Kayla datang untuk menghadiri pesta pernikahan sepupunya. Namun, pernikahan itu menjadi pernikahan mendadak baginya karena sepupunya kabur dari rumah.
Untuk menutupi rasa malu pada tamu undangan, Ibu Kayla meminta Kayla menggantikan posisi sang sepupu. Dia tak ingin nama baik keluarga besar menjadi cemoohan tamu undangan.
Kayla tidak bisa menerima pernikahan ini, tapi demi mengabulkan permintaan sang ayah yang di paksa ibunya untuk membujuk Kayla, akhirnya dia terpaksa menerima takdirnya.
Dengan terpaksa dan hati yang luka Kayla melaksanakan permintaan sang ayah, pria terhebat dihidupnya.
Perjodohan ini mengantarkan mereka pada cinta pertama yang dulu sempat dikuburnya.
lanjut baca yukk...novel ini akan update setiap hari 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Raffa menghentikan langkahnya. Dia membalikkan tubuhnya menatap sang istri.
“Ada apa?” tanya Raffa heran.
“Kau?” Kayla tak sanggup melanjutkan ucapannya.
Dia hanya melirik ke arah tangannya yang kini digenggam oleh sang suami.
Raffa tersenyum saat menyadari apa yang membuat istrinya protes.
“Aku ini suamimu, aku sah dan halal menyentuhmu. Jadi kau jangan cemas aku berbuat lebih dari ini. Aku hanya tak ingin orang-orang berpikir kalau pernikahan kita ini tidak sehat,” ujar Raffa tegas.
Kayla hanya bisa diam, lalu mengikuti langkah sang suami. Bram melihat Raffa menggandeng tangan putrinya. Dia tersenyum bahagia.
“Semoga keputusan Ayah adalah hal yang terbaik untukmu, Nak. Ayah sayang kamu, ayah akan selalu mendo’akanmu agar kebahagiaan terus menyertaimu.” Bram bermonolog di dalam hatinya.
Semua mata melihat takjub dengan perlakuan Raffa pada Kayla yang menuruni anak tangga masih dengan menunduk.
“Kalian memang pasangan yang sangat serasi,” puji Lina pada kedua mempelai.
“Terima kasih, Bi,” ujar Raffa.
“Ya udah, yuk berangkat!” ajak Wisnu.
Mereka pun melangkah keluar rumah, semua orang masuk ke dalam mobil yang sudah tersedia. Raffa masih berdiri di depan rumah.
“Raffa, ada apa?” tanya Wisnu pada mantan calon menantunya.
“Aku menunggu mobilku,” jawab Raffa.
Tak berapa lama sebuah mobil Mercedes bens berwarna silver yang sudah dihias dengan bunga dan pita layaknya mobil pengantin berhenti di depan kediaman Wisnu. Seorang pria muda dengan penampilan yang rapi keluar dari mobil itu.
Dia membukakan pintu mobil untuk majikannya. Raffa pun melangkah menuju mobil kesayangannya dan tak lupa dengan menggandeng tangan istrinya.
Rita melihat iri ke arah Kayla.
“Lihat saja, sekarang kamu senang, tapi aku yakin kau akan menderita dengan pria kaya itu,” batin Rita tak senang melihat perlakuan Raffa pada Kayla.
Mereka siap untuk berangkat menuju lokasi pesta yang akan dilaksanakan. Mobil Wisnu mengikuti laju mobil Raffa.
“Beruntung sekali kak Kayla dapat suami yang kaya dan baik,” celetuk Rayna saat berada di dalam mobil.
Bram menoleh pada putrinya.
“Kita do’akan semoga dia bahagia dengan suaminya yang sekarang,” ujar Bram sambil mengelus lembut kepala putrinya.
“Aamiin!” sorak Rayna.
Lina dan Wisnu juga ikut mengamini do’a Bram, tapi Rita hanya mengumpat di dalam hati dia tidak suka melihat Kayla bahagia yang dia inginkan hanyalah penderitaan bagi Kayla.
Sesampai di gedung lokasi pesta, keluarga Raffa sudah menunggu. Mereka telah menyiapkan resepsi pernikahan mewah untuk putra sulungnya.
Mobil Raffa berhenti di depan gedung, sang supir pun turun lalu membukakan pintu mobil untuk tuannya.
Raffa masih menggandeng tangan Kayla dengan mesra, Surya melihat penampilan menantunya yang terlihat cantik dan anggun.
“Pa, menantu kita cantik dan anggun. Semoga mereka bisa menjadi pasangan yang bahagia dunia akhirat,” ujar Arumi pada suaminya saat sang putra melangkah masuk ke dalam gedung.
“Aamiin! Semoga dia gadis terbaik yang dipilihkan Allah untuk putra kita.” Surya menimpali.
“Aamiin,” lirih Arumi.
Surya dan Arumi menyambut kedatangan Raffa dan keluarga menantunya. Setelah itu Arumi membawa Kayla menuju suitroom yang telah disediakan untuk kedua mempelai mengenakan pakaian adat minang.
