Novel ini Terdapat dua cerita yang berbeda, sengaja Author gabung, karna cerita nya pendek.
1.Rumah Kos Terkutuk
Perjalanan Tono yang mencari kosan, untuk tempat tinggal nya, yang sengaja ia di pinggiran kota supaya dapat yang tarif nya murah.
namun apes nya, Tono malah di tipu oleh pakde yang ternyata jelmaan jin.
2.Pendakian Terakhir
.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 2
"Kita istirahat di sini Di " perintah Jono sambil perlahan duduk di atas papan pos yang terbuat dari kayu salam dan melepaskan bag carrier ukuran 80 liter dari punggung nya.
"Cuaca gak beres nih Jon!" Ucap Rusdi, yang ikut duduk di samping nya dan turut serta melepas bag carrier nya.
"Dingin dingin dingin dingin " gumam Ajeng
Ia berlari kecil merangsek masuk ke dalam pos sederhana itu, yang hanya beratapkan genteng bakar yang sudah banyak di tumbuhi lumut karena udara lembab. Di susul Utari ikut masuk ke dalam pos kecil itu.
"Mana Amir dan Widya?!" Tanya Jono kepada Johan yang sedang berhenti sejenak di depan pos sambil sedikit memutar badan nya kekiri dan menoleh ke belakang.
"Di belakang " dia baru menjawab nya setelah duduk di depan pos dan melepas bag carrier nya.
"Harus nya kamu yang terakhir, tugas mu kan jadi sweeper" Timpal Jono sambil duduk di papan pos dan menatap johan setengah kesal.
Pemuda berperawakan tinggi besar itu cuma diam terduduk dengan wajah kesal dan lelah.
Jono segera beranjak dari tempat duduk nya dan keluar dari pos, ia berdiri di atas jalur jalan pendakian dan menghadap ke belakang bawah. Kedua mata nya mencoba mencari-cari keberadaan Amir dan widya di balik kabut yang tebal. Samar samar dari kejauhan di balik kabut kelihatan tubuh Widya menembus kabut di susul Amir.
"Astagfirullah ! " ucap Jono kaget ketika samar-samar melihat sesuatu numpang duduk di atas bag carrier nya Amir.
"Ada apa Jon?!" Tanya Ajeng seketika mendengar celetukan istigfar nya Jono
Karena posisi nya Ajeng yang paling dekat dengan Jono, sedangkan yang lain nya berada di belakang nya.
"Ah, gak papa Jeng !" Jawab nya berbohong,
Jono melangkah ke arah nya Ajeng dengan kepala setengah tertunduk untuk menyembunyikan sorot mata nya yang kaget. Kemudian ia langsung menyendiri sejenak di belakang pos, untuk menghilangkan raut wajah nya yang panik dan khawatir, supaya teman-teman nya tidak curiga kepada nya dan menghujani pertanyaan.
Sebenarnya Jono melihat sosok perempuan muda berbadan sangat kurus, yang duduk nangkring di atas ujung tas ransel camping nya Amir dengan menghadap ke belakang. Jadi Jono hanya melihat rambut panjang nya hantu wanita itu, yang menutupi hampir ke seluruh punggung nya.
"Hah hah hah hah "
Widya langsung duduk di tanah begitu sampai di depan pos pendakian, dengan kepala setengah mendongak ke atas dan kedua tangan nya menahan beban badan nya yang condong ke belakang. Ia berusaha mengatur ritme nafas nya sambil terengah-engah, mulut nya setengah terbuka untuk membantu keluar masuk udara.
"Anak mama, sekarang tau rasanya kan perjuangan naik gunung?" Canda Utari kepada nya sambil tertawa melihat wajah teman akrab nya itu kepayahan.
Ajeng, Johan dan Rusdi ikut tertawa melihat wajah teman nya itu yang ngos-ngosan, sebab baru pertama kali ia naik gunung.
Widya pun ikut-ikutan menertawai dirinya sendiri sambil beberapa kali memejamkan mata sesaat, karena kecapean dan mendongakkan kepala nya ke langit. Sedangkan Jono masih di belakang pos mencoba menghilangkan rasa cemas nya.
"Haduh seperti nya mau hujan nih, langit mulai gelap" Ucap Amir yang baru sampai di post sambil berjalan setengah membungkuk dan tangan kanan nya memegang tongkat dari ranting pohon yang ia temukan.