Dimalam pengantin yang seharusnya sakral ternyata menjadi mimpi buruk bagi Luna dimana ia melakukan ritual olahraga pertamanya dengan adik iparnya yang bernama Damian.
Suami Luna yang bernama Sebastian langsung menjatuhkan talak kepada Luna.
Orang tua Luna sangat murka dan ia meminta Damian untuk menikah dengan Luna.
Luna berjanji akan membalas dendam kepada Damian yang sudah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Jam menunjukkan pukul lima pagi dan Luna membuka matanya.
Ia lekas ke kamar mandi dan setelah itu ia pergi ke dapur untuk membantu Mama.
Sejak kejadian tiga tahun yang lalu, Papa mengajak Mama dan Luna untuk pindah ke kota Y.
Papa tidak mau jika Luna mengalami trauma karena kejadian itu.
Luna menuju ke dapur dan segera membuat nasi goreng untuk sarapan.
"Siapa lelaki yang menyelamatkan aku? Apakah Mas Damian?" gumam Luna sambil mengupas bawang putih.
Ia masih penasaran dengan lelaki yang sudah menyelamatkan dirinya.
Tak berselang lama Mama keluar dari kamar dan melihat Luna yang sedang melamun.
"Sedang melamun apa?" tanya Mama.
"T-tidak ada Ma." jawab Luna.
Mereka berdua segera memasak nasi goreng dan telur dadar.
Setelah selesai memasak, Luna menyiapkannya di atas meja makan.
"Mama panggil Papa kamu dulu."
Luna menganggukkan kepalanya dan disaat akan mengambil gelas. Ia langsung terkejut ketika mendengar teriakan Mama.
"Luna!"
Luna langsung berlari menuju ke kamar dan ia melihat Papa yang sedang pingsan.
Segera ia melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit.
Luna melihat Mama yang sedang menangis sesenggukan sambil menggenggam tangan Papa yang sedang tidak sadarkan diri.
Sesampainya di rumah sakit Luna langsung memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Papa.
Dokter meminta Luna dan Mama untuk menunggu di luar.
Luna memeluk dan mencoba menenangkan Mamanya yang tidak berhenti menangis.
Tak berselang lama Dokter keluar dan memanggil mama.
"Bagaimana keadaan suami saya dok?" tanya Mama.
"Suami anda terkena penyakit jantung dan mulai sekarang pasien harus istirahat total." jawab dokter.
Dokter mempersilahkan Mama dan Luna untuk masuk ke dalam ruang UGD.
"Papa..." Mama langsung memeluk tubuh Papa yang sedang memakai selang oksigen.
Papa menggenggam tangan Mama dan meminta agar Mama mengatakan kepada Luna tentang kondisi perusahaan milik Papa
"Ada apa Ma?" tanya Luna.
"Papa kamu mengalami kebangkrutan dan semuanya disita. Termasuk rumah dan kendaraan yang ada dirumah kita." jawab Mama.
Mama mengatakan kalau saat ini mereka sudah bangkrut total.
"Setelah ini biar Mama saja yang bekerja." ucap Mama.
"Jangan Ma, biar Luna yang bekerja. Mama dirumah saja menjaga Papa." ujar Luna sambil mengusap air matanya.
Walaupun selama ini ia tidak pernah bekerja, tapi untuk sekarang Luna harus mencari pekerjaan.
Ia tidak tega jika Mamanya yang sudah berumur harus bekerja diluar.
Setelah cairan infus Papa telah habis, Luna mengajak mereka untuk pulang.
Sesampainya di rumah mereka dikejutkan dengan pihak Bank yang sudah menyita semuanya.
Luna meminta ijin kepada pihak bank untuk mengambil pakaian dan barang penting lainnya.
Mereka mengijinkan Luna untuk masuk dan mereka hanya memberikan waktu 30 menit.
Luna harus bergegas mengambil pakaiannya dan pakaian kedua orang tuanya. Dan ia juga mengambil barang-barang penting seperti ijazah.
Setelah selesai Luna keluar dari rumah dan memberikan kunci mobil yang ia kendarai tadi.
"Sekarang kita tinggal di mana Pa?" tanya Luna.
"Untuk sementara waktu kita tinggal di rumah kontrakan, teman Papa mengijinkan kita untuk tinggal disana." jawab Papa.
Luna langsung memanggil taksi untuk mengantarkannya ke rumah kontrakan.
Dua puluh menit kemudian mereka telah sampai di depan rumah kontrakan.
