Menjadi Ibu Untuk Keponakanku

Menjadi Ibu Untuk Keponakanku

BAB 1. DUKA

Assalamualaikum, selamat datang di karya baru author. Semoga suka dan jangan lupa tinggalkan jejaknya ya. Terima kasih. 😘

Happy reading... 🤗🤗🤗

...💝💝💝...

"Kau sudah berjanji akan menua bersamaku Fio, tapi kenapa kau meninggalkan aku dan anak-anak kita." Rangga menangis tergugu di depan pemakaman istrinya. Kini tinggal ia seorang diri yang duduk bersimpuh didepan gundukan tanah yang menelan jasad istrinya, seluruh keluarganya telah pulang untuk menenangkan putri kecilnya yang tak hentinya menangis.

Fiona, wanita cantik yang rela mengubur semua mimpinya demi hidup bersama Rangga. Fiona rela tak melanjutkan cita-citanya yang ingin menjadi wanita karier yang sukses. Bahkan Fiona rela berhenti kuliah dan memilih untuk membangun rumah tangga bersama Rangga. Saat itu kedua orang tua Rangga memang terus mendesaknya untuk segera menikah karena telah menjadi pemimpin perusahaan menggantikan papanya.

Tahun pertama pernikahan, mereka dikaruniai seorang putri cantik bernama Kiara yang kini telah berusia empat tahun. Hari-hari yang mereka lalui dipenuhi dengan kebahagiaan, sekalipun tidak pernah terjadi cekcok di dalam rumah tangga mereka. Hingga Fiona kembali mengandung anak kedua mereka, bertambah lah kebahagiaan keluarga kecilnya. Namun, kebahagiaan itu adalah akhir dari kisah rumah tangganya.

Fiona meregang nyawa usai melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki karena mengalami pendarahan hebat yang diakibatkan oleh infeksi pada rahimnya (endometritis), dan tidak bisa terselamatkan.

Dunia Rangga runtuh seketika saat dokter mengatakan bahwa istrinya telah tiada. Jika tidak mengingat anak-anaknya mungkin ia juga sudah mengakhiri hidupnya. Demi Kiara putrinya dan bayinya yang bahkan belum sempat meneguk ASI pertama ibunya, Rangga harus kuat menjalani hidup tanpa istri yang sangat dicintainya.

"Aku harus bagaimana tanpamu Fio, bagaimana dengan anak-anak jika tidak ada kamu." Air mata Rangga tak hentinya mengalir. Sungguh demi apapun ia tidak sanggup kehilangan wanita yang sangat dicintainya. Fiona adalah dunianya, rumah tempatnya pulang. Tanpa Fiona ia seperti kehilangan arah.

.

.

.

Di rumah duka, dua pasang paruh baya sedang dilanda kebingungan karena kedua cucu mereka yang terus menangis. Sudah berbagai cara mereka lakukan namun kedua cucunya itu tak kunjung berhenti menangis.

Kedua orang tua Rangga bergantian menggendong Kiara, gadis kecil itu tak hentinya menangis dengan terus memanggil mamanya. Begitupun dengan kedua orang tua Fiona yang bergantian menggendong bayi mungil yang tak seberuntung kakaknya. Bayi berjenis kelamin laki-laki itu terpaksa harus dipulangkan hari itu juga karena duka yang menimpa mereka. Beruntungnya bayi itu terlahir dengan sehat dan tanpa kekurangan apapun sehingga dokter memberi izin untuk dipulangkan.

"Kia mau sama Mama. Kia mau ikut Mama. Hiks hiks hiks." Lirih gadis kecil itu terisak.

"Kia Sayang, jangan nangis ya, kita doakan agar Mama Kia diberikan tempat yang terbaik di Surganya Allah. Kalau Kia nangis, nanti Mama juga sedih di sana. Kia gak mau kan buat Mama sedih?"

Kia mengangguk tapi itu tak berhasil membuat gadis kecil itu berhenti menangis. Mama Sinta yang menggendong Kiara pun tak kuasa menahan air matanya.

"Kia anak yang pintar, jangan nangis ya. Lihat itu Adek bayi juga menangis gara-gara Kakak Kia menangis." Papa Digo mengambil alih menggendong Kiara.

Tangis Kiara perlahan mereda namun tak sepenuhnya berhenti menangis, sesekali masih terdengar isakan nya, kedua matanya yang menganak sungai kini tertuju memperhatikan adiknya yang menangis cukup kencang.

