NovelToon NovelToon
Penyesalan Zenaya

Penyesalan Zenaya

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan
Popularitas:470.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kim O

Kehidupan Zenaya berubah menyenangkan saat Reagen, teman satu kelas yang disukainya sejak dulu, tiba-tiba meminta gadis itu untuk menjadi kekasihnya.

Ia pikir, Reagen adalah pria terbaik yang datang mengisi hidupnya. Namun, ternyata tidak demikian.

Bagi Reagen, perasaan Zenaya tak lebih dari seonggok sampah tak berarti. Dia dengan tega mempermainkan hati Zenaya dan menginjak-injak harga dirinya dalam sebuah pertaruhan konyol.

Luka yang diberikan Reagen membuat Zenaya berbalik membencinya. Rasa trauma yang diberikan pria itu membuat Zenaya bersumpah untuk tak pernah lagi membuka hatinya pada seorang pria mana pun.

Lalu, apa jadinya bila Zenaya tiba-tiba dipertemukan kembali dengan Reagen setelah 10 tahun berpisah? Terlebih, sebuah peristiwa pahit membuat dirinya terpaksa harus menerima pinangan pria itu, demi menjaga nama baik keluarga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim O, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 : Perasaan David.

"Mr. Dav," sapa tiga orang perawat muda yang berpapasan dengan David saat keluar dari lift.

David menganggukkan kepalanya dan melempar senyum ramah. Tiga orang perawat tersebut memekik kecil seketika. Mereka kemudian terlihat berbisik-bisik sembari tertawa centil.

Sudah menjadi rahasia umum jika David merupakan salah satu primadona di rumah sakit ini. Apa lagi sikapnya yang terlampau ramah membuat beberapa wanita sempat salah paham pada pria itu.

David memang orang yang gemar menolong orang lain dan sangat memperdulikan mereka tanpa pandang bulu. Maka dari itu, tak heran jika ada beberapa wanita yang terbawa perasaan.

David menghentikan langkahnya tepat di depan sebuah ruangan. Senyumnya mengembang. Berita soal kembalinya Zenaya dari masa cuti sudah dia dengar sejak pagi.

David mengetuk pintu dua kali, sebelum akhirnya membuka pintu ruangan kerja Zenaya. Wanita itu rupanya sedang menikmati semangkuk zuppa soup sendirian.

Pria itu melirik ke setiap sudut ruangan.

"David!" pekik Zenaya terkejut. Wanita itu tersenyum sumringah.

David tersenyum. "Boleh aku bergabung?"

Zenaya mengulas tawa kecil. "Tentu saja boleh."

David melangkah masuk ke dalam ruangan Zenaya dan menutup pintu.

"Tidak biasanya kamu makan siang sendirian. Mana kekasihmu sehidup sematimu itu?" tanya David dengan nada bergurau, sebab tidak ada jejak Grace di ruangan itu.

Zenaya yang langsung paham siapa kekasih yang dimaksud David, lantas tertawa. "Ada operasi." Jawab wanita itu. "Kamu sudah makan? Aku masih memiliki satu porsi zuppa soup." Zenaya lalu menyodorkan semangkuk zuppa soup yang berada di dekatnya.

"Baru aku ingin mengajakmu makan siang," ujar David seraya mengambil zuppa soup tersebut. "Milik Grace yang belum sempat di makan ya? Baguslah, makanan ini ditakdirkan untukku," kelakarnya.

Zenaya tertawa. David memandangi sejenak wajah wanita itu yang terlihat sangat cantik di matanya. Sebongkah kerinduan tersemat dalam hati David.

"Kudengar dari beberapa orang penggemarmu, pasien fisioterapi sedang membeludak. Kamu bahkan hampir tak bisa menghabiskan waktu makan siang di luar." Perkataan Zenaya membuat David tersadar dari lamunannya.

David memasukkan sesendok zuppa soup ke dalam mulut dan mengunyahnya. "Benar. Entah hari ini keberuntunganku atau bukan, ada dua orang pasien yang baru saja membatalkan janji. Jadi aku bisa bebas selama dua jam ke depan." David menelan makanannya. Pria itu kemudian berdiri untuk mengambil air putih yang tersedia di ruangan Zenaya.

"Jangan terlalu memaksakan diri, kamu bisa menyerahkan beberapa pasien yang baru pada Fanya atau Melvin," usul Zenaya. Fanya dan Melvin merupakan terapis junior David.

