Zahra Putri Pratama harus menerima kenyataan bahwa sang kekasih yang ia cintai telah menikah dengan sahabat nya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kota kecil dan di sana ia bertemu dengan sosok seorang anak kecil yang menarik perhatian nya. dan ternyata anak kecil itu adalah anak dari seorang pengusaha muda Luffy Ferdinand Sinaga. karena anaknya yang bernama Lucky Alvino Sinaga begitu senang dengan Zahra Luffy pun berniat untuk mengajak nya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldifa Sasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Deman
Zahra tengah sibuk dengan pasien nya yang lumayan banyak pada hari ini, puskesmas terlebih penuh dengan orang yang datang berobat.
"maaf dok, ada yang ingin bertemu, dengan dokter " kata perawat membuat Zahra melihat ke arah nya.
"siapa?" tanya Zahra sambil mengalihkan pandangan nya pada seorang ibu yang sedang berobat.
"namanya Luffy" kata perawat sambil menyerahkan tiga map ke atas meja.
"baik, bisa bilang dia, aku masih ada tiga pasien, jadi tunggu lah" kata Zahra meminta perawatan untuk memberikan tau Luffy jika ia masih ada tiga pasien.
Luffy pun menunggu Zahra di ruangan tunggu, ia sebentar nya sangat malas berada di sana, ditambah lagi orang pada melihat pada nya.
tiga puluh menit berlalu, Zahra pun meminta perawatan untuk memberikan tau Luffy supaya masuk ke ruangan nya.
cklek
Pintu ruangan Zahra terbuka Luffy masuk dengan perasaan kesal.
"silahkan kan duduk mas, mau berobat ?" tanya Zahra melihat Luffy yang masih berdiri di depan pintu.
"tidak" sahut Luffy melangkah menuju kursi yang di depan tempat duduk Zahra.
"terus mau apa kesini ?" tanya Zahra menatap sesama wajah tampan Luffy.
"aku ingin meminta mu jadi istri ku" ucap Luffy membuat Zahra melotot kan maya nya.
"apa?" tanya Zahra kaget tentunya.
"kamu mau kan jadi istri ku, dan jadi ibu untuk Lucky, dia demam tinggi saat melihat kamu tidak ada di sana ia bangun tidur tadi pagi" ucap Luffy memberi tahu ke adaan Lucky sekarang.
"mas aku bisa menjaga Lucky jika kamu mau, tidak perlu menikah" ujar Zahra sambil menatap Luffy. Dan mencoba menolak.
"bagaimana cara nya?" tanya Luffy bingung.
"pagi hari nya sebelum kerja aku akan kerumah mas, dan pulang langsung kesana, saat Lucky tidur, baru aku pulang " Zahra menjelaskan pada Luffy.
"kamu akan kecapean Zah, dan aku tidak mau merepotkan kamu, Lucky biasanya tidur jam sepuluh malam, dan aku tidak mau kamu pulang malam" ucap Luffy karena ia tidak bisa membiarkan seorang wanita pulang saat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh atau sebelas malam.
"tidak apa, aku sudah biasa pulang jam segitu, dan Lucky anak yang menyenangkan dan begitu manis" ujar Zahra
"maaf kan aku Zahra tapi, lebih baik kita menikah saja, karena akan ada dampak nya nanti, ini desa dan kamu pasti tau jika kamu menginginkan seperti tadi, aku adalah seorang ayah yang tidak tega melihat anak nya seperti itu, tapi jika kamu tidak mau ya sudah lah, aku akan kasi pengertian pada Lucky kalau bunda nya memang tidak ada lagi" ucap Luffy dengan wajah datarnya.
"tapi ibu ada di rumah, dan orang tidak akan berfikir macam macam" ujar Zahra menatap lekat wajah Luffy.
"ibu sudah pulang ke jakarta tadi pagi, aku tinggal di sini sama Lucky berdua saja " ucap Luffy menyandar kan diri nya.
