YOU & ME IN NOVEMBER

...Tidakkah Livia menyadari tindakan Rido selama ini memperlakukan dirinya?...

... Seharusnya Livia pernah heran dengan hal ini tapi ia tidak memikirkan hal-hal yang lebih jauh lagi karena ia merasa hanya berteman untuk sehari-hari....

...Livia juga tidak ingin memutuskan hubungan begitu saja karena ia satu-satunya teman yang ada di banding dengan puluhan teman di kelasnya....

... Jadi tidak masalah jika Rido mengiriminya pesan terus-menerus asalkan tidak melakukan sesuatu yang aneh atau mencurigakan....

... Bahkan lelaki itu sudah memperkenalkan Livia dengan saudara dan sepupu Rido yang sebaya untuk bermain bersama di sekolah....

...Bisa untuk berbicara di sekolah dan bisa juga untuk bermain game online bersama....

... Itu juga sudah cukup bagi Livia karena mereka sudah mau menemani dirinya yang kesepian ini....

... Terkadang Livia tahu bahwa kesepian itu hal yang sangat biasa terjadi dan tidak mengganggu atau merugikan tapi ia juga sangat ingin punya teman untuk kesehariannya....

...Livia pun pernah bertanya pada dirinya apakah dirinya yang seperti itu terlalu lebay dengan kondisi seperti ini dan jelas ia sadar bahwa mungkin sedikit lebay hanya karena kesepian tetapi ia tidak bisa juga tanpa ada teman....

...Jadi rasanya baik-baik saja dan tidak masalah meski Rido yang seorang laki-laki tetapi berhubungan dengannya setiap hari....

... Lalu gadis itu setelah bermain ponsel beberapa saat ia pun meletakkan ponselnya di meja dan mulai memejam matanya di kasur lalu tertidur....

...Setelah tidur untuk 1 jam lebih dengan nyenyak, Livia sudah bangun dengan emosi yang lebih stabil dan badan yang segar....

... Ia pun sudah dapat berpikir lebih jernih mengenai keadaannya di sekolah. ...

...Gadis itu mengerti sebenarnya duduk dengan Daris itu tidak buruk dan tingkahnya sangat baik di banding teman laki-laki lain yang sudah tidak mau belajar dan tidak mau diatur....

...Seharusnya ia bersyukur karena yang duduk sebangku dengannya adalah lelaki cuek, diam dan tidak banyak tingkah. ...

...Apalagi nilai tambahnya dia itu nurut saja saat pelajaran berlangsung....

...Bukankah lelaki seperti itu manis dan juga langka? Ia juga harus bersyukur karena dirinya tidak di tempatkan dengan perempuan yang hanya manis di mulut tetapi ia hanya memanfaatkan Livia saja bahkan bisa nusuk dari belakang....

...Lalu Livia melamun untuk sementara mengenai sifat Daris dan mengerti bahwa lelaki itu sudah cukup baik dengannya dan anggap saja masalah itu selesai. ...

...Kemudian gadis itu melakukan aktivitasnya tiap sore dan belajar maupun mengerjakan tugas tiap malam....

...Pada saat sore menjelang malam, Livia ada merasa sedikit tidak enak badan. Sepertinya maag nya tidak enak dan cenderung tidak selera makan....

... Tetapi gadis itu membiarkan penyakit maag nya dan mengabaikan saja sebab ia akan sembuh kembali beberapa hari kemudian karena ia sering terjadi kondisi seperti ini....

...Keesokan paginya setelah Livia sudah beres-beres dan mandi, mamanya datang menghampiri Livia dengan wajah sedikit sedih....

“Nak ... hari ini mama ga sempat masakin sarapan. Gimana kalau beli di luar saja? Gapapa kan Nak?” ujar Mama.

“Oh iya, gapapa Ma,” ujar Livia.

...Kemudian Livia berpamitan dengan mamanya dan berangkat ke sekolah....

...Di tengah perjalanan menuju sekolah, gadis itu sedang memikirkan makanan apa yang akan di belinya pagi ini. ...