"Cup cup cup, Sayang minum susunya ya." Mama Zana pun masih dengan usahanya, yang terus menempelkan put!ng dot di mulut cucu keduanya, tapi bayi mungil itu selalu menolak dengan lidahnya dan terus menangis dengan kencang.

"Hei jagoan, Ayo dong minum susunya. Gimana mau kuat kalau gak minum susu." Papa Farhan yang menggendong cucunya itu pun tak kuasa menahan air matanya. Kenapa takdir sekejam ini. Bayi yang seharusnya berada dalam dekapan sang ibu, kini akan tumbuh besar tanpa sosok ibu.

"Mama, Papa." Flora datang dengan berurai air mata, saat dikabari bahwa kembarannya meninggal ia langsung meninggalkan kampus dan tanpa meminta izin pada dosennya. Tapi sayang ia tidak bisa melihat kakak kembarnya untuk yang terakhir kali, karena kakak tertuanya memberi kabar setelah pemakaman Fiona selesai. Tadi pagi mereka sempat video call, saat itu Fiona telah berada di rumah sakit, menunggu pembukaan lengkap untuk melahirkan bayinya. Dan Flora berencana akan ke rumah sakit setelah mata kuliahnya selesai. Tapi ia tidak menyangka jika akan terjadi duka seperti ini.

Flora menghampiri kedua orangtuanya, ia mengusap air matanya lalu mengambil bayi mungil itu dari gendongan papa Farhan. Ajaibnya bayi itu langsung terdiam ketika Flora yang menggendongnya. "Anak pintar," Flora lalu mengambil botol susu yang dipegang mama Zana, dan lagi terjadi keajaiban. Bayi yang sejak tadi menolak minum susu, langsung melahap put!ng dot itu ketika Flora yang memberinya.

"Tante," Kiara melambaikan tangannya pada Flora. Isakan gadis kecil itupun tak terdengar lagi ketika Flora datang. Papa Digo menurunkan Kiara dari gendongannya, dan Kiara langsung berlari memeluk Flora.

Kejadian yang tak terduga, mencengangkan sekaligus menakjubkan. Sejak tadi dua pasang paruh baya kewalahan menenangkan kedua cucu mereka, namun tak kunjung berhenti menangis. Tapi Flora, gadis itu mampu menenangkan kedua keponakannya dalam sekejap tanpa usaha apapun.

Apa itu yang dinamakan ikatan batin antar sedarah. Flora yang merupakan kembaran Fiona, mampu menenangkan kedua anak-anak kakak kembarnya.

...🍃🍃🍃...

Malam hari...

"Turut berduka ya Mas Rangga, semoga Allah SWT menempatkan Almarhumah di sisi-Nya dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan."

Rangga hanya menanggapi dengan anggukan pelan kalimat bela sungkawa yang entah diucapkan oleh siapa, namun dalam hatinya mengucapkan kata 'aamiiin.' Sepanjang tahlilan berlangsung ia terus menunduk tanpa memperhatikan siapa saja yang datang dan sesekali menyeka air matanya yang terus berjatuhan.

"Rangga, istirahatlah Nak." Mama Sinta menyentuh pundak Rangga yang sejak tadi duduk dengan kepala yang terus menunduk. Pria itu bahkan tidak menyadari bahwa para tetangga yang datang membacakan yasin dan tahlil untuk almarhumah istrinya telah pulang.

Rangga terkesiap, ia menyeka air matanya yang tak berhenti berjatuhan kemudian berdiri dan mengayunkan langkahnya menuju kamar tanpa berpamitan pada mama dan keluarganya yang lain. Semuanya dapat memaklumi sikap Rangga saat ini, pria itu pasti sangat terpuruk atas kepergian istrinya.

Gerakan tangan Rangga yang hendak menekan handle pintu terhenti ketika mendengar isakan dari dalam kamarnya. Ia tahu betul itu adalah suara isakan Flora, beberapa saat lalu adik iparnya itu membawa Kiara dan bayinya untuk ditidurkan didalam kamarnya. Flora pun sama terpuruknya atas kepergian Fiona saudari kembarnya.

