Bukan novel yang update harian yah.
Silahkan baca dan jangan lupa kasih komentar dan likenya biar author semangat buat nulis episode selanjutnya.
Novel apakah ini?
Ini adalah novel yang pemeran utamanya seorang laki-laki kaya raya yang pekerjaannya seorang CEO di perusahaan terbesar di ASIA. Memiliki saham dimana-mana dan perusahaan nya menyebar diseluruh negeri juga. Sementara pemeran wanitanya adalah gadis muda yang lahir dari keluarga kurang mampu, sekaligus dia harus menjadi tulang punggung orang tuanya karena memang ayahnya telah meninggal sejak dia berumur 15 tahun . Dia sekarang harus kuliah sambil bekerja.
Mungkin ada kemiripan dengan novel lainnya. Tapi memang aku ingin pemeran laki-lakinya seorang laki-laki terkaya dan bersifat dingin, cuek sekaligus arogan.
Jika kalian tertarik baca bagian prolog kalau masih tertarik lanjut sampai end yah.
Jangan lupa author menunggu komentar
Positifnya yah. Buat memotivasi author biar tambah semangat lagi .
Salam kenal dariku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JBlack, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenangan di Restaurant
“Tapi sama saja aku tidak suka mas.” Kekeh Adel
“Ya sudah aku akan menyuruh Rudi menegur sekretarisku agar mengganti cara berpakaiannya.” Ucap Kevin dengan tersenyum
“Serius mas? Terimakasih.” Jawab Adel langsung dengan memeluk Kevin
“Sama-sama. Jadi sekarang kau tidak perlu khawatir lagi sayang dengan sekretarisku.”
“he’em” saut Adel
Agak lama mereka berpelukan hingga sampai Adel melepaskan nya terlebih dahulu.
“Sudah mas ayo kita selesaikan membereskan semua pakaian ini mas biar cepet selesai.” Ujar Adel sambil berdiri dari duduknya.”
Keduanya pun langsung membereskan semua pakaian yang akan dibawa. Dan tak lupa foto pernikahan mereka yang diatas nakas lemari dikamar mereka pun ia bawa.
“Foto ini aku bawa ya mas.” Ucap Adel sambil kedua manik matanya melihat ke bingkai foto ditangannya
“Harus sayang, harus kamu bawa.” Ujar Kevin sambil berjalan ke arah istrinya dan kedua tangannya melingkar ketubuh istrinya.
Tak disangka air mata Adel luruh dikedua matanya dan turun di pipinya. Sontak Kevin bingung apa yang membuat istrinya menangis.
“Sayang kenapa kamu menangis?” tanya Kevin
“Kau tidak ingat mas, ini foto kita yang sangat dipaksakan ketika tersenyum.” Tunjuk Adel dibingkai foto
“Hahhahaha kau ingat itu sayang, dan jangan lupa foto itupun perlu dipaksa oleh orang tua kita. Jika tidak sepertinya kita tidak akan pernah memiliki foto itu.” Timpal kevin
“Bener mas, untungnya kita menurut sama mama yah.” Jawab Adel tersenyum
“Sudah sekarang janji sama mas jangan pernah menangis lagi didepan mas.” Ujar Kevin sambil menangkup wajah Adel
“Kalau itu menyangkut kamu , hubungan kita dan keluarga aku gak bisa janji mas.” Timpal Adel sambil menatap kedua manik mata Kevin
“Aku berjanji aku membahagiakan mu sayang, kamu juga harus janji tidak akan pernah menangis.”
“Selama kamu menepati janji itu aku jamin aku tidak akan pernah menangis.” Ujar Adel sambil memeluk tubuh suaminya
Dan kevin pun memeluk balik tubuh istrinya secara erat. Seperti ia tidak rela jika istrinya pergi meninggalkannya. Adel memutuskan pelukannya dan mengajak suaminya untuk turun karena mereka telah melewatkan sarapan pagi.
“hmm mas aku lapar ayo kita turun makan.” Rengek Adel
“Ayo.” Saut Kevin sambil menarik tangan istrinya untuk keluar kamar
Keduanya pun keluar dengan tangan Kevin menggengam tangan Adel. Jari-jari Kevin masuk disela-sela jari Adel. Mereka berjalan beriringan sambil berpegangan tangan.
Mama Nora yang melihat dari bawah pun terlihat menampakkan senyum yang tersungging di kedua bibirnya.
“Selamat pa eh siang ma.” Ujar Adel sambil menepuk jidatnya
“Kalian darimana saja kok baru turun? “ tanya Mama Nora
“Tadi kita masih membereskan pakaian kami ma.” Jawab Kevin
“Loh kalian mau pindahan kapan memang?” tanya Mama Nora
“Nanti sore ma kita pindah, karena Adel lusa sudah masuk kuliah ma. Takutnya jika besok pindah nanti Adel kecapekan ma maaf.” Ujar Adel
“Tidak apa-apa sayang itu sudah keputusan kalian. Yang penting kalian harus janji saling mengerti dan jangan mementingkan ego jika ada masalah diantara kalian.” Nasehat Mama Nora
“Iya ma. Nasehat mama akan Adel ingat.” Timpal Adel
“Ya sudah sana makan dulu nak nanti kita ngobrol disini.” Perintah Mama Nora
Akhirnya keduanya pun berjalan ke arah dapur. Adel hendak memasak tapi tangannya dicekal oleh Kevin. Dan Adel pun langsung menoleh ke belakang.
