Raeesha gadis dingin ,pendiam badgirl ,urakan dan juga ahli beladiri .
Anak pertama yang di asingkan bahkan di anggap sampah oleh keluarganya , gadis penuh luka yang mencoba menutup lukanya sendiri.
Sayangnya dia harus meregang nyawa di tangan ayah kandungnya sendiri hanya karena adik tirinya yang tidak suka akan keberadaannya di rumah mereka , Raeesha yang mengira akan masuk ke akhirat ternyata memasuki tubuh seorang wanita yang menjalani kehidupan pahit dalam bilik rumah tangga , wanita yang terobsesi dengan suaminya sendiri tanpa perduli dengan kebencian dari suaminya.
akan kah Raeesha mampu mempertahankan kehidupan keduanya ? dan menemukan kebahagiaannya ?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
...Bumi tidak hanya berputar untukmu jadi jangan egois dalam menginginkannya....
...~Ruby~...
.......
.......
...✨✨✨...
Ruby mengendari mobil sport berwarna biru gelap miliknya yang baru dia beli satu bulan yang lalu, dia menuju sebuah pantai tempat dimana dia akan menemui Jean dan juga seseorang.
Luka yang dia dapat beberapa hari yang lalu sudah membaik, Ruby benar-benar bersyukur karena dia tidak mati pada malam itu meski dia berujung masuk rumah sakit dan mendapat ceramah dari Zaen serta Ardelio.
Tiga puluh menit kemudian Ruby sampai di tempat janjiannya dengan Jean, dia memarkirkan mobilnya dan bergegas menemui Jean.
Dari kejauhan Ruby dapat melihat Jean sedang melambaikan tangan padanya, Ruby berlari kecil menghampiri tempat dimana Jean duduk.
Tap. Tap. Tap.
"Selamat siang, Nona," sapa Jean sopan.
Ruby mengangguk singkat sebagai jawaban, dia melihat seorang pemuda yang sudah duduk di tempat duduk samping Jean, dia tersenyum tipis pada Ruby yang di balas anggukan kecil oleh Ruby.
Mereka bertiga kembali duduk di kursi masing-masing, tak berselang lama pesanan yang Jean pilih datang.
''Saya sudah memesankan makanan kesukaan anda, Nona," ujar Jean sopan.
''Hm makasih," sahut Ruby.
Jean mengangguk singkat, Ruby yang tak ingin membuang waktu langsung mengutarakan alasannya mengajak mereka berdua bertemu.
''Saya langsung pada intinya saja, jadi saya menginginkan salah satu dari kalian untuk menyelidiki seseorang apa kalian mau?'' ujar Ruby menatap kedua orang di hadapannya.
Pemuda yang ada di samping Jean langsung mengangguk tanpa ragu. ''Siapa yang perlu saya selidiki, Nona?''
Senyum tipis terbit di bibir Ruby, dia suka dengan ketangkasan pemuda di hadapannya. Ruby lalu mengeluarkan ponselnya dia membuka galeri dan mengirim beberapa foto pada pemuda tersebut.
''Saya sudah mengirimnya, tolong cari tau siapa saja yang terlibat dengannya tapi ingat jangan sampai ada yang tau tentang penyelidikan kali ini,'' peringat Ruby.
Pemuda tersebut mengangguk kembali dia mulai membuka foto-foto yang di kirim oleh Ruby, sedetik kemudian senyum smirk terlihat di wajah pemuda tersebut yang tak luput dari pandangan Ruby.
''Nona, tenang saja saya pasti memberikan hasil yang terbaik!'' ujar pemuda tersebut.
''Saya tunggu kabar baiknya,'' sahut Ruby puas.
Kini dia kembali menatap Jean, Ruby mengeluarkan secarik kertas dari dalam tasnya lalu dia berikan pada Jean.
''Tugas kamu pantau ruangan di rumah sakit yang sudah tertulis di kertas itu, perhatikan siapa saja yang datang menemui Hansen dan laporkan padaku!'' perintah Ruby.
''Baik, Nona,'' jawab Jean serius.
Pemuda yang ada di hadapan Ruby mengernyit bingung ketika mendengar jika Ruby masih mengawasi Hansen.
''Nona, kalo boleh saya tau kenapa anda masih memantau Hansen? Bukankah dia sedang koma?'' ujar pemuda tersebut penasaran.
Ruby menyempatkan diri menyesap minumannya dulu sebelum menjawab.
''Bukannya kamu tau, kalo bukan cuma Hansen yang terlibat atas kematian ayah dan ibuku hm?''
''Tentu saya tau, Nona, tapi untuk apa mengawasi orang yang sedang koma? Hal itu tidak akan membantu apa pun'' tukas pemuda tersebut.
Ruby tersenyum tipis, ''Kamu salah, justru dari sini kita bisa tau siapa saja yang terlibat dengannya, mereka pasti akan berkunjung kesana dan pastinya akan mencari tau siapa orang yang telah membuat Hansen seperti itu.''
''Kita sudah melempar umpan, dan sekarang waktunya kita mulai memancingnya bukan begitu, Satria Blanski?" lanjut Ruby.
Yah pemuda yang Ruby temui adalah Satria salah satu anggota Cruelest Devil, bagaimana mereka bisa bekerjasama? banyak yang tidak tau jika sejak awal Satria adalah orang dari keluarga Zamora, lebih tepatnya Satria adalah tangan kanan ayah Ruby yang dia percayai untuk menjaga Ruby selama sisa hidupnya, Satria selalu bergerak di belakang Ruby dia juga menjadi mata dan telinga untuk memantau Ardelio dari dekat.