"Kenapa kak Fio pergi secepat ini? Kita pernah terpisah semasa kecil dan baru dipertemukan setelah kita sama-sama dewasa, tapi sekarang kak Fio benar-benar meninggalkan aku. Padahal masih ada banyak rencana yang belum kita selesaikan Kak, bahkan kakak belum melihatku menyandang gelar sarjana seperti keinginan Kakak. Ini adalah impian kakak yang ingin melihatku menjadi wanita karier yang sukses seperti cita-cita kakak dulu, tapi kenapa kakak pergi sebelum impian kakak terwujud. Hiks." Flora memeluk erat bingkai foto kakaknya, setelah menidurkan kedua keponakannya, ia tak hentinya menangis dengan terus memeluk foto Fiona.

Di luar kamar, air mata Rangga kembali berjatuhan mendengar apa yang dikatakan Flora, namun dengan cepat ia menyeka air matanya. Dengan tangan bergetar ia membuka pintu kamarnya.

Flora yang mendengar derit pintu terbuka, dengan cepat menghapus air matanya, kemudian beranjak mengembalikan foto Fiona ditempatnya semula.

"Pulanglah," kata Rangga tanpa melihat Flora yang berdiri di samping nakas.

Flora mengangguk, ia menoleh menatap kedua keponakannya yang telah terlelap diatas tempat tidur sebelum akhirnya keluar dari kamar. Flora berharap semoga Kiara dan adiknya malam ini tidak rewel.

Setelah pintu kamarnya tertutup, Rangga mendudukkan tubuhnya ditepi tempat tidur. Pandangannya berkabut menatap kedua anaknya yang tertidur diatas ranjang, dimana ia dan Fiona sering menghabiskan waktu bersama. Tadi pagi, Fiona masih berbaring diatas ranjang itu ketika mengeluhkan perutnya yang sakit. Tapi sekarang hanya tinggal aroma tubuh istrinya yang tersisa.

"Kenapa harus seperti ini Fio? Lihatlah anak-anak kita, mereka tidur dengan mata yang sembab. Kiara tak hentinya menangis memanggilmu, tapi untung ada Flora yang bisa menenangkannya. Dan si kecil, bahkan kau belum sempat memberikan ASI pertamamu padanya tapi kau..." Rangga tak sanggup meneruskan ucapannya. Tubuhnya bergetar seiring air matanya yang kembali luruh.

