Arga yang mendapati kekasihnya berselingkuh, akhirnya menerima perjodohan tanpa tahu siapa wanita yang dijodohkan dengannya.
Zia yang mendengar keinginan mendiang ibunya pun menerima perjodohan yang disampaikan oleh ayahnya.
Janji perjodohan yang direncanakan orang tua Arga dan Zia membuat mereka bertemu kembali. Dulu mereka bagaikan musuh, Zia yang dulu menjadi anggota osis harus siap menghadang anak-anak yang terlambat, Arga yang hobi terlambat harus berurusan dengan Zia. Tapi ternyata, dalam hati mereka menyimpan cinta. Dijadikan satu dalam ikatan pernikahan, akankah mereka saling mengungkapkan cinta lama?
Belum revisi ya🤭
update setiap hari.
ig: myafa16
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Zia bertemu dave
Matahari bersinar melewati celah-celah jendela kamar, menembus tirai tipis di kamarnya. Zia membuka matanya perlahan merasakan silau sinar matahari yang memasuki kamarnya. Membangunkanya dari mimpi indah.
Hari ini adalah hari pernikahan Zia. Semua akan di mulai hari ini, entah apa yang akan terjadi esok hari. Pernikahan tanpa cinta, atau lebih tepatnya tanpa cinta Arga, karena Zia mencintai Arga dalam hatinya.
Zia beranjak dari tempat tidur menujuk kamar mandi. Menguyur tubuhnya di bawah shower, menikmati air yang mengalir, dan menyegarkan tubuhnya.
Setelah bersiap-siap Zia menunggu orang yang akan menjemputnya. Tadi Bunda Marya sudah memberi kabar, kalau akan ada yang jemput untuk mengantarnya menuju hotel tempat pernikahan.
Ting..tong... Suara bel apartemen Zia berbunyi.
"Itu pasti orang yang akan menjemputku," gumam Zia seraya melangkah menuju pintu. Zia langsung membuka pintu apartemennya.
"Pagi Zia," sapa Dave saat Zia membuka pintu. Seketika Dave terpesona dengan kecantikan Zia. "Beruntung sekali si manusia es macam Arga dapat Zia, Zia seperti bidadari," batin Dave.
Zia juga tidak kalah kaget, karena yang menjemput adalah teman SMA nya, dan lebih tepatnya teman dekat Arga waktu sekolah. Waktu Bunda Marya mengabari kalau akan ada yang menjemput. Zia tidak menyangka Dave lah orangnya.
"Pagi juga Dave, emm...kamu yang jemput?" Tanya Zia takut-takut mengetahui Dave yang menjemputnya.
"Oh ya, tadi Bunda yang suruh jemput, nanti Arga, bunda dan ayah langsung ke hotel," jelas Dave pada Zia. Dave sudah biasa memanggil orang tua Arga ayah dan bunda, karena mereka sudah menggangap Dave anak mereka juga.
"Apa kamu sudah siap zi?" Tanya Dave.
"Emm...sebentar aku ambil beberapa barang, bisa kah kamu menunggu sebentar?, masuklah tunggu disitu." Zia menunjuk sofa di dalam apartemen dan meminta Dave untuk menunggu.
Dave pun melangkah masuk ke dalam apartemen Zia. "Baiklah aku akan menunggu disini." Dave pun duduk menunggu Zia memgambil barang-barangnya. Dave menunggu sambil memperhatikan apartemen Zia yang rapi.
Zia langsung masuk ke dalam kamar untuk mengambil gaun pernikahannya yang di gantungnya, dan beberapa baju. Zia tidak tahu akan tinggal di mana nanti, karena Arga tidak membahasnya. Jadi dia memilih membawa beberapa baju untuk berjaga-jaga.
Setelah selesai Zia keluar dari kamar dengan sedikit kesusahan membawa gaun panjangnya.
"Butuh bantuan zi?" tawar Dave saat melihat Zia kesusahan membawa barang-barangnya.
Zia terseyum memperlihatkan giginya. "Apa kamu tidak keberatan?" Tanyanya Zia seraya menyerahkan sebagian barang-barangnya.
"Ya Tuhan,.kenapa ada bidadari tersenyum seperti itu," batin Dave terpesona oleh kecantikan Zia. Tapi Dave langsung menyadarkan dirinya yang terus memperhatikan Zia. "Tentu saja tidak, kamu calon pengantin jangan terlalu lelah membawa barang-barang ini. Siapkan tenagamu untuk nanti malam, aku tidak mau disalahkan karna membuatmu lelah," ucap Dave seraya mengoda.
Seketika zia merona menahan malu mendengar kata-kata Dave.
"Apa apaan dave ini, emang mau ngapain aku malam nanti," batin Zia.
Akhirnya Dave membantu Zia membawa barang-baranganya. Mereka berangkat menuju hotel dengan menaiki mobil Dave yang sudah terparkir di parkiran apartemen Zia. Zia memilih duduk di kursi depan, karna di kursi belakang sudah penuh dengan barang-barang yang Zia bawa.
"Wah aku tidak menyangka kamu akan menikah dengan Arga." Dave mencoba memecah keheningan di dalam mobil.
"Emmm...itu..." Zia menjawab ragu-ragu.
Dave langsung tertawa saat melihat jawab ragu-ragu dari Zia. "Ya ya, aku tau karena kalian di jodohkan kan?" Tanya Dave.
"Iya," jawab Zia lirih.
"Dulu kalian bagai kucing dan anjing ,tapi sekarang kalian menikah, terlihat seperti novel-novel ya, dari benci jadi cinta." Dave mengingat kisah Arga dan Zia.
Zia menautkan kedua alisnya. Sedikit heran dengan ucapan Dave. "Siapa bilang aku benci Arga, aku hanya menjalankan tugasku sebagai angota osis." Zia menjawab sambil sedikit kesal.
Dave tertawa melihat Zia yang begitu kesal.
"Oke..oke...sudahlah yang penting kalian akan menikah sekarang," potong Dave.
"Aku tau kamu pasti berat, tapi percayalah sebenarnya Arga adalah orang yang baik, walau sedikit dingin sikapnya." Dave berbicara menatap Zia sejenak sebelum beralih pada kemudinya.
Zia mengangkat bahunya. Dia sendiri tidak bisa menyimpulkan seperti apa Arga.
"Semoga dia akan baik padaku nanti." batin Zia
banyak hati yg kecewa