AKU MASIH PERAWAN

Mereka akhirnya buyar ketika jam sudah menunjukkan jam 15.00 Aisyah harus segera pulang, karena jangan sampai Dirga pulang sebelum dirinya.

" Yah, bun, nek. Sudah jam 3, Ais harus segera pulang." Pamit Ais.

" kamu tadi naik apa sayang, sedang mobil kamu ada di rumah ayah?" tanya Adrian.

" Naik ojek online yah, yang mereka tahu Ais cuma pegawai di toko ini, jadi tolong jangan ceritakan kalau sebenarnya Toko ini milik Ais." Pinta Aisyah pada Adrian.

" baiklah nak, bagaimana kalau ayah antar saja, tidak perlu nunggu ojek." Adrian memutuskan untuk mengantar Aisyah pulang, tapi dengan halus Aisyah menolaknya.

" Tidak usah yah, kan rumah kita jaraknya. berlawanan, nanti ayah akan kejauhan dan bahkan akan kesorean." tolak Aisyah.

" Tidak apa apa sayang sejauh apapun Seorang orang tua mengantar anaknya, kami ikhlas mengantar kamu." imbuh Leni.

" memang di mana rumah suami kamu nak?" tanya Nurma.

" Di jalan Yxy no 12." jawab Ais.

" Kalau begitu barengan nenek saja, kebetulan searah kita." jawab Nurma. Sebenarnya tidak searah juga sih, kerena nanti akan beda arah di perempatan terakhir. Nurma penasaran siapa sebenrnya suami dari Aisyah itu.

"Nah itu juga bagus, daripada kamu naik ojek." kata Leni.

Akhirnya Aisyah setuju, untuk pulang bersama Nurma. Dia mengambil tas di ruangannya dan mereka semua berpisah di tempat parkir.

Adrian dan Leni memperhatikan mobil Rolls-Royce milik Nurma melaju meninggalkan Toko kue Tersebut.

" Bun siapa sebenarnya nenek nenek tadi, sepertinya mereka cukup dekat?" Heran Adrian.

" Entahlah yah, semoga saja beliau orang baik." Jawab Leni.

" Aamiin." Adrian mengamini Doa istrinya lalu mereka juga pulang.

Sementara Di mobil Nurma, Aisyah tidak habis fikir ternyata nenek nenek yang pernah di bantunya adalah orang kaya.

"Masyaallah nek, ternyata nenek konglomerat, tapi penampilan nenek tidak menunjukkan jati diri nenek yang sebenarnya." Kata Aisyah, dia juga kagum dengan interior mobil Nurma yang sangat nyaman dan elegant.

" Nenek ini sudah tua, terus mau bergaya yang bagaimana lagi, yang ada malah jdi bahan tertawaan." jawab Nurma.

"Nenek bisa saja, kata orang kita harus menikmati apa yang kita punya, hehe. Di usia nenek kan memang harus menikmati hidup ini, menikmati hasil kerja keras kita." Jawab Ais.

" semua ini milik Cucu nenek, dia yang membuat pencapaian seperti ini, nenek cuma penyemangatnya saja, tapi di usianya yang sudah matang, dia belum mau berumah tangga, ingin rasanya menjadikan kamu. sebagai cucu mantu nenek, tapi ternyata takdir berkata lain, kamu sudah menjadi istri orang." cemberut Nurma.

"Nenek ini bisa saja, cucu nenek pasti punya kriteria yang cukup tinggi, siapa lah saya nek, cuma anak yatim piatu yang sangat beruntung di besarkan oleh om dan tanteku." jawab Aisyah.

" Kalau tuhan sudah menentukan jodohnya, mau kaya, miskin, cantik, jelek, pasti akan terjadi, misalnya kamu dan suami kamu, bagaimana awal mula kalian menikah?" Kepo Nurma.

"Awalnya, Ayah Adrian dan papa Arman membuat sebuah perjanjian akan menikahkan anak anak mereka, tapi karena selam ini, mereka tidak pernah membicarakan lagi janji itu, Ayah mengira papa Arman lupa, lagian sekarang sudah bukan jamannya perjodohan,Jadi ayah menerima lamaran kak Darius untuk menikahi mbak putri. Tapi ternyata Papa Arman menagih janji tersebut, dan akhirnya Ais yang menikah dengan mas Dirga." Aisyah menceritakan proses dia menikah dengan Dirga.

