Paula adalah anak seorang Count yang sudah jatuh, di ambang kebangkrutan keluarganya, dia dijodohkan untuk menikahi seorang Duke.
"Aku menikahimu agar aku dijauhkan dari para wanita yang menganggu. Tahu batasanmu!"
Setelah berkali-kali disakiti oleh ucapannya, Paula masih mau bertahan untuk menyelamatkan wajah orang tuanya hingga Mereka menghabiskan malam bersama dan Paula hamil.
"Wanita murahan sepertimu mengaku hamil anakku?"
Sampai akhir pun Paula masih saja disakiti.
Lalu bagaimana nasib Paula selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Peri Bumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Anak buah Cleo, Tory melaporkan hasil penyeledikannya secara rahasia mengenai kehidupan Paula. Rahasia itu cukup sulit di tembus dan punya banyak faktor resiko yang membahayakan tak hanya Cleo tapi juga keberlangsunga guild informasinya. Untungnya nama Cleo menguasai dunia bawah yang kelam dan kejam.
"Dasar brengsek! beraninya Dia kepada Paula." Cleo mengepalkan tinjunya.
Semua hal yang di laporkan Tory sangat berbanding terbalik dengan senyuman yang sering Paula tampilkan. Tapi Cleo tak bisa bertindak gegabah. Dia ingin Paula terbuka dan bercerita, barulah dia bisa bertindak. Cleo akan menunggu.
Cleo tidak bisa bertindak gegabah untuk mencampuri urusan rumah tangga Paula dan Delta.
Cleo hanya mengetahui perlakuan Delta ke Paula saja. Cleo belum tahu bahwa Paula hanya menikah secara kontrak belaka karena jeratan hutang yang disebabkan oleh Kakaknya dulu.
"Kasihan Paul." Gumamnya pelan. Alex yang ikut tahu bagaimana Duke Delta membawa seorang perempuan gadis muda dan dirumuskan akan menjadi Nyonya (simpanan) juga ikut kesal.
"Bos besar..."
"Diam Alex, aku juga ingin menghabisi orang itu, tapi Paula lah yang berhak menentukan harus kita apakah orang itu."
Alex menunduk pasrah. Alex juga menyayangi Paula, gadis yang dengan ramah selalu tersenyum itu merubah persepsi Alex bahwa semua wanita cantik itu sombong dan arogant. Bahwa semua bangsawan itu memang selalu congkak karena gelarnya. Tapi Paula tidak, dia sangat memanusiakan manusia seperti dirinya. Orang yang memang dari lahir berkecimpung dekat dengan dosa. Lahir di tempat pelacuran dan berakhir di jalanan dengan hidup kejam sebagai pencuri hanya untuk bertahan hidup. Dia bahkan pernah dipengaruhi karena membunuh orang. Paula adalah orang yang menyapanya lebih dulu. Sehingga Alex salah tingkah. Sama seperti Cleo, Alex yang sudah banyak berinteraksi dengan Paula jadi menyayanginya juga.
"Kita juga tidak bisa bertindak egois. Semua harus karena kehendak Paula, Lex."
Cleo benar. Paula harus jadi orang pertama yang memberinya instruksi tanpa harus dibayar.
***
Count Fide akhirnya berkunjung ke mansion Duke karena ingin memastikan rumor yang beredar. Juga karena dia sudah rindu ingin bertemu Paula dengan segera.
Count Fide menaiki kereta dengan penuh banyak pemikiran. Dia bahkan sudah menyurun kata kata yang ingi dia sampaikan jika terbuka perkataan itu benar adanya. Dia menguatkan hatinya untuk melihat kebenaran yang ada.
Keretanya sampai, Dia menunggu Duke dan Paula di ruang tamunya. Dia meminta maaf kepada butler karena datang mendadak tanpa surat pemberitahuan.
Karena Duke sedang serius bekerja, jadi Dia menyuruh untuk memberitahu Count menunggu barang 30 menit lagi untuk menyelesaikan dokumen yang sedang dia persiapkan untuk bisnisnya.