...Lalu terlintas di pikirannya untuk membeli nasi lemak Mboh Je di belakang sekolah....

...Waktu masih ada 15 menit sebelum bel masuk sekolah, Livia datang di warung itu sambil melihat-lihat sayur dan lauk apa yang ada untuk hari ini. ...

...Ketika Livia baru saja selesai memesan untuk makan di sana, suara yang sudah sangat familiar mengagetkannya lagi....

...“TIT.” suara klakson di belakangnya yang terdengar jelek dan menyebalkan itu sudah pasti bukan siapa-siapa lagi. ...

...Lalu Livia menoleh dengan sinis melihat sesosok yang sudah duduk sebangku dengannya hampir seminggu lamanya....

...Gadis itu tidak berkata apa-apa tetapi tatapannya sangat galak. ...

...Tetapi Daris tidak memerhatikan gadis pendek itu. Langsung saja lelaki itu berkata,...

“Mbak seperti biasa, satu.”

...Lalu Daris pergi memarkirkan motornya terlebih dahulu yang tidak jauh dari warung tersebut....

...Livia hanya berdiri melihat Mbak yang di warung itu sedang menghidangkan makanan. Gadis itu akan berdiri terus hingga sampai giliran makanannya yang di sajikan baru pergi duduk makan....

... Tidak lama kemudian, Livia heran dengan Mbak ini yang dari tadi sudah tidak ada yang mengantri untuk beli tetapi ia sibuk membungkus satu makanan yang bukan pesanan dari Livia....

...Gadis itu heran padahal hanya tinggal dirinya saja yang mengantri berdiri tetapi ia tidak tahu makanan siapa yang sedang Mbak itu bungkus. ...

...Lalu saat gadis itu berdiri dan menunggu sembari melamun, ia melihat lantainya ada sesosok bayangan tinggi yang baru datang....

...Kemudian ia menoleh dan melihat ternyata itu si gunung es. ...

...Tak disangka saat Daris baru saja menginjakkan kakinya di warung itu tanpa mengeluarkan satu kata, pesanannya telah siap dan tinggal bayar di banding gadis itu yang telah membayar dan menunggu tetapi pesanannya belum siap juga....

...Livia tiba-tiba marah lagi dengan Daris dan lelaki itu tahu dari sorot mata gadis itu yang tidak bisa di bohong. ...

...Tapi lelaki itu tidak tahu ada masalah apa dengan gadis itu lalu setelah membayar makanan ia langsung pergi. ...

...Sampai saat itu juga pesanan Livia baru di buat oleh Mbak itu dan duduk makan di warung tersebut dengan kesal....

...Saat Livia sudah selesai makan dan pergi ke sekolah, ia tampak berjalan seperti biasa di lapangan sekolah untuk menuju sebuah tangga agar sampai ke kelasnya yang berada di lantai 2. ...

...Tapi saat tengah berjalan di lapangan, perut ia sakit kembali....

...Tidak tahu apakah pengaruh karena makanan dari warung tersebut atau ada faktor lainnya. Tetapi sakit seperti ini tidak tahu seperti mau ke toilet atau bukan....

... Lalu ia berjalan sambil bungkuk dan menahan sakit di perutnya....

...Tiba di les pertama pembelajaran, wali kelasnya hari ini mengajar di kelas Livia. ...

...Saat pembelajaran berlangsung, gurunya tiba-tiba bertanya kepada Livia mengenai kondisi tempat duduknya disana dan didengar dan dilihat oleh seluruh teman kelasnya....

“Bagaimana Livia disana? Ibu tulisnya jelaskan di papan? Aman kan?” ujar guru tersebut.

...Karena Livia yang cenderung sakit perut bahkan duduk sekalipun, maka ia hanya dapat mengangguk dengan pelan saja menandakan bahwa semuanya baik-baik saja....

...Padahal jika hari ini ia sangat sehat, mungkin ini adalah kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. ...

...Tampaknya kesempatan Livia untuk terakhir kalinya sudah habis. Berhubung gurunya yang sudah mengajukan sendiri tapi tampaknya tidak masalah....