Mengisahkan tentang seorang wanita bernama Arlinda yang tanpa dia sadari sudah masuk ke dunia lain, yang Dimana Arlinda sendiri harus menjalankan bermacam tugas yang diberikan oleh seorang nenek. yang sudah berumur ratusan tahun. namun nenek tersebut tetaplah memiliki wajah yang begitu cantik. maka dari itu untuk bisa pergi ke dunia asalnya, Arlinda akan mengikuti arahan dari nenek tersebut. namun hal yang terjadi, didunia tersebut yang membuat. Arlinda terus saja menunda tugasnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iroiron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 14
Sesampai nya mereka di sekolah, seperti biasa para siswa-siswi.menyambut kedatangan mereka, akan tetapi ketika Arlin keluar. Hal itu membuat merak bertanya-tanya.
"heyy,,, siapakah dia"? bisikan para gadis-gadis.
"Yaa..apakah dia seorang putri" bisik yang lain nya. Erwin yang mendengar bisikan tersebut pun, seger pergi melihat. Dan sedikit terkejut ketika melihat Arlin, berjalan di belakang mereka.
"apa.. Arlinnnn" ucap Erwin yang membuat, disekitar nya sedikit terkejut.
"aa..maaf" ucap Erwin yang segera meninggalkan tempat tersebut. Kemudian berjalan mengikuti Arlin. Dan saat Arlin, hendak masuk ke kelas. dengan cepat Erwin menarik tangan Arlin.
"Arlin,, kenapa kau bisa bersama mereka"? Tanya Erwin.
"aaa..maaf aku tidak memberitahu kan pada mu, cerita nya sangat panjang, nanti akan ku ceritakan" jawab Arlin. Sementara itu, Eric yang telah duduk di kursi nya, tampak sedikit terkejut ketika, tidak melihat Arlin di kelas.
"Rex, bukankah wanita itu berjalan tepat dibelakang kita"? Tanya Eric.
"hemm..yaa kenapa"? Tanya Rex, yang tampak kebingungan.
"aaa..tidak ada dikelas, Dimanakah Arlin" ucap Rex yang membuat Eric menjadi sangat dingin. Dengan tatapan yang sangat dingin, Eric pun tampak menahan sedikit ego yang berada didalam hati nya. Dan baru saja hendak mengeluarkan sihir, muncul lah Arlin dari arah pintu yang tersenyum. Hal itu membuat Eric menjadi tenang kembali, lalu meredamkan sihirnya. Akan tetapi saat Arlin, masuk dan dari arah belakang tampaklah, seorang pria yang tidak lain adalah Erwin, yang ikut tersenyum. hal itu membuat Eric sedikit murka. Dan ketika Arlin Talah duduk, begitu juga dengan Erwin. Tiba-tiba "brak" Seisi kelas tampak terkejut ketika mendengar suara tersebut. Mereka pun melihat kearah suara tersebut, yang tidak lain adalah perbuatan Eric, yang memukul meja dengan sedikit kencang. lalu pergi meninggalkan kelas tersebut. Hal itu membuat seisi kelas sedikit ketakutan.
"hey,, kenapa dengan pangeran Eric"? Bisikan dari kelas. "apa yang membuat yang marah" suara tersebut terus, keluar yang membuat Rex segera mengikuti Eric. Sementara itu Arlin dan Erwin saling bertatapan dan, tampak bertanya-tanya.
"sudahlah, bukan kah dia selalu seperti itu" ucap Arlin santai.
"bukan itu, maksud nya dia adalah seorang pangeran, dan ketika dia marah, maka dia akan bertindak sesuka hati nya" jelas Erwin.
"aaaa..begitukah, kalau begitu aku harus bertanya kepada nya, tunggu lah disini" pinta Arlin yang, berlari kearah luar.
"tapi, kelas akan segera dimulai" teriak Erwin.
yang dijawab oleh Arlin dengan sebuah lambaian saja.
"huh,, bagiamana dia bisa bertanya langsung kepada seorang pangeran"? Pikir Erwin.
"Eric, Eric, kelas akan segala dimulai" ucap Rex yang menyusul langkah Eric. Akan tetapi Eric terus saja melangkah maju, lalu berhenti. Berbalik arah, Kemudian menatap kearah Rex dengan tatapan yang begitu dingin.
"kembalilah, tanpa ku" pinta Eric.
"tapi...Eric"? kata Rex yang, hendak mendekat akan tetapi, ketika melihat tangan kanan Eric yang membeku. Dengan cepat Rex. Berjalan mundur.
"oke..okee aku akan segera pergi" jawab Rex yang, perlahan-lahan berjalan mundur. Kemudian Eric berjalan menuju sebuah kolam ikan. Disana Eric membekukan seisi kolam. Sehingga ikan tidak dapat berenang. dengan berteriak sedikit kencang. "ARGAHHH..."
Arlin yang mendengar nya pun, dengan cepat berjalan menuju arah suara tersebut. Dan ketika sampai disana Arlin, melihat Eric yang tampak begitu marah, dengan perlahan-lahan berjalan mendekat kearah Eric. Dan tanpa Eric sadari, bahwa Arlin berada dibelakang nya. Dengan menggunakan sihir nya Eric pun, mengeluarkan sihir kearah belakang. Yang tepat kearah Arlin berada, sehingga.
"aaaa..haaa" suara nafas Arlin yang menahan, sihir milik Eric. Seketika Eric berbalik arah ketika mendengar suara tersebut. Dan tampak sangat terkejut ketika, melihat Arlin terkena sihir nya. Dengan cepat Eric mendekat lalu meluk tubuh Arlin, yang terbaring lemas. Sambil menahan rasa sakit yang mengenai tubuh nya.
