Karena hukuman, akhirnya Eighar harus di pindahkan ke sekolah aneh yang berisi orang-orang yang aneh pula. Sekolah macam apa yang di maksud?? Tak ada yang khusus, kecuali murid-murid serta sistem sekolahnya yang terbalik. Lalu, apa yang mengganjal dari hal itu??
Baca lah sendiri!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NPD vs Stoicism
"Leon, lu jagain Elle, biar gue yang nyamperin tu anak!" ucap Eighar sambil berlalu secepat kilat keluar dari ruangan Elle.
Elle dan Leon saling berpandangan dengan bingung, lalu beberapa saat kemudian Elle terenyak. "Eh! Susulin dulu tu anak!! Jangan-jangan dia mau ngelabrak Chelsie lagi!! Kita kemarin udah gak apa-apa kok, gak ada masalah. Dan kayaknya bukan Chelsie pelakunya." ujar Elle panik sambil mendorong-dorong tubuh Leon yang masih mematung, namun terombang-ambing akibat dorongan dari Elle.
"Ya.. Ya gimana. Tadi lu denger sendiri kan Eighar nyuruh gue jagain elu." sahut Leon.
"Emangnya Eighar siapanya elu? Emak elu? Ya gak harus nurut kata dia lah! Buruan susulin!!" desak Elle lagi, membuat Leon bertambah bingung.
Sementara itu, Eighar mengetik sesuatu di smart watches-nya, dan meminta informasi dimana kamar si anak baru yang ia maksud.
Ketika Japi telah memberikan informasi yang ia inginkan, tanpa basa-basi Eighar langsung mengetuk pintu kamar tersebut dengan keras dan lantang, bahkan tanpa henti sampai si pemilik kamar membukanya.
"Siapa?" tanya si pemilik kamar ketika pintunya terbuka. Eighar langsung menerobos masuk ke dalam, mendorong si pemilik kamar dan menutup pintu kamar tersebut.
"Zeambi, elu kan?!" sentak Eighar, membuat Zeam terkesiap.
"Gue apa?" tanyanya bingung, bahkan Zeam masih mengenakan baju piyama love love saat Eighar menerobos masuk.
"Elu, yang udah nyerang dan ngelukain Elle tadi malam, kan?" desak Eighar, membuat alis Zeam sedikit berkerut.
"Kenapa lu nuduh gue?"
"Ya karena emang elu pelakunya!" desak Eighar lagi.
"Buktinya?"
Eighar terdiam sesaat. Ia memang tak punya bukti apapun, tapi entah kenapa, firasatnya berkata kalau Zeam adalah pelakunya. Entah karena dia memang mau cari masalah pada Zeam, atau nalurinya berkata demikian. Hanya saja nama Zeam yang langsung terlintas di kepalanya. Terlebih lagi saat di kantin, ketika Elle tak sengaja melukai Chelsie, Zeam tiba-tiba saja menghilang padahal makanannya masih banyak.
Tapi, mau bagaimana pun Eighar harus membuat Zeam mengaku meskipun ia tak punya bukti apapun. Eighar tiba-tiba saja tak sengaja melihat smart watches yang melingkar di tangan Zeam.
"Lu mau bukti?? Semalam Elle gak sengaja ngeliat smart watches yang ngelingkar di tangan pelaku, dan smart watches itu... warnanya putih." Zeam langsung terkesiap meski tak nyata terlihat. "Dan satu-satunya orang yang pake smart watches warna putih, cuma elu." sambung Eighar lagi.
Ia tak tahu kebenaran ucapannya. Hanya saja kalau bukan Zeam, tentu dia akan berkilah bagaimana pun caranya. Zeam pasti membela diri dengan mengatakan sebuah alibi kalau saat itu, dia tak berada di tempat Elle. Dan kalau itu memang Zeam, dia juga pasti akan berkilah untuk menyelamatkan diri, tapi pasti akan ada kesulitan mencari alasan untuk mengelak. Meski berbohong, dia akan tetap ketahuan karena Eighar paling pandai melihat suatu kebohongan. Jadi yang tinggal Eighar lakukan, adalah menantikan jawabannya.
Zeam terdiam, dan ia benar-benar membisu beberapa saat. "Oke, emang gue pelakunya." akunya, membuat Eighar terkejut, karena segampang itu ia mengaku, tanpa berusaha membela diri atau melakukan sesuatu.
Tapi, di balik semua itu.. Eighar benar-benar takjub pada dirinya sendiri. Ternyata instingnya boleh juga. Dan beruntungnya, ia tau kalau Zeam satu-satunya yang punya Japi putih, dan ia bisa gunakan itu sebagai senjata pamungkasnya. Tak perlu banyak drama ia sudah bisa menemukan pelakunya, ia memang benar-benar luar biasa dan hebat, tak akan ada yang mampu menandingi segala apapun yang ia punya. Ia pintar, tampan dan kuat. Itu lah Eighar, menurut versi dirinya sendiri. Eighar yang ada di pikiran dan ekspektasinya.
"Mau apa lu sebenarnya?" tanya Eighar setelah puas memuji diri sendiri dalam hati.
Zeam duduk di kasurnya, dan menatap Eighar dengan datar. "Siapapun, gak boleh menyentuh Chelsie." ucapnya, membuat Eighar terkejut. Beberapa saat kemudian ia tersenyum karena mengerti.
"Oh, jadi... cinta dalam diam?" terka Eighar lagi, dan Zeam hanya terdiam mendengarnya.