"Tidak perlu, aku masih bisa melakukannya." David mengulas senyum. Wanita itu terlihat begitu senang hanya dengan semangkuk zuppa soup di hadapannya. Setiap berhasil memasukkan sesendok makanan tersebut, Zenaya akan bergumam senang.

Melihat cara makan Zenaya yang sangat lucu, membuat David tertawa kecil. Terlebih ketika mendapati makanan itu menempel di sudut bibirnya.

David kembali duduk di hadapan Zenaya. Tanpa sadar pria itu mengulurkan tangannya untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang terdapat di bibir Zenaya.

Mendapat perlakuan seperti itu sontak membuat Zenaya tersentak kaget. Matanya terbelalak menatap David.

David yang semula heran dengan reaksi Zenaya kemudian ikut terkejut.

Dia lupa akan status wanita itu, sekarang.

"Ma–maaf, aku tidak memiliki maksud apapun, Zen, hanya ...." Jarinya menunjukan sisa makanan yang ada di bibir Zenaya sebelumnya.

"A–aa, tidak apa-apa, Dav. Terima kasih. Aku pasti terlihat sangat konyol." Zenaya tertawa canggung. Wanita itu pun membersihkan mulutnya dengan tisu makan yang ada di meja.

Suasana hening sejenak, sebelum akhirnya David mencoba membuka topik kembali.

"Bagaimana dengan kehidupan pernikahanmu?" tanyanya kemudian.

Zenaya mengambil air putih dan menandaskannya. "Biasa saja, sama seperti pasangan lainnya." Jawab wanita itu. Dia berusaha menekan perasaannya tiap kali seseorang mencoba membahas pernikahan.

"Syukurlah. Aku cukup mengenal keluarga Krystal, dan yang kutahu, keluarga Walker merupakan keluarga terpandang dan dermawan. Kudengar, mereka sempat memiliki sebuah panti asuhan yang berada jauh dari sini, sebelum kemudian diambil alih oleh pemerintah daerah," ucap David panjang lebar.

Zenaya cukup terkejut dengan informasi yang diberikan David. Maklum saja, wanita itu masih belum mengetahui apa-apa soal kedua mertuanya.

"Tak kusangka, kamu ternyata bagian dari mereka." Pria itu mengulas senyum.

Membahas tentang pernikahan Zenaya sebenarnya membuat hati David berdenyut nyeri. Pria yang telah memendam perasaannya pada Zenaya selama bertahun-tahun itu, kini harus rela membebaskan hatinya dari belenggu cinta yang melekat.

Tak ada lagi kesempatan bagi David untuk mendekati Zenaya. Wanita itu telah dimiliki pria lain yang jauh di atas dirinya, dan David tidak akan pernah berniat merebut Zenaya. Kecuali jika Reagen memang bukan pria baik-baik. Namun, dia sangat yakin bahwa pernikahan Zenaya bersama Reagen sangat bahagia.

Kendati demikian, bolehkah dia tetap menikmati pertemanan ini?

"Kamu tak pernah menceritakannya padaku." Zenaya membuka suaranya.

"Sama sepertimu yang tidak pernah menceritakan apapun tentang kalian."

Zenaya sontak terdiam mendengar balasan David yang tepat sasaran. Dia tak bisa berkata apa-apa.

David tertawa kecil. Ingin sekali dia mencubit hidung Zenaya, tetapi pria itu berusaha menahan diri.

"Baiklah, kita impas." Zenaya tersenyum lebar. Keduanya pun tertawa bersama.

Ya ... Meski hanya sebuah pertemanan, David sama sekali tidak keberatan.

...***...

Liam sedang berjalan menuju ke ruangannya, setelah keluar dari ruang operasi. Jadwalnya yang lumayan padat membuat pria baya tak sempat menemui Zenaya yang telah kembali bekerja. Mereka hanya sempat saling bertukar kabar melalui telepon saat wanita itu pamit pulang.

"Pa!" teriakan Zenaya membuat Liam terkejut. Sang anak ternyata sengaja menungguinya di dalam ruangan.

Zenaya memeluk erat sang ayah. Tak lupa, sebuah kecupan manis didaratkan Zenaya pada kedua pipi Liam.

"Kenapa belum pulang? Ini sudah malam." Liam melirik jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, sementara Zenaya seharusnya sudah pulang sejak jam 4.

"Aku sibuk berkeliling dan bergosip dengan orang-orang di sini, sambil menunggu Papa." Zenaya tertawa kecil. "Lagi pula, menantu Ayah itu akan telat datang." Raut wajahnya tiba-tiba berubah dengan cepat. Dia terlihat kesal.

Liam tersenyum seraya mencubit hidung mungil Zenaya.