Sesampai mereka di ruangan suitroom, telah menunggu dua orang MUA yang akan make over mempelai wanita menjadi bidadari.
“Sini!” salah satu MUA menarik tangan Kayla.
Mereka telah siap memakaikan Kayla dengan pakaian adat Minangkabau. Tanpa basa-basi, petugas MUA meminta Kayla membuka gamisnya.
Kayla melirik ke arah Raffa yang duduk di sofa yang teah disediakan.
“Kenapa, Nona?” tanya sang petugas MUA.
“Mhm,” gumam Kayla bingung.
“Apakah nona malu pada suami, Nona?” tanya sang petugas MUA.
Raffa melirik ke arah tiga wanita yang ada di ruangan itu saat mendengar ucapan petugas MUA. Seketika wajah Kayla berubah merah seperti tomat karena malu.
“Aku keluar sebentar,” lirih Raffa lalu dia melangkah keluar mencari angin.
Setelah kepergian Raffa, dengan leluasa petugas MUA menyulap Kayla menjadi wanita paling cantik dalam pesta ini.
Kayla dikenakan pakaian adat berupa baju kurung berwarna merah yang biasa disebut dengan pakaian anak daro, tak lupa dengan suntiang yang bertengger di kepalanya.
“Sudah?” tanya Raffa saat memasuki suitroom.
Dia terpesona melihat kecantikan dan keanggunan Kayla. Dengan pakaian yang digunakannya sedikit membentuk lekuk tubuhnya yang selama ini tertutup dengan hijab panjangnya.
Lekuk tubuh yang indah dan postur tubuh yang tidak gemuk dan juga tidak kurus membuat Raffa mengagumi keindahan ciptaan Tuhan yang kini telah sah menjadi istrinya.
“Subhanallah, cantik dan anggun!” gumam Raffa di dalam hati.
“Tuan,” panggil salah satu petugas MUA.
Raffa tersadar dari lamunannya.
“Eh, iya?” lirihnya pelan.
“Giliran Tuan memakai pakaian adatnya,” ujarnya sambil menyodorkan baju adat khusus mempelai pria.
Raffa mengambil pakaian itu lalu mengenakannya dengan dibantu oleh petugas MUA yang telah disewa untuk melayani kedua mempelai.
Tak berapa lama, Raffa pun siap dengan pakaian adatnya, mereka bagaikan seorang raja dan ratu yang akan bersanding di atas pelaminan.
“Sudah siap?” tanya Arumi yang tiba-tiba memasuki suitroom.
“Masya Allah, anak mama tampan sekali. Menantu mama juga sangat cantik,”puji Arumi terkesiap melihat penampilan putra dan menantunya.
“Mama apa-apaan, sih!” gerutu Raffa tidak suka.
“Ya udah, yuk kita naik pelaminan!” ajak Arumi.
“Eh tunggu dulu, ya! Mama panggil ibunya Kayla dulu,” ujar Arumi lalu dia bergegas keluar dari suitroom mencari besannya.
Arumi kembali memasuki suitroom dengan menggandeng tangan Rita sebagai besannya.
“Ayo, kita bawa anak-anak kita keluar!” ajak Arumi pada Rita.
Rita pun mengangguk. Mereka berdiri di samping anak mereka masing-masing. Raffa menggenggam tangan Kayla dan memintanya untuk menggandeng lengannya sebagaimana sepasang pengantin semestinya.
Mereka melangkah menuju pelaminan. Semua mata memandang takjub ke arah mereka. Ketampanan dan kecantikan kedua mempelai membuat mereka terlihat sangat serasi.
“Serasi banget, ya!”
“Surya memang hebat mencari menantu,”
“Wajah pengantin wanitanya anggun sekali,”
“mereka pasangan yang sangat serasi,”
Berbagai bisikkan terdengar mengiringi langkah Kayla dan Raffa menuju pelaminan. Para tamu sudah mulai banyak yang datang, mereka menikmati hidangan yang telah tersedia serta alunan music yang dilantunkan oleh grup gambus terkenal di kota Padang.
Raffa dan Kayla duduk berdampingan di atas pelaminan, orang tua Raffa dan orang tua Kayla juga ikut duduk di atas pelaminan yang telah tersedia mendampingi kedua mempelai.
Dua jam mereka bersanding di pelaminan, terdengar suara azan pertanda waktu dzuhur masuk. Raffa dan Kayla meminta istirahat sejenak untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
“Kita shalat dzuhur dulu,” ajak Raffa pada Kayla.
Kayla mengangguk mengiyakan ucapan Raffa. Mereka berdiri dan melangkah kembali menuju suitroom saat Kayla baru saja melangkah beberapa langkah. Dia terjatuh dan tak sadarkan diri.
“Kayla!”teriak Raffa panik.
Bersambung . . .
.
.
.
.
Hai readers, terima kasih sudah membaca karya Author🙏🙏🙏
Tetaplah dukung Author dengan meninggalkan jejak berupa . . .
- Like
- Komentar
- Hadiah
dan
-Vote
Terima kasih atas dukungannya 🙏🙏🙏