Kenapa Satria bisa masuk ke dalam circle Ardelio? dulu saat Ardelio mendapat penyerangan di tengah jalan Satria adalah orang yang membantunya saat itu Satria dan Ardelio masih duduk di bangku kuliah dari sana lah mereka mulai berteman.
Namun Ardelio tidak mengetahui jika Satria merupakan orang kepercayaan Zamora, dia di pungut dan di besarkan oleh keluarga Zamora sejak dia berumur 15 tahun dia hanya berbeda umur dengan Ruby lima tahun karena sekarang umurnya 28 sama seperti Ardelio.
Satria terkekeh pelan, ''Saya selalu terkejut dengan perubahan anda, Nona, termasuk saat anda melihat saya datang bersama Ardelio anda bahkan berpura-pura tidak mengenal saya.''
''Kamu tau, Sat, di sini saya tidak bisa mempercayai siapa pun termasuk Ardelio orang yang baru saya kenal,'' ujar Ruby.
Satria dan Jean sama-sama tidak terima dengan ucapan Ruby barusan.
''Jadi anda tidak mempercayai kami juga?'' tanya Jean.
Ruby mengangkat kedua bahunya acuh ''Entahlah, jika kalian bisa membuktikan bahwa kalian bisa di percaya mungkin saya akan merubah penilaian saya terhadap kalian berdua.''
''Anda tenang saja saya dan Jean pasti akan membuktikannya, kami akan menjadi orang yang dapat anda andalkan benar kan, Jean?'' ujar Satria meminta persetujuan dari Jean.
''Benar, Nona, kami tidak akan pernah mengkhianati anda,'' sambung Jean tegas.
Ruby menganggukan kepalanya pelan, disini setidaknya dia tidak berjuang seorang diri kenyataan itu mampu membuatnya sedikit lega, kini sudah tiba waktunya untuk dia memulai pembalasannya dan melindungi orang-orang yang dia sayangi dari mereka yang gila dengan harta keluarganya.
Mereka berbincang cukup lama sebelum akhirnya mereka kembali berpisah dengan urusan masing-masing.
...------------------------...
Waktu berlalu dengan cepat, di tempat lain seorang pria yang baru saja mendapat kabar dari anak buahnya sedang tersenyum smirk. Dia berjalan menuju jendela kamarnya yang mengarah langsung pada suasana kota jakarta pada malam hari.
Dia memegang foto seorang gadis berambut panjang yang tak lain adalah foto Ruby.
"Menarik, ternyata dia memiliki tingkat bela diri yang cukup baik dia mampu melumpuhkan anak buahku yang sudah terlatih," gumam pria tersebut.
Dia mengelus foto Ruby yang ada di genggamannya, "Aku penasaran, seberapa jauh kamu mampu bertahan dari semua permainan ini."
Pria tersebut mengambil ponselnya, lalu mengirim pesan pada anak buahnya yang lain agar memberikan perawatan yang baik terhadap anak buahnya yang telah di hajar oleh Ruby.
Setelahnya pria tersebut berjalan menuju sofa di dalam ruangan tersebut, saat dia sedang menikmati suasana yang sepi tiba-tiba suara ketukan pintu membuatnya terkejut.
Tok. Tok. Tok.
"Masuk," ujar pria tersebut.
Ceklek.
Pintu terbuka menampilkan sosok pria tinggi jangkung yang berjalan memasuki ruangan tersebut.
"Gimana menurutmu?" ucap pria yang baru masuk.
"Lumayan, skill nya masih belum bagus tapi dia bisa mengalahkan anggota kita itu pencapaian yang cukup mengejutkan dari gadis itu," sahut pria yang duduk di sofa.
"Sampai kapan kau akan melakukan hal ini padanya?"
Pria yang duduk di sofa tersenyum smirk, "Entah lah, mungkin sampai mental dan jiwanya benar-benar hancur tak tersisa."
"Apa kau yakin? Bagaimana jika rencanamu ini menjadi bumerang untukmu di masa depan? Apa kau tidak masalah,"
"Tentu saja, semua sudah sesuai dengan porsinya masing-masing dia harus menanggung hukum sebab dan akibat dari perbuatan keluarganya di masa lalu," sahut pria yang duduk di sofa.
Pria yang berdiri di hadapannya mengusap wajahnya dengan kasar.
"Bagaimana jika keluarganya benar-benar tidak terlibat dengan kejadian beberapa tahun yang lalu? Dan mereka hanya di fitnah apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?"
"Ck itu tidak mungkin, semua bukti mengarah pada mereka sudah pasti itu ulah mereka."
Melihat pria yang duduk di sofa tetap bersikukuh dengan pendiriannya, dia hanya bisa menghela nafas berat.
"Lantas jika semua rencanamu sudah berhasil, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" lanjutnya menatap ke arah netra pria yang masih anteng duduk di sofa.
Tanpa menjawab, pria itu hanya tersenyum tipis segelintir rencana yang ada di kepalanya sudah siap untuk di laksanakan.
bener bener ya kasian banget GK ada bahagia nya sama sekali..
nyesek amat thor 😭😭
percuma transmigrasi v ujung nya meninggoy juga...
ceritanya sangat seru dan x terduga.banyak alur yg bikin pusing sana sini tetapi rasa nk baca lagi. depat tengok disini bayak pengorbanan, pengajaran dan perjuangan tokoh utama dalam menuntut bela. walau dihancurkan berkali kali dgn harapan. tetapi tetap berharap akan kebahagiaan.