"Papa belum pulang?" tanya Zenaya kemudian.

"Baru akan. Papa temani sampai Rey datang ya?"

Zenaya mengangguk senang. Keduanya pun asyik berbincang sembari menikmati secangkir teh hangat buatan Zenaya. Di hadapan keluarganya, dia memang berubah menjadi gadis manis yang manja.

Beberapa kali Liam menanyakan bagaimana kehidupannya bersama Reagen, dan Zenaya akan selalu menjawab, bahwa semua baik-baik saja. Meski harus dibumbui sedikit kebohongan, itu terasa lebih baik dari pada membuat beliau khawatir.

Zenaya sama sekali enggan menceritakan hambarnya kehidupan rumah tangga yang dia jalani.

Beberapa saat kemudian, ponsel Zenaya berdering keras. Reagen ternyata meneleponnya untuk memberitahu, bahwa dia sudah menunggu di bawah.

"Aku sedang di ruangan Papa,"

"Aku akan ke sana."

Tak sampai lima menit, Reagen sampai di ruangan Liam. Pria itu membungkuk hormat pada ayah mertuanya.

Liam sendiri tak lagi bersikap dingin seperti dulu. Kendati begitu, dia belum sepenuhnya mempercayai Reagen.

Reagen pun menawari Liam untuk pulang bersama.

"Kalian pulang dulu saja, Mama akan datang menjemput," jawab Liam.

Reagen dan Zenaya mengangguk. Keduanya pun pamit pergi dari hadapan Liam.

"Hati-hati dalam mengemudi, Rey," pesan Liam.

"Baik, Pa," jawab Reagen.

Pria itu mengantar keduanya sampai di ujung lorong.

Begitu Reagen dan Zenaya berjalan menjauh, sorot mata Liam berubah sendu. Pria baya itu tahu, bahwa cerita sang anak pasti tak sepenuhnya benar. Zenaya terlihat menekan perasaannya saat bercerita soal kehidupan mereka.

Liam menghela napas. Dia sangat berharap putri tercintanya itu dapat menghilangkan semua rasa trauma yang membelenggu. Sebab dengan begitu, dia bisa menerima Reagen seutuhnya.

1
Suparmin N
Luar biasa
Tatun Tania
Lumayan
aagnes
Luar biasa
Acin minduk
akhir yg bahagia❤️❤️❤️❤️
Acin minduk
astaga regan2
Acin minduk
itu bukan cinta lek, obsesimu sngat berlebihan
Acin minduk
dasar regan
s
gemes nya bela
Tamy Nicky
sangat bagus
Hiatus: terima kasih byk kk. semoga berkenan membaca karyaku yg lain. berkah selalu😍😍🤗🤗😘😘❤️❤️❤️
total 1 replies
Bis Tawo
👍👍
Hiatus: trmksh bintang limanya kk. semoga berkenan dgn cerita2ku. sehat selalu🤗🤗❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅⃝
mampir, cerita nya sangat menarik
Hiatus
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Sri Shandayani Riyanto
Kecewa
Hiatus: kalo ga suka, jangan kasih rate rendah. apa lagi ga pernah kasih gift, komen, atau like.
total 1 replies
selviboro
bagus
Hiatus: trmksh kk. berkenan mampir di ceritaku yg lain ya ka😍🤗❤️😘❤️❤️
total 1 replies
Tyas Ningrum
wowwww this is a good story.... i like it 👍👍
Hiatus: trmksh byk kk sdh berkenan mampir😭😍😘🤗❤️❤️❤️
total 1 replies
Tyas Ningrum
hehehe gemesin deh si frans
Hiatus: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Tyas Ningrum
hhhmmm ternyata sejak kecil emang suka mencuri ciuman si Rey ini yaaaa 😄
Hiatus: 🤣🤣🤣
makasih udh mampir kk😍😘❤️❤️
total 1 replies
Eni Sulastri
tak ada manis manisnya ,,pahit terus
Hiatus: yg sabar ya ka. klo mau yg manis2 bs diliat ceritaku yg office girl. meski ga manis bgt tp lumayan kok🥰
total 1 replies
Vaulia
kak tambah lagi di cerita baru dengan Adryan dan Natali di selipkan cerita Rey dan zen
Hiatus: siap ka. inshaAllah mmg msh ada extra bab nnti. makasih udh berkenan baca😍😘😘
total 1 replies
rizkijr
ceritanya kerennn thorrr
Hiatus: trmksh sdh berkenan baca ya ka😍😍❤️❤️🤗🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!