NovelToon NovelToon
Pembalasan Danastri

Pembalasan Danastri

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Pengganti / Mengubah Takdir / kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:68.7k
Nilai: 5
Nama Author: Serigala Kecil

Setelah dijemput dari desa dan dinikahi, pada akhirnya nasib buruk tetap menimpa Danastri. Faktanya, ia dijemput dan dinikahi hanya untuk dijadikan sebagai rahim pinjaman bagi istri Sanungga.

Setelah Sanungga dan istri pertamanya mendapat dua anak kembar dengan proses fertilisasi in-vitro pada Danastri. Danastri diperlakukan baik kemudian diajak berlibur oleh Sanungga yang memberikan malapetaka lain bagi Danastri. Danastri akhirnya didorong jatuh dari tebing sampai nyawanya terenggut.

Tapi ternyata, Danastri terlahir kembali dan berhasil melarikan diri sebelum proses infiltrasi dimulai, yang mengejutkan adalah ia tetap hamil anak kembar!

"Jadi, apakah si kembar dikehidupan sebelumnya benar-benar anakku?!" Gumamnya tidak percaya.

Disamping itu, pembalasan dendam dari Danastri, tetap berjalan sedikit demi sedikit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serigala Kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bisa Beladiri

*

*

Danastri menatap dua orang di depannya dengan serius, sedangkan dua orang di depannya saling menatap dengan ragu.

"Tenang saja, semuanya ditanggung olehku. Tapi harga dimsum dariku 150 rupiah per buah. Aku menjualnya di alun-alun dengan harga 200 rupiah. Kalian bisa menjualnya dengan harga yang sama, tapi kalian juga bisa menjualnya dengan harga yang lebih, misal 250 per buah. Karena di ibukota harga satu dimsum seharga 400 rupiah." Ucap Danastri seraya tersenyum.

"Anu, nona, bukankah harganya hanya 100 rupiah di warung ini?" Tanya Agit bingung, ia agak semakin ragu juga.

"Memang, tapi ukurannya lebih kecil. Dimsum yang dijual di alun-alun lebih besar." Balas Danastri. Untungnya, ibunya membuatnya lebih besar untuk keamanan. Ia ingin dirinya berjaga-jaga, kemudian hal ini terjadi, jadi dirinya aman. Ia harus berterimakasih pada ibunya nanti.

Keduanya masih diam, merasa ragu dan tertekan dalam satu waktu, terlihat jelas di kedua wajahnya.

Danastri tersenyum dan menghela nafas pelan. "Oke, begini saja. Kalian berdua awalnya ingin menjadi reseller bisnis kami, maka lakukanlah. Tapi dengan syarat jangan tambahkan merk dagang apapun di dimsum kami yang kalian jual. Cukup jual tanpa merk. Kemudian jika kalian merasa berat karena tidak ada merk dagang, maka kakian bisa memikirkan perkataanku sebelumnya tentang franchise bisnis." Ucap Danastri seraya tersenyum.

Kemudian terlihat raut kedua orang di depannya berubah lega. Tujuan awal keduanya memang begini. Jadi tidak ada hal lain yang ingin keduanya lakukan. Lagipula keduanya berencana menjualnya di taman bermain sisi utara kota, selain itu masih ada pasar malam jika taman bermain sepi.

"Ya, terimakasih nona. Tapi, begini, karena kami membeli banyak, bisakah kami mendapat potongan harga?" Tanya Agit lagi, penuh harap dengan raut ragunya. Pasalnya, harganya sudah sangat murah, meski tidak yakin ia juga ingin tetap mencoba. Siapa tahu memang dapat potongan harga.

"Berapa banyak? Aku potong 500 rupiah per pembelian 200 buah. Bukannya tidak mau memberi potongan besar, tapi keuntungan yang diambil kami juga tidak banyak. Kalian mungkin sudah mencoba dimsumnya kan? Isinya full daging, belum cup dan bumbunya." Ucap Danastri menjelaskan.

