Raeesha gadis dingin ,pendiam badgirl ,urakan dan juga ahli beladiri .
Anak pertama yang di asingkan bahkan di anggap sampah oleh keluarganya , gadis penuh luka yang mencoba menutup lukanya sendiri.
Sayangnya dia harus meregang nyawa di tangan ayah kandungnya sendiri hanya karena adik tirinya yang tidak suka akan keberadaannya di rumah mereka , Raeesha yang mengira akan masuk ke akhirat ternyata memasuki tubuh seorang wanita yang menjalani kehidupan pahit dalam bilik rumah tangga , wanita yang terobsesi dengan suaminya sendiri tanpa perduli dengan kebencian dari suaminya.
akan kah Raeesha mampu mempertahankan kehidupan keduanya ? dan menemukan kebahagiaannya ?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
...Kamu adalah ketidaksengajaan yang menyakitkan....
...~Lucas~...
.......
.......
...☠️☠️☠️...
Kabar pernikahan Ruby dan Ardelio telah sampai pada telinga keluarga Sinaga, kabar tersebut mampu mengguncang mereka semua terlebih Valeri yang baru mengetahui jika pernikahan Ruby dan Ardelio ada campur tangan dari putra sulungnya.
Saat ini Lucas sedang berada di kediaman orang tuanya, dan dia sedang mendapat hukuman dari papahnya karena telah menjual Ruby tanpa memberitahu mereka, Lucas hanya bilang jika dia dan Ruby telah berpisah tanpa memberikan alasan yang tepat pada kedua orang tuanya.
BUUGHH.
Zargo memukul perut Lucas hingga dia tersungkur ke lantai, raut wajah Zargo terlihat merah padam akibat amarah yang membumbung tinggi.
"Dimana rasa kemanusiaan kamu, Lucas! tega-teganya kamu melakukan itu sama Ruby hah," bentak Zargo.
Lucas berdiri dari lantai, dia menatap wajah papahnya yang masih menatapnya tajam.
"Aku terpaksa, Pah, saat itu perusahan kita membutuhkan suntikan dana, aku nggak punya cara lain selain melakukan hal itu," ucap Lucas mencari pembelaan.
Zargo mengusap wajahnya kasar, dia tidak habis pikir kenapa putranya memiliki otak dangkal seperti itu.
"Kenapa kamu tidak bilang sama Papah? Seandainya kamu bilang, Papah bisa membicarakannya dengan Ruby secara baik-baik tanpa perlu menjual dia pada pria lain, Lucas," sentak Zargo kesal.
Lucas terdiam, dia tidak bisa berkutik di depan kemarahan papahnya sedangkan Valeri hanya menatap datar pada putranya, dia merasa hancur setelah mengetahui jika Ruby di jual hanya demi nama perusahaan mereka. Valeri merasa benar-benar gagal menjaga wasiat sahabatnya untuk menjaga Ruby agar hidup bahagia.
"Kamu harus minta maaf sama Ruby, perbuatanmu kali ini benar-benar keterlaluan, Lucas. Kamu sama saja melakukan perdagangan manusia yang sangat di larang negara," ujar Zargo sambil menunjuk wajah putranya.
"Benar kata papah kamu, Nak, kami semua sangat kecewa sama kamu, kamu anak yang kami banggakan dan berikan tanggung jawab besar ternyata memiliki sifat sangat tidak manusiawi," imbuh Valeri.
Lucas menundukkan kepalanya, dia tau dia salah tapi dia tidak menerima pernyataan orang tuanya yang menyebut jika dia tidak memiliki sifat manusiawi.
Seandainya mereka yang ada di posisinya yang tidak bisa memilih, apa mereka akan tetap memarahinya seperti sekarang? Dan memojokkannya.
Kedua orang tua Lucas pergi meninggalkan dirinya di ruang keluarga sendirian, dia menghempaskan tubuhnya di atas sofa lalu dia mendongak menatap langit-langit rumah orang tuanya, dia lelah dengan semua tekanan yang kian menghimpit pikiran dan hati nuraninya.