Pagi tadi Lucky kembali mencari Zahra, namun ia tidak menangis di saat nenek nya bilang jika Zahra sudah berangkat kerja. Namun saat nenek nya sudah pulang ke jakarta dan Luffy ada di kantor nya. Lucky kembali menangis dan tidak bisa berhenti menangis sehingga sampai ia mengalami demam tinggi, dan selalu memanggil bunda nya.
Hingga tanpa pikir panjang lagi Luffy pun mencari Zahra dan meminta untuk menikah dengan nya demi anak nya itu.
merasa tidak ada jawaban dari Zahra lagi Luffy pun beranjak dari duduknya ia pun berniat pulang, karena anaknya sedang di rawat di rumah.
......................
malam hari nya, demam Lucky makin parah ia terus saja mengigau dan panas tinggi, hingga membuat Luffy panik dan berniat untuk membawanya ke puskesmas.
sampai di puskesmas Lucky pun langsung di bawa ke UGD untuk di periksa lebih lanjut, sedangkan Luffy hanya menunggu nya di luar sambil menatap ponselnya.
Air mata nya pun turun, dari pipi nya mengingat tentang istri nya yang sudah tiada, dan sekarang anak mereka tengah sakit karena merindukan sosok dari bunda nya yang selalu ada di samping nya.
"kenapa secepat ini kamu pergi" gumam Luffy sambil menatap foto istri nya di ponsel.
"Lucky demam tinggi merindukan kamu" ucap Luffy lirih
Hingga tanpa ia sadari Zahra ada di sana, ia ingin pulang ke rumah nya, namun ia melihat Luffy ada di depan UGD sambil menangis.
"apa aku terima saja menikah dengan nya, hidup ku telah hancur, dan anak kecil itu bisa membuat aku bahagia nantinya" kata Zahra sambil berjalan menuju Luffy yang sedang duduk sambil menatap ponselnya.
"mas" panggil Zahra sambil ia duduk di samping Luffy, Luffy pun kaget ia langsung menyimpan ponsel nya.
"kamu belum pulang ?" tanya Luffy menatap lurus ke depan.
"aku baru saja ingin pulang, apa Lucky di rawat?" tanya Zahra sambil menatap Luffy.
"iya" jawab Luffy singkat.
"mas, aku bersedia menikah dengan mu, dengan satu syarat pernikahan ini di rahasiakan, dan aku menikah dengan mu demi Lucky dan hanya untuk Lucky bukan yang lain" kata Zahra dengan menarik nafas panjang.
"benar kah?" tanya Luffy senang.
"iya, karena cinta ku pada anak mu mas, aku bersedia menikah dengan mu, dan aku tidak menuntut apapun dari mu mas, apa lagi cinta, tidak perlu mencintai ku" ucap Zahra menatap Luffy.
"terima kasih Zahra, terima kasih, aku akan bertanggung jawab atas kamu, dan kamu tidak perlu khawatir dengan semuanya, untuk cinta aku tidak meminta mu untuk bisa mencintai ku" kata Luffy senang.
dokter pun keluar dari ruangan UGD dan menghampiri Luffy yang sedang duduk bersama Zahra, melihat dokter keluar Luffy seketika berdiri.
"bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya Luffy pada dokter itu.
"sebenarnya itu hanya demam biasa, tapi sepertinya ia merindukan ibunya sehingga demam nya tambah parah dan panas nya tinggi" kata dokter menjelaskan.
"apa sekarang sudah membaik dok?" tanya Luffy lagi.
"sudah sedikit turun panas nya pak, bapak boleh temui dia di ruang rawat" kata dokter sambil pamitan pergi ke ruangan lainnya.
setelah kepergian dokter, Lucky pun di pindahkan ke ruangan rawat. malam itu Zahra ikut dengan Luffy menjaga Lucky yang masih tidur dengan lelap nya karena efek obat.
"kamu tidur lah" kata Luffy mengagetkan Zahra yang sedang menatap ponselnya.
"iya mas, mas tidur saja dulu, aku tidur di sini saja" kata Zahra yang duduk di samping bed ranjang Lucky.
"jangan nanti badan kamu sakit tidur sambil duduk. tidur lah di sofa, aku mah gampang tidur nya" ucap Luffy pada Zahra, karena ia tidak akan membiarkan Zahra tidur di kursi.