"Begini juga sangat bagus, nona! Kami beli 400 buah langsung untuk penjualan besok. Apakah bisa disediakan?" Tanya Agit antusias. Untung dia mencoba menanyakannya. Jika tidak, mungkin kesempatan tersebut akan membuatnya kehilangan keuntungan, meski sedikit.

"Oke, datang dan ambil di pagi hari." Ucap Danastri seraya menganggukkan kepalanya.

Kemudian Ayah Danastri angkat bicara tentang perjanjian. Dan uang muka pembuatan dimsum nya. Bagaimanapun 400 buah bukan jumlah yang sedikit, ia hanya membantu putrinya berjaga-jaga.

Danastri tersenyum dan merasa hangat melihat Ayahnya yang sigap menanggapi dan mengambil alih transaksi perihal perjanjiannya. Untuk uang, ayahnya tidak mau memegangnya sama sekali, alhasil tetap Danastri yang mengambilnya.

"Nduk, bagaimana hari ini? Ada masalah tidak?" Tanya Ayahnya seraya membereskan barang bawaan Danastri, yang berupa kontrak kerjasama dan akuisisi hotel Heavenly. "Apa ini?" Lanjutnya bertanya, merasa heran ketika melihatnya.

Danastri tersenyum kecil. "Kontrak pembelian hotel yang hampir bangkrut pak, Tri membelinya untuk dioperasikan kembali." Balasnya.

Ayahnya jelas terkejut. "Uang darimana toh, nduk?" Tanya ayahnya khawatir.

"Pak, bukankah Tri pernah memberitahu bapak dan ibu tentang investasi saham? Kemarin Tri sekalian mencairkan hasil investasi ini. Sekitar 300 juta, kemudian Tri belikan hotel heavenly ini. Sebagai uang muka 200 juta, dan 100 juta sisanya Tri investasikan lagi." Jelas Danastri seraya tersenyum. Menatap wajah ayahnya yang tidak percaya dengan pendengarannya.

"Nduk, hotel ini mau bangkrut kenapa dibeli? Sayang uangmu kalau begitu." Ucap Ayahnya kemudian, lebih realistis menanggapi, meski masih terkejut dan tidak percaya.

"Tri dapat informasi, jika di depan hotel akan dibangun taman wisata milik negara. Kalau begitu, hotel ini bukannya tidak akan laku, bukan begitu pak? Meski masih beberapa bulan lagi, tidak apa-apa, jadi Tri bisa memaksimalkan performa dan fasilitas hotelnya." Ucap Danastri seraya tersenyum. "Hanya saja, Tri kekurangan orang. Terutama orang yang bisa beladiri. Karena dengan memasuki bidang ini, Tri tidak yakin dengan keamanan sendiri." Lanjutnya sedikit cemas.

"Beladiri? Nduk, kau mungkin tidak tahu, tapi bapak dulu ahlinya berantem, juara di desa dan kota sebelum menikah dengan ibu! Sudah, belajar sama bapak saja. Juga, biarkan bapak yang menjagamu!" Ucap ibunya yang tiba-tiba masuk dan mulai mengatakan hal-hal tentang ayahnya.

Danastri dan Ayahnya terkejut. Tapi Ayahnya kemudian batuk-batuk kecil menghilangkan kecanggungan yang menyelimutinya. Danastri tahu ayahnya kuat, tapi dia terlalu pendiam ketika berhadapan dengannya, selalu menuruti keinginannya meski diam-diam juga tegas padanya.

Mendengar kenyataan ini, Danastri tidak percaya dengan pendengarannya sama sekali. "Yang benar, bu?" Tanyanya.

"Benar, tanya saja bapakmu itu loh. Masa iya ibu bohong? Buat apa toh, nduk?" Ucap ibunya seraya tertawa geli, apalagi ketika melihat suaminya yang menatapnya tajam.

"Benar, pak?" Tanya Danastri beralih.

"Anu, bapak sudah lama tidak berlatih. Bapak rasa kemampuan bapak sudah banyak menurun. Bagaimana jika bapak hubungi teman-teman bapak saja? Bapak tidak terlalu yakin jika harus mengajarimu." Ucap Ayahnya dengan helaan nafas.

