Ariel Albert Amero Duda berusia 37 tahun ini adalah seorang Mafia dengan 2 buntut yang beranjak dewasa yaitu Afriel Alvin Amero (15 tahun) dan Ansel Hansel Amero (13 tahun) yang terkenal kejam kepada orang yang mengusiknya dan keluarga. Albert seorang boss yang merangkap sebagai ketua Mafia Black Scorpio peninggalan sang kakek tidak serta merta membuat hidupnya terjamin. Hal ini karena sang istri yang sangat dia sayangi ternyata sangat munafik, gadis cantik yang dia pungut dari panti asuhan itu tak tahu malunya berselingkuh dengan sopir pribadinya sendiri. setelah kejadian itu Albert menjadi pribadi yang bengis, kejam dan tak mudah di sentuh. tak hanya Albert kedua putranya juga terkenal dingin dan tak mudah di sentuh, tetapi semua itu sirna dengan munculnya seorang gadis yang berprofesi sebagai dokter di sekolah Alvin dan Ansel... mau tahu cerita lebih lengkapnya.. tunggu ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N.N.A.22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11
Dokter salsa menyusuri jalan pulang.. Hari sudah mulai petang dengan lampu jalan dan lampu gedung mulai menghiasi malam.
"kalau tahu pulangnya jam segini mending nunggu habis magrib aja, "ucap dokter salsa dalam hati.
saat perjalanan tak tahu kenapa mobil yang di depan hanya berjalan sedikit demi sedikit bahkan tidak ada pergerakan sama sekali.
"Pak maaf mau tanya,di depan ada apa ya? biasanya di daerah sini gak macet ini kok kayak macet" salsa menurunkan kaca bertanya kepada Abang Go-Jek yang pada saat itu di sebelah mobil salsa.
"eh ..biasa neng, ada segerombolan motor orang kaya" jawab Abang Go-Jek
"maksudnya?"
"itu loh mbak, ada geng-gengan motornya orang kaya, orangnya cakep-cakep mbak, udah gitu motornya bagus-bagus, sering ikut balapan di jalan xxxxx kalau setiap Sabtu malam Minggu atau hari yang lain pokok besoknya tanggal merah" jelas penumpang Abang Go-Jek kepada salsa.
"oh gitu ya mbak... makasih ya pak, mbak informasi nya"
Setelah itu salsa kembali menutup kaca mobilnya dan menikmati kemacetan. Tiba di lampu merah salsa melihat segerombolan pemuda memakai jaket bertuliskan "scorpio".
Salsa mengamati segerombolan pemuda mata salsa melihat satu pemuda yang sangat dia kenal.
Setelah beberapa saat ada juga segerombolan pemuda memakai jaket yang berbeda, berwarna hitam dan tidak ada tulisan apapun di belakang jaket.
Disana salsa melihat geng scorpio tampak waspada saat kedatangan segerombolan pemuda lain mendekati mereka.
tak tahu apa yang di bicarakan dan apa permasalahannya, baju hantam antar pemuda tak terbendung lagi. Salsa yang melihat adegan tersebut tanpa berbasa basi meminta tolong kepada pengendara disana untuk melerai mereka.. tetapi tidak ada satupun dari mereka yang membantu.
"bec.. Gue minta tolong bisa?" salsa yang panik menelpon becca sepupunya , seorang polwan berpangkat perwira muda.
"apa sal?" becca ikutan panik mendengar nada suara salsa.
"bec, ada tawuran di jalan Pxxx..Lo kesini sekarang bec... Gue takut" salsa yang semakin panik berdrama ria agar becca secepatnya kesini.
"tawuran... oke-oke..gue OTW sekarang" becca yang juga ikut panik tanpa memikirkan apapun mematikan telepon dari salsa.
Salsa yang masih menunggu becca melihat adegan demi adegan pertengkaran yang membuat hatinya miris..apalagi yang bertengkar adalan Alvin.
Alvin murid SMA yang baru tadi ketemu saat di Ruang kesehatan...Alvin yang menceritakan kisah hidupnya yang membuat salsa terenyuh.
5 menit
10 menit
Wiu wiu wiu
suara sirine polisi menggema membuat pemuda yang sedang baku hantam kalang kabut saat mau pergi darisana... Mereka yang sudah terkepung pengendara yang menyaksikan aksi mereka bingung saat ingin melaeikan diri.
"sal, Lo gak papa?" becca menghampiri salsa untuk mengecek kondisi sepupunya itu.
"gue baik kok bec, bentar ya" salsa meninggalkan becca dan menghampiri Alvin yang akan di bawa polisi.
"maaf pak, bisa saya bawa saja anak ini kerumah sakit?" salsa ingin membawa Alvin untuk di obati terlebih dulu.