"Masyaallah, mulia sekali hatimu nak, semoga kebahagiaan selalu menyertaimu, meskipun kamu tidak menjadi cucu menantuku, tapi bolehkan nenek menganggap kamu cucu nenek, dan jangan sungkan sungkan pada nenek." Ucap Nurma, dia menggenggam tangan Aisyah dengan lembut, memberikan dukungan pada gadis itu.

" Terima kasih nek, Ais sangat bahagia bisa memilik nenek yang sangat baik dan hebat seperti nenek Nurma." jawab Ais.

" Rumah nenek akan selalu terbuka untuk cucu cantik nenek ini." Ucap Nurma.

Nurma merangkul Bahu Aisyah dan merebahkan kepala Aisyah di bahunya, dia bisa merasakan kalau gadis ini punya beban yang berat yang tidak dia ceritakan pada siapapun juga.

Mobil Nurma terus melaju ke alamat yang Aisyah tunjukkan pada sang sopir, hingga sampai di depan gerbang rumah mewah keluarga Prayoga.

Sopir dengan sigap membukakan pintu untuk Aisyah. Tapi tanpa mereka sadari Mobil Dirga juga berhenti tidak jauh di belakang mereka, Dirga mencengkeram erat stir mobilnya.

Moodnya benar benar buruk, tadi kerja samanya di tolak mentah mentah oleh Leo dan sekarang, dia menyaksikan istrinya di antar seseorang dengan roll royce, mobil yang selama ini Dirga impikan, bahkan dia akan membelinya jika kerja sama di setujui.

Setelah Mobil Nurma berlalu, Dirga melaju mobilnya dan berhenti tepar di samping Aisyah, dia keluar dari porche mewahnya, menutup pintu dengan sangat keras.

Dirga menarik tangan Aisyah dengan kasar dan menyeretnya. Sebenarnya mobil Nurma belum berlalu, sopir mereka mencari jalan untuk putar balik, dan kejadian itu di saksikan Nurma dengan mata kepalanya sendiri dari dalam mobil.

Dirga terus menyeret tangan Aisyah sampai ke teras, dan mendorongnya dengan keras hingga menatap meja.

"Auh, tuan apa salah saya?" tanya Aisyah.

" Dasar perempuan munafik, sebaiknya buang saja hijab yang menutupi kepala lo itu, itu tidak pantas di pakai perempuan rendahan seperti lo, siapa lagi yang membawa lo ha, adi pagi ferrari merah, sekarang roll royce, wah ternyata sudah kelas kakap rupanya." ejek Dirga.

"Apa yang tuan maksud?" tanya Aisyah dengan polos, dia benar benar tidak tahu.

"Luarnya saja yang alim, ternyata dalamnya busuk, pantas saja lo tidak mengeluh tidak mendapatkan uang dari gue, ternyata lo punya banyak simpanan." Dirga menjambak Hijab Aisyah bahkan melemparnya ke segala arah.

" Berapa tarif kamu satu jam Ha?" Bentak Dirga.

"Saya benar benar tidak tahu apa maksud tuan, tarif apa tuan?" heran Aisyah.

Tapi jawaban Aisyah membuat Dirga semakin murka, dia tidak peduli dengan keadaan Aisyah yang terluka, Dirga menarik rambut Aisyah dengan keras, rasanya sudah seperti mau lepas dari kepalanya.

" Ampun tuan, tapi apa salah saya." Air mata Aisyah keluar dengan deras, bahkan kepalanya pusing dan berkunang kunang

Di luar sana, Nurma tidak bisa berbuat apa apa, dia cuma bisa berdoa dalam hati semoga saja Aisyah selamat. Tapi lama kelamaan Wanita tua itu geram melihat Dirga sudah beberapa kali menampar Aisyah bahkan membuang Hijabnya.

" pak Ayo kita selamatkan cucuku, kasihan dia."

Nurma meminta Sopirnya masuk ke halaman Rumah mewah tersebut yang kebetulan gerbangnya belum tertutup.

" Hentikan, anak muda, kau telah menyakiti cucuku." Teriak Nurma saat keluar dari dalam mobil mewahnya