S 4
Rangga begitu terpuruk saat Fiona, istri tercintanya meninggal dunia setelah melahirkan anak kedua mereka. Di saat duka masih menyelimuti, ia dipaksa menikahi Flora yang merupakan adik kembar mendiang istrinya, demi memberikan kasih sayang sosok ibu untuk kedua anaknya.
Mampukah Flora menghadapi sikap Rangga yang dingin dan terkadang tak ramah padanya, sementara hatinya pun sedang tak baik-baik saja. Selain duka atas kepergian saudari kembarnya, ia juga terpaksa harus memutuskan hubungannya dengan sang kekasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34. KAMU YANG TENTUKAN
"Flo, kita pergi sekarang ya?" Ajak Arkan, pria itu mencoba mengabaikan keberadaan Rangga yang berdiri tepat di sampingnya.
Tujuannya datang hanya untuk menjemput Flora seperti yang sudah ditugaskan oleh Farzan, dia tak mau jika terlalu lama Rangga akan membuat perseteruan seperti yang sudah-sudah. Terlebih, sejak tadi Rangga terus menatapnya dengan tatapan permusuhan.
Bahkan kini Rangga menganggapnya seperti saingan yang akan memperebutkan Flora. Meski ia memang masih berharap suatu hari nanti Flora kembali padanya, tapi ia masih punya harga diri untuk tidak melakukan hal yang akan merugikan dirinya sendiri.
Flora pun sudah menciptakan pembatas diantara mereka, maka ia cukup sadar diri untuk tidak melebihi batasannya tersebut. Apapun keputusan Flora nantinya, ia akan menghargai itu meski rasa di hati mungkin akan sulit untuk dienyahkan.
Flora hanya menganggukkan kepalanya, sembari melirik Rangga yang nampak akan melayang protes pada Arkan.
"Apa sudah hilang harga dirimu sebagai laki-laki, huh? Sampai detik ini Flora itu masih istriku! Jadi jangan coba-coba mengajaknya untuk pergi." Sarkas Rangga, sejak awal kedatangannya ia sudah dikagetkan dengan keberadaan Arkan yang ternyata sudah lebih dulu hadir di rumah mertuanya, dan mendengar pria itu mengajak istrinya pergi ia jelas tidak terima.
Arkan hanya diam, karena menurutnya percuma menjelaskan pada Rangga. Pria itu tidak akan percaya dengan penjelasannya.
"Rangga, tenang dulu." Mama Zana mencoba menengahi. "Arkan itu hanya disuruh sama Farzan untuk jemput Flora. Hari ini Flora akan melakukan penelitian skripsinya dan Farzan sudah menunggunya di kantor, masa kamu lupa sih?" Lanjutnya.
Rangga pun terdiam, ia melirik Arkan dengan datar. Ternyata ia sudah salah mengira, ia pikir Arkan mengajak Flora pergi seperti ketika mereka berdua masih menjalin kasih. Namun, tetap saja ada rasa tak rela jika Flora pergi bersama Arkan.
"Iya Ma, maaf aku lupa." Ucap Rangga lalu berpindah menatap Flora.
"Kalau begitu, biar aku yang mengantarkan Flora ke kantor." Ujarnya.
"Maaf Kak Rangga, tapi Kak Arkan sudah terlanjur datang. Jadi aku akan pergi bersama Kak Arkan saja, lagipula dia ditugaskan oleh Kak Farzan untuk menjemput ku." Ucap Flora, menekan rasa tak enak dihatinya mengatakan hal tersebut pada pria yang masih berstatus suaminya.
Namun, sebenarnya ia pergi bersama Arkan ataupun Rangga tetap membuatnya tidak nyaman. Arkan adalah mantan kekasih yang sudah ia kecewakan dengan mengingkari janji mereka, dan Rangga adalah suami yang tidak pernah melihatnya sebagai istri.
"Tapi aku juga sudah terlanjur datang Flo, aku Suami kamu jadi aku yang akan mengantarkan kamu." Kata Rangga, dia menekankan kata suami agar Flora maupun Arkan sadar akan statusnya adalah suami Flora.
Namun, Rangga lupa bahwa selama enam bulan status pernikahannya dengan Flora hanya ia anggap untuk memberikan sosok ibu pada Kiara dan Azka.
"Kak Rangga memang suaminya Flora, aku tahu itu. Tapi aku sudah ditugaskan untuk menjemput Flora, jadi aku tidak bisa melalaikan tugas yang sudah diberikan padaku." Arkan menyela. Terlepas dari apapun status hubungan Rangga dan Flora, kedatangannya hanya untuk menjalankan tugas semata.
"Dan aku juga menugaskan padamu untuk tidak mendekati istriku lagi apapun alasannya!" Tekan Rangga, menatap Arkan dengan tajam.
"Aku juga masih memiliki hubungan keluarga dengan Flora kalau Kak Rangga lupa. Aku ini juga kakaknya Flora." Kata Arkan dengan santai.
"Hubungan keluarga yang kau katakan itu, hanya karena kau adalah keponakan dari adik ipar Papa Farhan. Jika tidak, kau itu hanya orang asing di sini. Jadi sekali lagi aku peringatkan jangan dekati Flora lagi apapun alasannya!" Rangga tersenyum mengejek, begitu percaya dirinya Arkan mengatakan siapa dirinya.
"Sudah sudah, kenapa kalian berdua malah jadi berdebat. Flora bisa kesiangan sampai kantor kalau begini!" Mama Zana melangkah maju, berdiri diantara Arkan dan Rangga untuk melerai perdebatan dua pria itu.
"Flo, kamu yang tentukan akan berangkat ke kantor sama siapa?" Tanya mama Zana pada Flora.