Only You

Jika Riana dan Satria bekerjasama untuk mendapatkan kembali cinta mereka, berbeda dengan Kevin yang tengah frustasi karena Flora masih mendiamkannya.

Seperti sekarang, mereka tengah dalam perjalanan pulang dan Flora hanya diam saja sambil memalingkan wajahnya kearah jendela mobil.

Kevin menatap Flora dan menghela nafas panjang karena Flora enggan bicara dengannya. Bahkan saat ia ingin mengajak wanita itu makan malam di restoran pun, Flora hanya menggelengkan kepala. Dan saat mereka sampai di rumah, Flora keluar dari mobil lebih dulu tanpa mau menunggu Kevin yang masih berbicara dengan Alan.

"Jika Satria menghubungi lagi untuk membahas kerjasama kita, katakan saja aku sibuk dan belum bisa bertemu," ucap Kevin

"Baik tuan," sahut Alan. Dia menatap Kevin yang berlari masuk ke dalam rumah. Dalam hati ia tertawa karena baru kali ini ia melihat tuannya bersikap seperti itu.

"Selamat berjuang, tuan," gumam Alan. Dia masuk ke dalam mobil dan pulang. Hari ini dia sangat lelah karena lagi-lagi harus menghandle perusahaan karena Kevin tengah frustasi didiamkan oleh istrinya.

Dan memang benar, Kevin benar-benar kebingungan bagaimana caranya membujuk Flora. Ini pertama kalinya ia begitu takut dan merasa bersalah terhadap seorang wanita. Dia mendekati Flora dan memeluknya dari belakang. Namun lagi-lagi wanita itu hanya diam, mengacuhkannya.

"Sayang kau masih marah? Aku kan sudah minta maaf. Aku benar-benar tidak tahu kalau Satria akan mengajak wanita itu. Lagipula aku juga belum memutuskan untuk memilihnya sebagai model iklan produk kami nantinya. Jika kau tidak mau, aku akan menghubungi Satria sekarang juga dan menolaknya," ujar Kevin

"Tidak perlu. Aku sudah bilang jika aku tidak akan mencampuradukkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Mungkin kau tidak akan tergoda dengannya, tapi dia pasti akan menggunakan berbagai cara untuk menarik perhatian mu. Dan tidak menutup kemungkinan kau akan memperhatikannya karena bagaimanapun juga dia adalah cinta pertama mu." Flora melepaskan pelukan Kevin dan masuk ke kamar mandi untuk menyiapkan air mandi untuk Kevin.

Ya, walaupun dia marah, namun ia tetap melakukan kewajibannya.

Kevin menghela nafas. Dia duduk di tepi tempat tidur dan merenungkan nasibnya. Dia tidak mau nanti malam tidak mendapatkan jatahnya karena itu sudah menjadi rutinitasnya saat mereka tidur. Tapi jika Flora masih marah, maka dia akan kehilangan jatah malamnya.

"Aku harus bagaimana?" Kevin terlihat frustasi. Memang apa yang Flora katakan ada benarnya. Dari awal dia tahu jika Riana mempunyai niat untuk kembali padanya. Tapi hatinya benar-benar sudah tertutup untuk wanita itu dan hanya ada Flora, wanita yang ia cintai.

"Sepertinya aku meminta bantuan ahlinya." Kevin merogoh ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Halo,"

...****************...

"Mommy senang sekali kita bisa berkumpul seperti sekarang. Rasanya, ini pertama kalinya kita bisa makan malam bersama setelah kalian menikah, iya kan?" ujar Celine. Saat ini mereka tengah berkumpul di kediaman keluarga Dirgantara untuk makan malam bersama.

Sebenarnya Kevin menghubungi Nicholas dan meminta trik agar Flora mau memaafkannya. Jika Celine akan meminta Flora untuk bersikap agresif, maka Nicholas meminta keduanya untuk datang ke rumah karena dengan begitu, Flora tidak akan berani mendiamkan Kevin.

Mungkin jika Kevin dan Flora saling mencintai, Nicholas akan mengajar trik jitu agar wanita memohon ampun. Tapi percuma ia mengajarkannya karena ia tahu hubungan Kevin dan Flora seperti apa.

"Iya benar. Kalian harus sering-sering datang kemari untuk menjenguk nenek dan kakek," timpal Andara. "O iya, apa sudah ada tanda-tanda?" tanya Andara

"Ta-tanda-tanda apa maksud nenek?" tanya Flora

"Itu, tanda-tanda penerus keluarga Dirgantara. Kalian tahu jika nenek dan kakek sudah tua. Sewaktu-waktu bisa pergi kapan saja. Tapi rasanya kami tidak rela jika belum menimang cicit kami," ujar Andara yang langsung mendapat peringatan keras dari Nicholas.