Beberapa saat kemudian Eighar tertawa, tertawa begitu keras dan terbahak-bahak, bahkan Zeam merasa heran melihatnya. "Oke oke.. Jadi begitu, hahaha.. jadi lu sampe ngelukain orang lain, karena mau ngebelain cewek yang elu suka?" Eighar mendengkus dan menatap Zeam.
"Kalau lu mau Chelsie tau perasaan lu, harusnya lu nunjukin langsung ke dia. Kalau elu yang udah ngebuat Elle begitu, karena elu sayang sama dia. Kalau lu act hanya di belakangnya doang, ya selamanya dia gak bakalan tau kalau lu pernah hidup di dunia ini. Harusnya, kemarin pas di kantin.. elu datang dan ngelindungin Chelsie di depan matanya."
"Lu harus nunjukin ke dia bahkan ke orang-orang, kalau lu itu kuat. Kalau lu itu gentle ke cewek. Jadi semua orang bisa tau kalau elu itu orang yang kayak gimana, jadi semua orang tau kalau elu itu orang yang gak bisa di remehin keberadaannya. Dan semua orang bakalan segan buat nyari masalah ke elu." terang Eighar panjang lebar, namun sama sekali tak mengubah raut wajah Zeam di hadapannya.
"Emangnya, itu buat apa?" tanya Zeam, membuat Eighar mengernyit bingung. "Gue bener-bener gak butuh pengakuan dari orang lain. Gue gak peduli apa kata orang lain, karena hal itu ada di luar kontrol gue pribadi. Dan orang-orang itu gak perlu ngehargain gue, mereka gak perlu mencintai gue atas apa yang gue lakuin, atau mereka gak perlu takut akan keberadaan gue. Mereka gak perlu ngebalas kebaikan gue dengan apapun. Gue bener-bener gak perduli itu." Eighar terbelalak mendengarnya.
"Tapi yang paling gue peduliin, kalau gue berdiri di depan cermin.." Eighar mengangkat alisnya, seolah ingin tau apa kelanjutannya.
"Itulah orang yang bener-bener harus gue hargain, sayangin dan cintai." lanjut Zeam, membuat Eighar terbelalak.
Eighar terdiam, benar-benar tak mampu membalas perkataan Zeam. Beberapa saat setelahnya, Eighar kembali menatap Zeam. "Tanpa itu, lu gak bakalan bisa di nilai lebih sama orang lain. Siapapun itu, dia harus nunjukin siapa dirinya ke orang lain. Raja tanpa rakyat, tak akan di akui sebagai raja." lanjut Eighar, membuat Zeam menarik napas panjang.
"Iya, lu bener." Eighar merasa senang mendengarnya, karena ia memang merasa benar. "Tapi, pendapat orang lain tentang kita itu gak sepenuhnya baik. Kebanyakan, mereka juga berpendapat hal yang buruk tentang kita, dan itu gak bisa di pungkuri."
"Pertanyaannya, kalau lu bener-bener perduli tentang penilaian orang lain, apa elu udah siap.. dinilai jelek dan buruk juga?" Eighar tercekat mendengar perkataan Zeam.
"Siapapun itu, gak ada manusia yang mau dan menerima ketika dirinya di nilai buruk oleh seseorang. Tapi memang betul, bahwasanya tidak semua orang akan menilai kita ini baik. Jadi, ketika kita perduli tentang perkataan dan penilaian seseorang, kita harus menerima resiko apapun mengenai penilaian mereka."
"Jadi intinya, lu gak punya kewajiban buat ngebuat orang lain bahagia. Dan lu juga gak bertanggungjawab atas penilaian buruk mereka. Yang bisa lu lakuin, berikan yang terbaik, dan lupain itu setelahnya." ucap Zeam, membuat Eighar benar-benar tak menerimanya. "Kalau gue ngelakuin ini buat Chelsie, yaudah. Gue gak minta apa-apa dari Chelsie, dan dia juga gak harus tau itu."
Eighar mengeratkan giginya. Dalam hal ini, mereka memiliki pikiran yang berbeda. Eighar benar-benar haus validasi dan pembuktian orang lain, sementara Zeam tak memperdulikan perkataan orang lain.
Ia benar-benar benci hal itu dari Zeam. Dan sepertinya, Eighar merasa kalau Zeam harus mengerti apa yang ia maksud nantinya. Bahwa validasi dari orang-orang itu, benar-benar penting.
"Oke, kalau lu ngerasa begitu. Tapi, gue gak terima kalau lu harus ngelukai Elle demi cewek lu itu!!" balas Eighar. "Ini permasalahan mereka, permasalahan cewek. Dan gak selayaknya elu ikut campur. Karena sekarang elu udah ikut campur masalah mereka, berarti..."
Eighar mengangkat hidungnya hingga berkerutlah dahinya. "Lu juga cari masalah ke gue. Dan gue gak bakalan tinggal diem. Lu inget itu!!" balas Eighar, lalu keluar dari kamar dan meninggalkan Zeam sendiri. Ia membanting pintu setelahnya, membuat Zeam heran lalu memakluminya.
Ketika Eighar pergi, Zeam langsung melepaskan wajah datar dan seriusnya. Ia tersenyum simpul menatap kepergian Eighar. "Ayo Eighar, kita mulai lagi konflik ini. Gue udah gak sabar." ujarnya dengan kedua tangan yang bergetar.
Bersambung...
semoga puasa kita smw lancar dan di terima Allah 🤲🤲
selamat berpuasa semua 🥰🥰
Mgkn ini mksd Author, musuh sebenarnya eighar. /Smile/
Next Thor...