"Bapak banyak teman? Kalau begitu ayo hubungi, Tri juga butuh banyak orang. Bukankah hotel juga butuh keamanan yang gesit? Selain itu, bukan hanya hotel, ke depannya aku juga ingin mengembangkan bisnis lain seperti franchise, real estate dan lain-lain. Butuh banyak orang cekatan dan kuat disini." Jelas Danastri dengan sangat semangat. Membuat ayahnya pasrah mendengar ocehan anaknya, sedangkan ibunya tertawa pelan menertawai suaminya yang terlihat sedikit tertekan meski ia senang dengan cerita riang anaknya.

"Bapak ingat-ingat dulu alamat rumahnya, nanti kita kirim surat saja pada mereka. Sekarang, simpan ini semua dulu. Ayo buat adonan dimsum untuk besok, baik untuk pesanan maupun untuk dijual sendiri." Ucap Ayahnya, seraya menyodorkan dua dokumen ke tangan Danastri.

"Ya! Tapi Tri lapar, ada makanan tidak, bu? Biarkan Tri makan dulu sebelum bekerja, haha!" Ucap Danastri seraya tertawa. Merangkul sang adik yang selalu banyak diam, dengan sesekali menjahilinya. Sampai akhirnya ia menangis karena Danastri mengganggunya terus. Yang kemudian Danastri dimarahi oleh ibunya karena adiknya berisik kalau menangis, susah berhentinya.

Danastri mengalah, yang kemudian memasuki kamarnya sendiri dan menyimpan dokumen. Kemudian ke dapur untuk makan.

Meski tidak berhasil merekrut pegawai kali ini, Danastri sangat yakin, ke depannya akan banyak orang yang ingin menjadi pegawai dan orang-orangnya. Jangankan reseller, franchise sudah pasti akan naik dan berjalan lancar dalam perjalanan menuju ke atas. Bagaimanapun, kepercayaan diri dan tekad kuat menjadi pemicunya.

*

*

1
Helen Nirawan
hajar aja tuh , oon ny over dosis , ampun d , sekolah ngapain aj ,
Helen Nirawan
amit2 brani ny ama cewe lu ( sanungga), mending jd banci centong aj sono , malu2 in isshh
Helen Nirawan
sanungga gila gk tau diri , mau lu apa seh , bini lu gk bs hamil , org laen yg jd sasaran , otak lu konslet , sakit jiwa lu , sono berobat , biar otak lu waras dikit , preett
Helen Nirawan
cowo apaan begitu , isshh ,...anak ny mau , emak ny gk mau , enak amat lu , pergi lu sono jauh2 ,
_cloetfnny
AYOO UP LAGII
_cloetfnny
*yang
Ayu Dani
wow awal yang bagus
Jue
Semoga perkahwinan Gardana dan Danastri berkekalan hingga ke akhir hayat .
Aya Hadad
Alur ceritanye gak ribet makin menarik & bikin penasaran🤗👍👍😱😱😉 lanjut lg dong double upnye Kak selalu ditungguuu.....................👌👌😘🙏🙏 semangaaat 💪💪
Lina Sofi
akhirnya up jg thor
Krislin Meeilin
up lagi ceritanya Klau boleh doubel up setiap hari 🥰🥰🥰🥰
RJ 💜🐑
yah hanya dua bab 😢😬🙏🏻❤
RJ 💜🐑
akhirnya kamu update thor 😁😁🤗🤗🤗❤❤❤👍🏻
Ira Sulastri
Seneng banget akhirnya ada kelanjutannya cerita, selamat berbahagia Danastri. Tp jangan lupa nanti setelah melahirkan harus ijab qobul ulang🤭

Di lanjut kak author, semangat selalu ya 👍👍
Yuli Purwati
cie cie cie.....gardana si calon bapak......😁😁
Yuli Purwati
pasangan yang ntahlah ini nanti bagaimana😁😁😁aku tungguin saling bucinnya kalian berdua ya🤩🤩🤩
nacho
😁😁😁😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
Yani Suryani
10 juta mungkin ah
HermaHerma Erma
LM nungu2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!