"Jangan bicara yang aneh-aneh mom. Kalian akan berumur panjang walaupun cicit kalian sudah lahir sekalipun. Lagipula, masih ada Marvel. Memangnya kalian tidak ingin melihatnya menikah?" ujar Nicholas

"Tidak ada yang tahu umur seseorang Nick. Jika mommy bisa memilih, mommy juga ingin melihat Marvel menikah. Tapi kita semua tahu, anak itu masih kuliah. Bahkan pacar saja anak itu tidak punya," gerutu Andara

Nicholas hanya bisa menghela nafas. Dia tidak lagi merespon ucapan ibunya. Ia tahu, ibunya berkata seperti itu karena berharap Kevin segera mempunyai anak dengan Flora. Namun sayangnya mereka tidak tahu jika Kevin dan Flora sudah membuat perjanjian. Ya, walaupun ia dan Celine tahu jika hubungan keduanya sudah ada kemajuan. Tapi tetap saja jika perjanjian itu masih ada, maka sewaktu-waktu mereka bisa berpisah.

Sementara Flora merasa bersalah dengan Andara karena belum bisa memenuhi keinginan wanita tua itu. Tapi mau bagaimana lagi, mereka masih dalam masa percobaan. Hatinya memang sudah mulai menerima Kevin. Namun keberadaan Riana membuatnya kembali takut.

"Ya sudah kalau begitu. Kalian tinggal mencobanya terus setiap malam. Nanti juga membuahkan hasil," timpal Hendra

"Uhuk ... Uhuk ... Uhuk." Flora tersedak mendengar ucapan Hendra yang frontal.

"Kau baik-baik saja kan?" Kevin memberikan minuman pada Flora dan menepuk pelan punggungnya.

"Aku tidak apa-apa. Terima kasih," sahut Flora

"Makan pelan-pelan," ujar Kevin yang dijawab anggukan pelan oleh Flora. Dia beralih menatap Hendra dan berkata, "kakek tenang saja, kami akan mengikuti saran kakek. Kalau perlu malam ini juga kami akan mencetak Dirgantara junior." ucapan Kevin itu langsung mendapat pelototan dari Flora. Namun Kevin seolah acuh dan melanjutkan makannya.

"Kalau begitu, malam ini menginap lah di sini. Semenjak menikah, kalian juga belum pernah menginap bukan," ucap Andara

"Baik nek. Kami akan menginap," sahut Kevin

Setelah selesai makan malam, Flora membantu membereskan meja makan. Sementara Kevin dan para pria berada di ruang keluarga. Mereka membicarakan tentang bisnis. Namun sebelum itu, Kevin membisikkan sesuatu pada pelayan di sana.

Entah apa yang Kevin rencanakan. Tapi yang jelas, hal itu demi kesejahteraan jatahnya malam ini.

Setelah selesai membantu membereskan meja makan, Flora, Celine dan Andara ikut berkumpul ruang keluarga. Mereka saling bersenda gurau bersama.

Celine dan Andara merasa senang karena mereka bisa berkumpul seperti sekarang dan melihat Kevin bisa tertawa lepas. Mereka sangat bersyukur dan semua karena Flora. Itu sebabnya Celine tidak akan membiarkan hal buruk terjadi pada hubungan putra dan menantunya. Dia tidak ingin apa yang ia alami di masa lalu terjadi pula pada menantunya. Jika dulu ia sangat lemah tanpa bisa melakukan perlawanan, tapi kini dia akan membuat menantunya tidak mudah di tindas. Apalagi oleh para pelakor di luaran sana.

Dengan mengandalkan nama besar Dirgantara, siapa yang akan berani melawan Flora. Itulah yang ia ajarkan pada Flora.

"Sudah malam, sebaiknya kalian tidur. Bukankah kalian ingin mencetak generasi penerus Dirgantara," goda Celine

"Mo-mom," rengek Flora

Celine terkekeh. "Tidurlah sayang. Nanti mommy pinjami baju tidur mommy. Kau tidak mungkin memakai baju itu untuk tidur, kan," ujar Celine

"Tidak perlu mom. Nanti Flora bisa memakai bajuku." Kevin meraih tangan Flora dan mengajaknya ke kamar. Malam ini dia bisa menikmati pemandangan indah seperti saat di kantor dan dia akan mencari kesempatan untuk mendapatkan keuntungan.