"oh tidak, kenapa sihir ini bisa mengenai tubuh mu," ucap Eric yang panik.
"aaa...ma..maaf, a..ku b..erada. Tetap dibelakang mu, tanpa bersuara" ucap Arlin yang begitu lemah. Dengan cepat Eric mengendong tubuh Arlin, lalu pergi kearah ruang perawatan. Disana Eric meminta seorang dokter, untuk menghilangkan sihir dalam tubuh Arlin.
"bertahan lah Arlin, akan ku lakukan apapun asal kau tetap terjaga" ucap Eric.
Seketika Arlin perlahan-lahan memejamkan kedua mata nya. Dan ketika Arlin membuka kembali kedua mata nya, tampak terkejut ketika Arlin, melihat sekeliling tempat nya.
"arghh,,, apayang terjadi kenapa kepala ku skit sekali" ucap Arlin yang, perlahan-lahan duduk dan memegang kepala nya.
"dimana aku, ini tampak nya seperti di rumah" ucap Arlin. Dan benar saja tanpa Arlin sadari, Arlin sendiri telah kembali, ke dunia asal nya. Dengan wajah yang tampak terkejut.
"EHHHHHH...APA" Teriak Arlin, yang memenuhi isi kamar.
"Aku kembali, akhirnya aku bisa kembali ke rumah" ucap Arlin yang meneteskan air mata nya. dengan berjalan menuju, meja belajar nya dan menyentuh seisi kamar nya. Arlin tampak senang ketika merasa bahwa diri nya benar kembali ke dunia asal.
"aku tidak mempercayai nya, yang telah terjadi ini membuat ku sangat bahagia, ini tidak mimpi dan aku tidak akan kembali ke dunia lain, hahahaha" ucap Arlin yang tertawa. Hal itu membuat ayah Arlin, keluar dari kamar nya lalu mengetuk pintu kamar Arlin. "tok..tok..tok..tok" (suara ketukan). Arlin yang mendengar nya pun dengan cepat, membuka pintu kamar nya, lalu memeluk tubuh ayah nya dengan begitu erat.
"apa yang kau lakukan Arlin"? Tanya Tom ayah Arlin. dengan sedikit heran akan, tingkah laku akan nya itu.
"tidak ayah, biarkan aku memelukmu erat-erat, dan Jangan melepaskan nya" pinta Arlin yang sedikit meneteskan air mata.
"iyaa..iyaa, ayah mengerti,kau pasti bermimpi buruk" ucap Tom yang mengelus rambut anak nya.
"sekarang tidur lah, ini masih jam 22.10" dan kau membangunkan ayahmu" ucap Tom.
"maaf ayah, aku tidak bisa tidur" jawab. Arlin.
"dengar Arlin, besok mau harus sekolah, dan jangan terlambat untuk ke sekolah, ayah akan membuat sarapan sebelum ayah pergi bekerja" pinta Tom yang, membawa Arlin masuk ke kamar nya, lalu meminta Arlin untuk segera tidur.
"baik ayah, tidur lah. Aku akan segera tidur" ucap Arlin yang, kemudian segera menyelimuti diri nya. Lalu perlahan memejamkan kedua matanya. Kemudian Tom ayah Arlin, meninggalkan kamar Arlin, dan tidak lupa mematikan lampu. Arlin yang masih merasa senang pun, seketika mendengar suara.
"Arlin...Arlin..Arlin" suara yang terdengar begitu dekat di telinga nya. Perlahan-lahan Arlin membuka kedua mata nya. Dan tampak lah seorang wanita tepat dihadapan nya yang, tidak lain adalah Ratu Alice. Dengan sangat terkejut Arlin, pun segera duduk lalu, memegang kepala nya.
"apa...yang terjadi, kenapa aku berada disini, bukan kah aku sudah kembali" ucap Arlin. Yang seketika membuat seisi ruangan itu terdiam, dan bertanya-tanya.
"Arlin, bagiamana keadaan mu sekarang" tanya ratu Alice.
"aaa..maafkan aku ratu, sudah berapa lama aku pingsan"? tanya Arlin.
"kau pingsan hingga menjelang sore hari, sekarang kau berada di istana, tepat dikamar mu" ucap Rikka. Yang berada disamping nya.
"baiklah, dia sudah membaik, aku akan segera pergi" ucap ratu Alice, yang segera keluar dari kamar Arlin.
"jangan lupa, kau harus merawat nya" lanjut ratu Alice yang kemudian menghilang dari balik pintu.
"bagiamana keadaan mu sekarang nona Arlin"? Tanya Rikka.
"tidak, aku sudah merasa baik Rikka" jawab Arlin.
"kau boleh pergi, aku butuh istirahat" pinta Arlin. Yang segera dituruti oleh Rikka.
"bagimana ini, kenapa aku merasa bahwa aku telah kembali"? pikir Arlin.
"seingat,ku terkena sihir pangeran Eric, dan kemudian bangun berada dikamar, lalu entah kenapa saat aku terbangun lagi ketika mendengar suara, aku bahan berada di kamar ini, dan sudah sampai sore aku terbaring, yang benar saja, apa yang telah aku alami" ucap Arlin yang masih bingung dengan situasi nya.
"apa aku harus bertanya kepada Erina" lanjut Arlin yang, segera mencari bola kecil untuk. Menghubungi Erina.