Saat dia sedang melamun, tiba-tiba dia melihat ayahnya turun dari lantai dua dengan membawa koper di tangannya.
"Papah, mau kemana?" ujar Lucas dari sofa.
"Papah, ada kerjaan di luar kota. Kamu ingat pesan papah tadi, jangan lupa untuk minta maaf pada Ruby jika sampai papah pulang dan kamu belum minta maaf, kamu tanggung sendiri akibatnya!" tandas Zargo.
Lucas tak menjawab, dia melihat kepergian papahnya yang sangat tergesa-gesa menuju pintu mansion.
Sedangkan di lantai dua, Valeri menatap sendu kepergian suaminya dia merasa banyak hal yang berubah dari suaminya, termasuk waktu untuk keluarganya namun dia tidak tau apa penyebab perubahan sikap suaminya itu.
...____________...
Di sisi lain Senna dan Sesilia sedang menunggu kedatangan Grisella di dalam cafe, mereka bertiga sudah bertemu dua kali setelah Sesilia memperkenalkan Grisella pada Senna.
Krincing.
Pintu cafe terbuka, kedua gadis itu menoleh lalu tersenyum saat mengetahui orang yang mereka tunggu sudah datang.
Tap. Tap. Tap.
"Kalian sudah lama?" ujar Grisella begitu tiba di hadapan kedua gadis tersebut.
"Belum, Kak, kita juga baru sampai." Sahut Sesilia.
Grisella mengangguk singkat, dia menarik kursi di samping Sesilia dan mendudukan tubuhnya di sana.
Mereka bertiga mulai membahas tentang kabar pernikahan Ruby yang akan di laksanakan seminggu lagi.
"Kakak, sudah dengar katanya kak Ruby mau menikah minggu depan, apa kabar itu benar adanya?" tanya Sesilia pada Grisella.
"Sepertinya berita itu benar, karena sudah ada di media dan undangan juga sudah tersebar pada para pengusaha yang bekerja sama dengan mereka berdua," sahut Grisella.
Sesilia berdecak sebal, dia menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Ck enak banget yah jadi kak Ruby, dulu dia menikah dengan orang kaya sekarang malah dapatnya lebih kaya, apa kak Ruby punya pelet jadi semua pria tergila-gila padanya."
Sesilia tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. Berbeda dengan Senna yang tidak tau apa yang mereka bicarakan menjadi penasaran.
"Ruby, itu pemilik Zamora Group yang akan menikah dengan tuan Ardelio?"
Grisella dan Sesilia mengangguk serempak. "Hidup kak Ruby tuh kaya berlian, dia nggak pernah ngerasain susah kaya kita," imbuh Sesilia.
"Kamu tenang saja, kakak sudah menyiapkan kejutan untuknya agar dia bisa merasakan penderitaan kita selama ini, dia harus menderita selama masa hidupnya." Ujar Grisella tersenyum tipis.
Sesilia mengangguk senang, selama ini dia sangat iri terhadap Ruby yang hidup bergelimang harta tanpa perlu bersusah payah mencari uang.
Terlebih wajah Ruby yang cantik tidak bisa Sesilia tandingi meski dia sudah melakukan beberapa operasi plastik.
...____________...
Ruby mengendarai motornya menyusuri jalan Lentera yang berada di tengah-tengah hutan, jalan itu merupakan jalan pintas menuju mansion Zamora, dia baru pulang setelah mengantar Jean kembali ke rumahnya.
Di tengah perjalanan tiba-tiba muncul beberapa motor yang berasal dari dalam hutan, Ruby menoleh ke belakang dia melihat lima motor sport yang berisi tiap motor dua orang sedang mengejarnya.
Mereka membawa senjata tajam di tangan masing-masing, ada celurit, tongkat bisbol dan sebilah katana.
Ruby berdecak jengkel, dia kembali fokus pada jalanan lalu menambah kecepatan motornya di atas rata-rata.
Aksi kejar-kejaran berlangsung sengit, suasana malam yang sepi membuat mereka leluasa membawa motor masing-masing seperti orang kesetanan.