Mama lekas membuka pintu rumah kontrakan yang sangat kecil dimana hanya ada dua kamar tidur, satu kamar mandi dan dapur.
"Kecil sekali rumah ini." ucap Luna yang kemudian masuk kedalam kamarnya.
Mama memanggil Luna agar keluar dari kamar untuk membantunya membersihkan rumah.
Luna yang akan merebahkan tubuhnya akhirnya langsung keluar dari kamar.
"Luna, apa rencanamu setelah ini? Kamu akan mencari pekerjaan dimana?" tanya Papa.
"Luna akan mencari pekerjaan di tempat teman Luna, Pa. Kalau misalkan tidak ada disana, Luna akan cari tempat lain." jawab Luna.
Papa meminta maaf karena sudah membuat hidup Luna menjadi seperti ini.
Luna mengambil sapu dan segera membersihkan rumah yang agak sedikit kotor.
Setelah selesai menyapu ia kembali masuk ke dalam kamar dan membuat CV untuk mencari lowongan pekerjaan.
Keesokan harinya
Luna berpamitan kepada orang tuanya dan ia meminta restu agar lekas mendapatkan pekerjaan.
"Papa doakan semoga kamu mendapatkan pekerjaan." ucap Papa.
Luna menganggukkan kepalanya dan setelah itu ia keluar menuju ke Cafe.
Teman Luna yang bernama Ayana meminta Luna untuk menemuinya disana.
Lima belas menit kemudian Luna telah sampai di cafe dan ia melihat Ayana yang sudah menunggunya.
"Maafkan aku yang datang terlambat, tadi angkutan umumnya mogok." ucap Luna.
"Iya Luna tidak apa-apa."
Kemudian Ayana meminta Luna untuk duduk, ia juga sudah memesan makanan dan minuman untuk Luna.
"Makanlah dulu setelah itu ceritakan apa yang terjadi pada kamu." pinta Luna.
Luna yang memang belum sarapan akhirnya langsung makan nasi campur yang sudah dipesan oleh Ayana
Setelah selesai makan Luna memberikan berkas lamaran kepada Ayana.
"Ditempat kerjaku masih belum ada lowongan tapi ada satu tempat yang sekarang membutuhkan asisten rumah tangga." ucap Ayana.
Ayana mengatakan kalau Luna akan mendapatkan gaji 20 juta perbulan.
Luna langsung membelalakkan matanya saat mendengar jumlah gaji yang disebut oleh Ayana.
"Tapi ada satu syaratnya." ucap Ayana.
"Syarat apa?" tanya Luna.
"Kamu harus tinggal disana dan tidak boleh pulang." ucap Ayana.
Ayana meminta Luna untuk memikirkannya dulu sebelum mengambil keputusan.
Luna menganggukkan kepalanya dan setelah itu Ayana mengantarkan Luna untuk pulang ke rumah.
"Nanti kabari aku ya, aku tidak akan memaksa kamu." ucap Ayana.
Sesampainya di rumah Luna melihat kedua orang tuanya yang sedang duduk di ruang tamu.
"Assalamualaikum Pak, Ma." Luna langsung mencium kedua tangan orang tuanya.
"Bagaimana Luna, apakah kamu sudah mendapatkan pekerjaan?" tanya Papa.
"Sudah Pa, tapi Luna belum menjawabnya. Luna bingung Pa, Ma." jawab Luna.
Kemudian Luna menjelaskan semuanya kepada kedua orang tuanya.
"Kamu terima saja sayang, jarang sekali ada pekerjaan yang membayar sebanyak itu." ucap Papa.
"Tapi Pa, Luna harus menginap di sana." ujar Luna.
Papa dan Mama tidak mempersalahkannya karena dengan Luna bekerja saja mereka sudah senang.
"B-baiklah Pa, Ma. Luna akan menerimanya. Untuk uang gajian nanti Luna transfer." ucap Luna.
Kemudian Luna masuk ke dalam kamar, ia mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Ayana kalau ia menerima pekerjaan itu.
Ayana mengatakan kalau jam 7 malam nanti dia akan menjemputnya dan mengantarkan kesana.
Setelah itu Luna menutup ponselnya dan ia menyiapkan semuanya yang akan dibawa nanti ke tempat kerjanya.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam dimana Ayana menjemput Luna.
Luna memeluk kedua orang tuanya dan ia meminta restu agar pekerjaannya selalu lancar.
Ayana dan Luna masuk ke dalam mobil dan segera Ayana melajukan mobilnya menuju ke tempat kerja Luna.