“Ada apa?” tanya Adel dengan raut wajah bingung
“Aku mau makan diluar saja.” Ujar Kevin
“Kenapa?” tanya Adel
“Aishh ya gak ada alasan pengen aja, ayokk.” Ajak Kevin sambil menarik tangan Adel
“Tapi...” belum selesai Adel bicara sudah dipotong oleh Kevin
“Gak pakek tapi-tapian.” Lirih Kevin sambil menggenggam tangan Adel
Adel pun akhirnya menurut dan mensejajari langkahnya disamping Kevin. Sesampai didepan mobil, Kevin membukakan pintu untuk Adel.
“Silahkan masuk tuan putri.” Ujar Kevin sambil menudukkan badannya dan tangannya melebar ke arah mobil seperti seorang pelayan yang mengantarkan majikannya agar masuk ke mobil.
“Wah sepertinya ada mau nya yah.” Goda Adel sambil masuk ke mobil dan mendudukkan pantat seksi nya di kursi mobil.
Mata Adel tak lepas dari Kevin, ia melihat Kevin menutup pintu dan berjalan didepan mobil menuju pintu mobil dan mendudukkan pantat nya di kursi kemudi.
Selama diperjalanan tidak ada yang bersuara, Adel memilih melihat keluar jendela sedangkan Kevin terlihat fokus menyetir mobil yang ia kendarai. Dan sampailah mereka didepan sebuah restoran. Seketika mata Adel terbelalak dan mengernyitkan alisnya ketika melihat restaurant didepan matanya.
“Ini apa maksutnya mas?” tanya Adel sambil menaikkan salah satu alisnya
“Aku ingin makan disini lagi dengan status kita yang berbeda.” Jawab Kevin sambil turun dari mobil dan disusul Adel juga turun dari mobil.
Kevin menghampiri istrinya dan menggenggam tangan Istrinya dan memasuki restaurant. Adel masih mencerna kata-kata suaminya tersebut.
“Status? Status apa maksutnya.” Gumam Adel dalam hati
Kevin yang melihat raut wajah istrinya sedang melamun akhirnya ia membisikkan sesuatu ditelinga Adel.
“Tidak usah memikirkan hal itu sayang sebentar lagi akan aku jelaskan.” Dengan suara dibuat sensual oleh Kevin
Adel yang kemudian tersadar dari lamunannya pun bergidik ngeri mendengarkan suara Kevin dan langsung menatap wajah suaminya tersebut.
Setelah Kevin memesan ruang VIP akhirnya keduanya berjalan dengan beriringan menuju ruangan yang dipesan. Setelah keduanya mendudukkan dirinya ditempat akhirnya Adel segera menanyakan hal yang mengganjal pikirannya beberapa saat lalu.
“Apa maksut dari perkataanmu tadi mas? Status apa?” tanya beruntun Adel
“Apa kamu tidak terlintas pemikiran kenapa aku mengajakmu kemari.”
“Tidak mas, selain makan pagi saja. “ jawab Adel dengan santai
“Apa kau tidak ingat terakhir kali kita kesini?” tanya Kevin
“Ingat mas, terakhir kita kesini ketika mas bertemu denganku dan membicarakan soal perjodohan itu.” Jawab Adel
Seketika Adel paham dengan perkataan Kevin tadi yang mengucapkan status. Dan kemudian Adel menunduk.
“Sudah paham?” tanya Kevin langsung
Sontak wajah Adel memerah seperti tomat, kemudian Kevin menangkup kedua pipi Adel dan menegakkan wajahnya agar ia bisa melihat kedua manik mata istrinya.
“Aku mengajakmu kesini untuk mengingat kenangan kita waktu pertama kali bertemu.” Ujar tulus Kevin
“Tapi kenangan kita disini jelek banget tau mas.” Timpal Adel sambil mengerucutkan bibirnya.
“Aku ingat sekali pertama ketemu kamu, ruangan rasanya berubah jadi dingin, sudah dingin cuek ketus lagi. Astaga bagaimana bisa aku menyukaimu.” Ucap Adel sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Upsss.” Adel langsung menutup bibirnya ketika ingat ucapannya sendiri
Kevin yang melihat dan mendengarkan langsung senyum sumringah. Dia bahagia mendengarkan bahwa wanitanya tersebut menyukainya. Kemudian dia berusaha untuk menggoda istrinya tersebut.
“Kamu mengatakan apa barusan sayang?” goda Kevin
“Tidak,, ti dak mengatakan apa-apa.” Timpal Adel sambil memalingkan wajahnya.
“Serius.” Goda Kevin
“Udah mas cukup mas aku malu.” Ujar Adel sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Kevin hendak meneruskan tetapi tidak sampai karena pelayan telah membawa nampan berisi pesanan mereka.
Setelah pelayan pergi akhirnya keduanya langsung menyantap makanan tersebut karena memang perutnya sudah sangat lapar.