Count senang karena dia masih diperlakukan dengan sopan. Paula juga tengah sedang keluar untuk membeli cat dan kuas. Paula yang sedang stress itu membuat keputusan untuk melanjutkan hobi melukisnya.
Di tengah waktu menunggunya datang seorang perempuan muda yang cantik. Ibarat buah dia masih sangat ranum tapi juga segar. Wanita itu tersenyum ramah menyapanya.
"Salam... Apakah Tuan tamu Duke?" katanya.
Count bertanya tanya apa perempuan ini yang dirumuskan oleh kebanyakan orang?
"Benar, saya adalah Ayah mertua Duke."
Perkataan singkat itu akhirnya telah merubah sikap keramah tamahan perempuan itu.
"Cih, sebentar lagi juga akan menjadi mantan mertua!" Grea mengejek Count yang sudah tua itu.
Count menatapnya lekat. Kalau memang terbukti demikian, Count akan bicara baik baik kedua Duke untuk menceraikan Paula dan memulangkan Paula kepadanya. Count akan senang hati menerimanya kembali.
"Maaf Nona untuk urusan itu, saya harus memastikan kepada Duke terlebih dahulu."
Count yang sudah punya banyak pengalaman hidup itu tak bisa percaya dari satu pihak saja. Dia harus memastikannya langsung dari Duke.
"Ya ampun bapak tua, Kakak selalu menuruti omonganku, anakmu itu pasti akan menjadi janda sebentar lagi."
Nyut... Count merasakan dadanya bergemuruh. Dia sering dihina karena pernah jatuh dan punya banyak pinjaman hutang. Tapi Count nyata sakit hatinya saat anak kesayangannya di hina oleh gadis yang tidak sopan.
"Bagaimana mungkin selera Duke jatuh seperti ini?" Kata Count. Gadis itu sangat tidak sopan, sombong dan arogant. Jika dibandingkan dengan anaknya Paula, jelas Paula lebih unggul dari pada dia. Kalau masalah cantik, Paula juga cantik. Count menyimpulkan, mungkin saja selera Duke memang gadis ranum dengan Citra menyegarkan.
"Kau tidak tahu kan bagaimana anakmu diperlakukan disini?" Grea hanya berniat memprovokasi saja. Kalau dia berhasil, Ayah Paula ini pasti akan marah dan meminta cerai dengan Duke.
"Apa maksudmu?" Count sudah merasakan emosinya naik. Detak jantungnya semakin berdetak cepat.
Grea tertawa, memang benar kalau orang tua yang menyayangi anaknya pasti akan lebih emosi dari pada anaknya. Dia hanya bermaksud bermain main tidak tahu kalau emosinya akan seperti ini.
"Dia disini tidak bahagia. Tahukah anda? atau jangan jangan dia pintar berakting di depan bapak tua sepertimu."
"Itu tidak mungkin." Count Fide menaikkan suaranya.
"Ya ampun, yang tinggal di kastil ini kan aku. Memang kau tinggal disini? sehingga tidak percaya dengan perkataanku."
"Tidak mungkin Paula..." suaranya lirih. Dadanya sakit dan sesak sehingga Count memegangi dadanya itu dan tersungkur.
Grea kaget dengan ekspresi orang tua yang ada di depannya. Karena takut, dia buru buru kabur. Dia tidak May disalahkan atas apa yang menimpa orang itu.
Count masih memegangi dadanya yang sakit. Nafasnya kembang kempis, seakan oksigen pun rasanya enggan masuk ke tubuhnya. Semakin sesak, dia mau meminta tolong tapi tidak ada pelayan yang datang. Penglihtannya semakin kabur. Satu-satunya yang dilihat matanya sebelum tajam sadarkan diri adalah Paula yang berlari ke arahnya dan meneriaki namanya. "Ayaahhhh....."
Masih berlanjut atau sudah tamat?? Authornya 😁😁
Udah naik 2 Kg pas sakit Turun 3 Kg,kan Ngeselin 🤦🏿
Orang Miskin hanya bisa Gigit jari kalo di Hina,jadi udah ga Aneh lagi Miskin selalu Salah di mata Hukum mana pun 😓.