"maaf Bu, kami harus meminta keterangannya dulu di kantor... Setelah itu baru ibu bisa bawa ke Rumah sakit" pak polisi membawa Alvin ke mobil patroli nya .
Salsa yang tak terima denga apa yang di katakan polisi tadi menghampiri sepupu dengan muka marahnya.
"bec, masak harus ke kantor baru ke rumah sakit sih" omel salsa kepada becca
"udah,yuk ikut ke kantor aja" sahut becca mengambil alih mobil salsa menuju ke kantor polisi.
di kantor polisi bukan hanya ada Alvin. Tama dan Gilang juga di sana dengan muka yang tak jauh beda dengan Alvin. Salsa ingin marah atas kelakuan anak- anak SMA tempatnya bekerja itu.
"bec, ini anak-anak mau di apain?" bisik salsa.
"karena mereka masih di bawah umur mungkin cuma di panggil orangtuanya dan di beri peringatan" jawab becca "udah ya, sebenarnya ini bukan kerjaanku, jadi gue tinggal gak papa"
"eh..jangan dulu, gue mau jadi wali 3 anak itu bisa?"tanya salsa
"kenapa harus Lo yang jadi walinya" curiga becca kepada sepupunya yang tiba-tiba ingin menjadi wali ketiga pemuda yang ikut baku hantam antar geng tersebut
"kan gue udah bilang,mereka bertiga itu anak SMA tempat gue Bekerja" kesal salsa karena becca banyak pertanyaan
"yaudah .. Bentar ya" becca meninggalkan salsa dan memberitahu rekannya kalau ketiga pemuda yang di tunjuk udah di jemput walinya.
"lewat pintu samping ya... Gue tinggal" becca mengirim WA kepada Salsa
Salsa yang menerima WA dari Becca meninggalkan kantor polisi menuju ke pintu samping untuk menjemput Alvin, Tama dan Gilang.
Alvin, Tama dan Gilang bingung karena polisi Tiba-tiba bilang kalau wali mereka bertiga udah jemput. padahal mereka bertiga belum menghubungi siapapun.
"kalian bertiga" sapa salsa "langsung masuk sini" salsa memerintahkan trio tersebut untuk masuk kedalam mobilnya.
Tak menunggu lama Gilang Tama dan Alvin menghampiri mobil salsa dan masuk kedalam.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang dengan Alvin yang berada di sebelah salsa sedangkan Tama dan Gilang duduk di belakang, baru beberapa menit mobil jalan penumpang di belakang sudah tidur dengan nyenyak.
"dokter tadi yang menjamin kita bertiga?" Alvin memulai pembicaraan dengan dokter salsa.
"iya " singkat salsa menjawab pertanyaan Alvin.
"temen-temenmu alamat rumahnya Dimana?" tanya salsa kepada Alvin setelah kecanggungan yang terjadi beberapa menit yang lalu.
"oh di jalan xxxx dan jalan xxxxx" Alvin menjelaskan alamat kedua temannya yang masih setia tidur dengan sangat nyenyak
"kalau rumahmu?"
"rumah saya di perumahan jalan xxxxx"
"oh kalau gitu saya antar kamu pulang dulu " ujar salsa kepada Alvin.
"jangan, antar mereka berdua dulu,nanti pulangnya sekalian satu arah menuju rumah" potong Alvin saat Salsa akan mengantarnya pulang dulu. Alvin ingin lebih lama bersama calon bundanya.
Salsa di balik kemudi mulai melajukan mobilnya dengan cepat .. Akhirnya salsa selesai mengantar dua orang penumpang di belakang, selanjutnya salsa mengantar Alvin.
"dokter gak lapar?" Alvin yang daritadi lapar dan haus akhirnya berani untuk mengakannya kepada salsa.
"kamu lapar "
Mendengar kata itu Alvin hanya menganggukkan kepalanya
"mau makan apa?"tawar salsa kepada Alvin.
"makan terserah dokter,saya ikut aja" Alvin mendengar perhatian salsa tersenyum sendiri.
salsa yang melihat kanan dan kiri akhirnya membuat pilihan di warung tenda biru tampak Ramai sekali pengunjungnya.
"kita makan disini gak papa?" salsa menepikan mobilnya mencari tempat parkir.
Alvin kembali menganggukkan kepalanya tanda setuju.
salsa turun dari mobil dan memesan makanannya dan Alvin turun dengan masker untuk menutupi wajahnya yang lebam.
"kamu mau ayam, bebek atau lele... Disini juga ada ikan gurame.." salsa memberitahu menu makanan kepada alvin.
"sama kayak dokter aja" jawab Alvin tidak nyambung menurut salsa.
mereka berdua duduk lesehan di pinggillr sungai dengan pemandangan lampu ibukota. sambil menunggu makanan salsa San Alvin bercengkrama seperti seorang kakak dan adek atau ibu dan anak bisa juga sepasang kekasih Dimata pengunjung disana.
