu sebelum pergi liburan ke Larantuka aku ikutan audisi dan semalam aku mendapat kabar bahwa aku terpilih sebagai duta yang akan diutus oleh Indonesia untuk mengikuti olimpiade badminton se-Asia.” Jawab Gina.

Sambil bercerita Ega dan Gina menyantap makanan yang tersedia di meja mereka.

“Wah hebat banget. Pantasan kemarin aku kalah terus lawan kamu, padahal selama ini kalau main dengan Richi dan Aldi aku tidak pernah kalah.” Cerocos Ega tanpa sadar.

Gina hanya tersenyum mendengarkan perkataan Ega. Dia merasa agak legah melihat Ega tidak lagi marah padanya.

“Kalau gitu kamu harus ngajarin aku, supaya aku juga bisa menang.” Lanjut Ega.

“Kamu setuju kan kalau aku jadi atlet? Kamu restuin aku kan?” Tanya Gina tiba-tiba.

“Why not? Itu kan keahlian kamu.” Jawab Ega santai.

“Makasi yah Ega!” Ucap Gina dengan tulus. “Jadi kamu tidak marah padaku lagi?” Tanya Gina hati-hati.

“Aku tidak marah lagi. Tapi aku minta sesuatu sama kamu.” Pintah Ega.

“Minta apa?” Tanya Gina.

“Pertama, kalau ada apa-apa kamu harus kasih tahu aku agar aku tidak khawatir, kamu itu kan pacar aku Gin. Kedua, komunikasi itu penting, jadi usahakan jangan sampai komunikasi terputus. Ketiga, kita harus saling jujur dan terbuka agar hubungan kita akan baik-baik saja.” Kata.

“Iya, maaf! Aku janji tidak akan terulang seperti ini. Aku akan melakukan semua yang kamu minta, dan aku harap kamu juga seperti itu padaku.” Kata Gina.

“Iya Gin.” Ega melepas sendok di tangan kanannya kemudian menggenggam tangan Gina mesrah.

“Ega, aku juga minta pengertian dari mu yah?! Mungkin akhir-akhir ini aku akan sibuk latihan, waktuku akan habis di lapangan, jadi waktuku untukmu akan berkurang. Tidak apa kan?” Kata Gina.

“Iya, aku tidak masalah. Yang terpenting kamu harus selalu meluangkan waktu walaupun hanya sekedar untuk menghubungiku melalui telpon.” Kata Ega.

“Makasi Ega. Kamu juga bisa mengunjungiku saat aku latihan kok, aku akan selalu meluangkan waktu walaupun hanya untuk menyapahmu. Malah aku akan sangat senang jika kamu datang menemaniku saat latihan.” Lanjut Gina.

“Aku akan usahakan untuk sering mengunjungimu.” Balas Ega.

Setelah selesai makan, mereka masih bercerita melepas rindu masing-masing.

“Ega sekarang jam berapa?” tanya Gina, dia sadar kalau waktu istirahatnya sudah terlalu lama.

“Jam satu, emangnya kenapa?” Ega melirik jam yang melingkar di tangannya kemudian menatap wajah Gina menjawab.

“Aku harus segera kembali latihan.” Kata Gina menyesal, dia masih pingin bercerita dengan Ega.

“Kamu pulang latihan jam berapa?” Tanya Ega.

“Sekitar jam enam.” Jawab Gina.

“Aku jemput yah?” Tanya Ega penuh harap.

“Iya, dengan senang hati.” Jawab Gina.

Ega mengantar Gina kembali ke tempat latihan kemudian dia pulang. Sebelum masuk kembali ke dalam mobil, Ega memberikan kecupan mesrah di pipi Gina.

“Gina dari mana saja kamu? Tahu nggak kamu terlambat berapa menit? Apa ini caramu menjadi seorang atlit? Tidak disiplin!” Bentak pelatihnya.

“Maaf!” Hanya itu kata yang bisa keluar dari mulut Gina.

“Maaf! Maaf! Maaf! Tahu nggak kamu ini akan membawah nama Indonesia? Tapi kalau caramu seperti ini? Gimana kamu akan berhasil?” Bentak pelatih lagi.

“Aku janji tidak akan mengulanginya lagi.” Pintah Gina.

“Ohh yah?!” Sindir pelatih dengan kasar dan sombong. “Tapi kalau kamu terlambat-terlambat terus lebih baik kamu mengundurkan diri saja daripada aku nantinya yang sibuk ngurusin kamu terus, ini baru awal loh.” Lanjut pelatih yang masih marah-marah.

“Eeeemmmm!” Gina tidak dapat berkata apa-apa lagi, dia hanya berusaha menahan diri walaupun dalam hatinya sakit. Dia terdiam menatap sang pelatih yang marah-marah,hampir saja air matanya jatuh.

“Gina, ayo latihan lagi, jangan mengundang kemarahanku lagi!” Sang pelatih masih marah-marah.

“Baik!” Gina melangkah ke lapangan, dan mengambil peralatan latihannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!