Terpopuler

Comments

Muawanah

Muawanah

aku mampir nieh kak, lgsg pencet tombol subscribe 😊

2024-05-11

1

Soraya

Soraya

mampir dulu ya kak

2024-05-12

0

Kas Gpl

Kas Gpl

ketemu akhirnya. ....lanjut baca dong

2024-03-28

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. DUKA
2 BAB 2. KESEPAKATAN
3 BAB 3. SEGERA DIMULAI
4 BAB 4. JANGAN SAKITI DIA
5 BAB 5. SEBATAS MENJADI IBU
6 BAB 6. JANGAN MEMBANDINGKAN KAMI
7 BAB 7. BUKAN PERHATIAN TAPI PERINGATAN
8 BAB 8. AKU TAHU KAMU TULUS TAPI....
9 BAB 9. KAGUM TAPI TAK TAMPAK
10 BAB 10. TERNYATA KALIAN MASIH SERING BERTEMU
11 BAB 11. TETAP SALAH
12 BAB 12. TAK PUNYA PILIHAN
13 BAB 13. AKU MENUNGGUMU
14 BAB 14. REWEL
15 BAB 15. TIDAK BECUS
16 BAB 16. KENAPA KAMU BERBOHONG?
17 BAB 17. SELAMAT DATANG DI KAMAR KALIAN
18 BAB 18. SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK BUTUH PENGASUH LAGI
19 BAB 19. KECEWA
20 BAB 20. BERPISAH SAJA
21 BAB 21. KAMU TETAP MAMANYA AZKA DAN KIA
22 BAB 22. KENAPA SEPERTINYA AKU TIDAK RELA?
23 BAB 23. BELUM APA-APA SUDAH REPOT
24 BAB 24. DIA SOSOK AYAH YANG HEBAT
25 BAB 25. TAK ADA SALAHNYA MENCOBA
26 BAB 26. ITU MAMA FLORA
27 BAB 27. SADAR DIRI
28 BAB. 28 BIAR ORANGTUAKU YANG MEMUTUSKAN
29 BAB 29. TEKAD
30 BAB 30. TIDAK MUDAH
31 BAB 31. TIDAK PANTAS DISEBUT PRIA SEJATI
32 BAB 32. MENEMUI MAMANYA ANAK-ANAK
33 BAB 33. DUA PRIA
34 BAB 34. KAMU YANG TENTUKAN
35 BAB 35. MERASA DIPEREBUTKAN
36 BAB 36. SABAR
37 BAB 37. ALAM JUGA IKUT MEMBERI PELAJARAN
38 BAB 38. SUNGGUH-SUNGGUH
39 BAB 39. MENJEMPUT FLORA?
40 BAB 40. MENANGISLAH FLO
41 CURHAT AUTHOR
42 BAB 41. SERANJANG
43 BAB 42. KAMU YANG BERKUASA
44 BAB 43. RENCANA PARA ORANG TUA
45 BAB 44. JANGAN PERNAH MERAGUKAN AKU
46 BAB 45. LUPA MENUTUP PINTU
47 BAB 46. APA KAU INGIN MENGATAKAN SESUATU?
48 BAB 47. MAAFKAN AKU
49 BAB 48. BUANG-BUANG WAKTU
50 BAB 49. OLEH-OLEH APA?
51 BAB 50. MENGENANGMU DENGAN INDAH
52 BAB 51. AKU JUGA BAHAGIA
53 BAB 52. GAK KEBAGIAN
54 BAB 53. TERIMA KASIH ATAS SEMUA PENGORBANAN MU
55 BAB 54. KERJA SAMBIL BAWA ANAK
56 BAB 55. ISTRI ORANG
57 BAB 56. POSITIF
58 BAB 57. SUAMI?
59 BAB 58. PENGEN BAKSO
60 BAB 59. TERNYATA TAK SEMUDAH ITU
61 BAB 60. AKU?
62 BAB 61. TERJEBAK DALAM LIFT
63 BAB 62. AKAN MENIKAHINYA
64 BAB 63. KAMU ADALAH PRIORITAS KU
65 BAB 64. APA KAMU MAU DATANG?
66 BAB 65. MAHAR APA?
67 BAB 66. AKU BERJANJI
68 BAB 67. COUPLE
69 BAB 68. SAH
70 BAB 69. SABAR... MASIH TERANG
71 BAB 70. APA ISINYA?
72 BAB 71. BERBAGI TEMPAT TIDUR
73 BAB 72. MEMENUHI JANJI
74 BAB 73. APA KAMU JUGA AKAN MENINGGALKAN AKU?
75 BAB 74. PURA-PURA TIDUR
76 BAB 75. PAWANG MU MASIH CUPU
77 BAB 76. NUNGGUIN KAMU PULANG
78 BAB 77. AKU CIUM NIH?
79 BAB 78. ISTRI CUEKKU TERNYATA PERHATIAN
80 BAB 79. BUKAN BEGITU CARA MINTANYA
81 BAB 80. AKU JUGA MERASAKANNYA
82 BAB 81. MALAM PERTAMA
83 BAB 82. BABY BOY
84 BAB 83. BABY GIRL
85 BAB 84. GAK MAU NAMBAH ANAK LAGI
86 BAB 85. SUDAH ADA YANG HALAL NGAPAIN CARI YANG HARAM
87 BAB 86. 3 SEKAWAN
88 BAB 87. NGANTERIN PULANG
89 BAB 88. HARUSKAH AKU MENGALAH?
90 Minal Aidzin Wal Faizin
91 RAHASIA HATI
Episodes