WUSSHHH.
WUSSHHH.
Ruby mengarahkan motornya menuju tanah kosong yang terbengkalai, dia menghentikan motornya di sana begitu juga kelima motor tersebut.
Mereka semua turun dari motor masing-masing, Ruby melepas helm full face miliknya dan turun dari motor, rambut panjangnya dia ikat secara asal hingga leher jenjangnya terekspos.
"Siapa kalian?" ujar Ruby menatap datar sepuluh orang di hadapannya.
"Kau tidak perlu tau!" jawab salah satu dari mereka.
Sesaat kemudian sepuluh orang tersebut mulai berlari membawa senjata mereka menuju Ruby.
Hawa dingin menyeruak menembus baju mereka, di tengah pertarungan tersebut hujan tiba-tiba turun yang membuat suasana semakin mencekam.
SRINGG.
BUUAAKK.
BRAAK.
Ruby menendang, pergelangan tangan pria yang memegang katana saat dia mengarahkan katana itu pada wajah Ruby.
BUUUGHH.
DUUAAKK.
Ruby berhasil membanting pria kedua yang menyerangnya, dia terus melawan mereka tanpa henti hingga sebuah tusukan mengenai pundak Ruby.
TRAANG.
BUUAAGH.
SREEETT.
JLEEEBB.
"Ssssttt," Ruby mendesis saat merasakan benda dingin menusuk kulitnya.
Tawa para pria yang berada di hadapannya sangat menjengkelkan di telinga Ruby.
"Haha mampus, makanya lebih baik kau menurut dengan kami!" ujar salah satu dari mereka.
Ruby meludah ke samping tubuhnya, dia menatap mereka semua tanpa ekspresi Ruby kembali memasang kuda-kuda untuk melawan mereka.
Dia tidak menghiraukan luka yang ada di pundaknya, Ruby hanya ingin secepatnya pulang dan tidur itu yang ada di dalam pikirannya.
Ruby berlari menerjang mereka, hujan tiba-tiba mengguyur tubuh mereka semua. suara benda tajam saling bersahutan di bawah guyuran hujan yang kian deras.
Ruby melawan mereka semua menggunakan tangan kosong, dia tidak membawa senjata apa pun dari rumahnya. Hingga tanpa di duga sebuah tongkat bisbol memukul punggungnya dan membuat tubuh Ruby jatuh tersungkur ke tanah.
BRUUUK.
Salah satu dari pria tersebut menarik dagu Ruby hingga dia mendongak menatap pria tersebut.
Baru saja pria itu hendak berbicara Ruby langsung melayangkan tinjunya tepat di mata pria tersebut.
BUGH.
"Aaarrghh bangsat," rintih pria itu kesakitan
Ruby kembali berdiri meski sempoyongan setelah menerima pukulan di punggungnya, dia menatap mereka tanpa ada rasa takut sedikit pun.
"Maju kalian semua," tantang Ruby.
Dia kembali memasang kuda-kuda hingga sesaat kemudian perkelahian kembali terjadi.
SRING.
BUUAGH.
Ruby menendang satu persatu para pria itu, sambil menghindari beberapa serangan dari senjata mereka.
Di tengah pertarungan itu orang yang mendapat pukulan di mata tadi mulai mengeluarkan belati dari saku jaketnya.
Dia menargetkan Ruby yang masih sibuk melawan para rekannya, lalu tanpa di duga orang itu berlari dan mengarahkan belatinya pada Ruby.
Draap. Draaap. Draap.
Ruby yang merasakan ada pergerakan belakang tubuhnya seketika menoleh, saat itu juga belati di tangan pria itu berhasil menusuknya karena dia tidak sempat menghindar.
JLEEBB.
"Sssttt." Ruby terjatuh ke tanah, sembari memegangi perutnya yang tertusuk belati.
bener bener ya kasian banget GK ada bahagia nya sama sekali..
nyesek amat thor 😭😭
percuma transmigrasi v ujung nya meninggoy juga...