Updated 91 Episodes

1
BAB 1. DUKA
2
BAB 2. KESEPAKATAN
3
BAB 3. SEGERA DIMULAI
4
BAB 4. JANGAN SAKITI DIA
5
BAB 5. SEBATAS MENJADI IBU
6
BAB 6. JANGAN MEMBANDINGKAN KAMI
7
BAB 7. BUKAN PERHATIAN TAPI PERINGATAN
8
BAB 8. AKU TAHU KAMU TULUS TAPI....
9
BAB 9. KAGUM TAPI TAK TAMPAK
10
BAB 10. TERNYATA KALIAN MASIH SERING BERTEMU
11
BAB 11. TETAP SALAH
12
BAB 12. TAK PUNYA PILIHAN
13
BAB 13. AKU MENUNGGUMU
14
BAB 14. REWEL
15
BAB 15. TIDAK BECUS
16
BAB 16. KENAPA KAMU BERBOHONG?
17
BAB 17. SELAMAT DATANG DI KAMAR KALIAN
18
BAB 18. SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK BUTUH PENGASUH LAGI
19
BAB 19. KECEWA
20
BAB 20. BERPISAH SAJA
21
BAB 21. KAMU TETAP MAMANYA AZKA DAN KIA
22
BAB 22. KENAPA SEPERTINYA AKU TIDAK RELA?
23
BAB 23. BELUM APA-APA SUDAH REPOT
24
BAB 24. DIA SOSOK AYAH YANG HEBAT
25
BAB 25. TAK ADA SALAHNYA MENCOBA
26
BAB 26. ITU MAMA FLORA
27
BAB 27. SADAR DIRI
28
BAB. 28 BIAR ORANGTUAKU YANG MEMUTUSKAN
29
BAB 29. TEKAD
30
BAB 30. TIDAK MUDAH
31
BAB 31. TIDAK PANTAS DISEBUT PRIA SEJATI
32
BAB 32. MENEMUI MAMANYA ANAK-ANAK
33
BAB 33. DUA PRIA
34
BAB 34. KAMU YANG TENTUKAN
35
BAB 35. MERASA DIPEREBUTKAN
36
BAB 36. SABAR
37
BAB 37. ALAM JUGA IKUT MEMBERI PELAJARAN
38
BAB 38. SUNGGUH-SUNGGUH
39
BAB 39. MENJEMPUT FLORA?
40
BAB 40. MENANGISLAH FLO
41
CURHAT AUTHOR
42
BAB 41. SERANJANG
43
BAB 42. KAMU YANG BERKUASA
44
BAB 43. RENCANA PARA ORANG TUA
45
BAB 44. JANGAN PERNAH MERAGUKAN AKU
46
BAB 45. LUPA MENUTUP PINTU
47
BAB 46. APA KAU INGIN MENGATAKAN SESUATU?
48
BAB 47. MAAFKAN AKU
49
BAB 48. BUANG-BUANG WAKTU
50
BAB 49. OLEH-OLEH APA?
51
BAB 50. MENGENANGMU DENGAN INDAH
52
BAB 51. AKU JUGA BAHAGIA
53
BAB 52. GAK KEBAGIAN
54
BAB 53. TERIMA KASIH ATAS SEMUA PENGORBANAN MU
55
BAB 54. KERJA SAMBIL BAWA ANAK
56
BAB 55. ISTRI ORANG
57
BAB 56. POSITIF
58
BAB 57. SUAMI?
59
BAB 58. PENGEN BAKSO
60
BAB 59. TERNYATA TAK SEMUDAH ITU
61
BAB 60. AKU?
62
BAB 61. TERJEBAK DALAM LIFT
63
BAB 62. AKAN MENIKAHINYA
64
BAB 63. KAMU ADALAH PRIORITAS KU
65
BAB 64. APA KAMU MAU DATANG?
66
BAB 65. MAHAR APA?
67
BAB 66. AKU BERJANJI
68
BAB 67. COUPLE
69
BAB 68. SAH
70
BAB 69. SABAR... MASIH TERANG
71
BAB 70. APA ISINYA?
72
BAB 71. BERBAGI TEMPAT TIDUR
73
BAB 72. MEMENUHI JANJI
74
BAB 73. APA KAMU JUGA AKAN MENINGGALKAN AKU?
75
BAB 74. PURA-PURA TIDUR
76
BAB 75. PAWANG MU MASIH CUPU
77
BAB 76. NUNGGUIN KAMU PULANG
78
BAB 77. AKU CIUM NIH?
79
BAB 78. ISTRI CUEKKU TERNYATA PERHATIAN
80
BAB 79. BUKAN BEGITU CARA MINTANYA
81
BAB 80. AKU JUGA MERASAKANNYA
82
BAB 81. MALAM PERTAMA
83
BAB 82. BABY BOY
84
BAB 83. BABY GIRL
85
BAB 84. GAK MAU NAMBAH ANAK LAGI
86
BAB 85. SUDAH ADA YANG HALAL NGAPAIN CARI YANG HARAM
87
BAB 86. 3 SEKAWAN
88
BAB 87. NGANTERIN PULANG
89
BAB 88. HARUSKAH AKU MENGALAH?
90
Minal Aidzin Wal Faizin
91
RAHASIA HATI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!