NovelToon NovelToon
GADIS CANTIK MILIK PRIA TAMPAN

GADIS CANTIK MILIK PRIA TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Romansa Fantasi / Selingkuh / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kekasih misterius
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nameila

Catherine Zevanya Robert Wilson. Gadis dengan sejuta pesona, kecantikan, kekayaan, dan kekuasaan yang membuatnya menjadi idola semua orang.
Gadis yang memiliki hidup sempurna penuh dengan cinta, tapi dibalik kesempurnaan ada luka besar di dalam hatinya. Gadis yang dielu-elukan kecantikannya itu memiliki kisah cinta yang hancur, kesetiaannya dinodai oleh pengkhianatan kekasih dan sahabatnya.
Catherine memiliki sisi misterius yang pemikirannya tidak bisa dijangkau orang lain. Bukan Catherine namanya jika dia diam saja menerima takdir kejam seperti itu, tanpa mengotori tangannya ia akan menghancurkan para pengkhianat.
Untuk menyembuhkan luka hatinya, Catherine memilih kembali ke tempat kelahirannya guna memulai hidup baru. Lalu, apakah Catherine akan memiliki kisah cinta baru?
"Balas dendam terbaik adalah dengan melihat kehancuranmu."
"Jangan jatuh cinta padaku, itu menyakitkan."
"Catherine, sepertinya aku tertarik padamu."
"Aku siap menunggu kamu jatuh cinta padaku."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nameila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Aron

Catherine mengerang kecil, matanya mengerjap menyesuaikan cahaya ruang. Tangannya menutup mulutnya yang sedang menguap.

"Selamat hari Minggu." Gumamnya.

Catherine berjalan ke luar menuju balkon, ia menghirup udara segar di pagi hari. Matanya terpejam menikmati angin yang berhembus.

"Ah segarnya." Tangannya terentang, melakukan stretching kecil agar tidak kaku.

Dari atas balkon, ia bisa melihat banyak pengawal yang sedang berlari-lari kecil melakukan olahraga.

Mata Catherine berbinar melihat banyaknya tubuh kekar berkeliling di depan matanya. "Wow." Ucapnya.

Catherine bersiul. "Pemandangan pagi yang indah." Ucapnya berdecak kagum.

"Paman, semangat lari paginya." Teriaknya dari atas.

Para pengawal menatap ke atas, mereka terkejut melihat Nona Muda mereka melambaikan tangan dari balkonnya.

Langsung saja mereka mempercepat larinya agar sang Nona Muda tidak melihat mereka lagi, bisa gawat jika ketahuan Tuan mereka.

Catherine menatap bingung pengawal yang berlarian. "Loh loh kok kenceng banget larinya."

Catherine melihat sekeliling, mencari-cari pengawal yang berlarian tadi, tapi tidak ada. "Yahh gak ada. Ini mereka sengaja kabur ya?"

Catherine terdiam, ia tiba-tiba mendapatkan ide. Ia menuju kamarnya, tanpa menunggu lebih lama ia langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah mandi, Catherine bersiap memakai kaos warna putih pas di badannya dan celana hitam polos. Ia menguncir kuda rambutnya, tak lupa mengambil topi putih. Ia meraih dompet dan ponselnya lalu pergi meninggalkan kamar.

...----------------...

Catherine menatap ruang makan yang sepi, ada banyak makan di meja tapi orangnya tidak ada semua. "Ini pada ke mana, kok masih sepi."

"Bi Ningsih." Panggil Catherine.

"Ada yang bisa dibantu Nona Muda?." Ucapnya sambil mendekati Catherine.

"Semua orang ke mana Bi? Kok sepi." Tanya Catherine.

"Tuan sama Nyonya pergi ketemu klien katanya Nona, sedangkan Tuan Muda Leo masih di kamar." Jelas Bi Ningsih.

Catherine mengangguk. "Yaudah deh Bi, aku mau pergi naik sepeda, nanti tolong kasih tau Bang Leo ya."

"Baik Nona." Ucap Bi Ningsih patuh.

Catherine tersenyum puas, setelah itu ia dengan cepat pergi meninggalkan dapur.

Bi Ningsih mengerjapkan matanya, ia merasa ada yang kurang. "Tadi Nona Catherine perginya ke mana? Bibi lupa tanya lagi, nanti kalo Tuan Muda Leo tanya gimana jawabnya."

Catherine berjalan cepat menuju garasi, ia mengambil sepeda miliknya. "Britny I Miss You." Ucapnya sambil mengelus sepedanya.

"Kamu masih terlihat elegan seperti biasanya."

Catherine menghembuskan nafasnya pelan lalu naik ke atas sepeda. "Let's go Britny, kita jalan-jalan."

Catherine mengayuh sepeda dengan semangat, sampai di depan gerbang utama ia melihat dua penjaga di sana.

"Selamat pagi paman."

Para penjaga itu menundukkan kepalanya hormat ketika melihat Catherine. "Selamat pagi Nona Muda."

"Paman tolong buka gerbangnya, Catherine mau keluar."

Penjaga itu terdiam sebentar. "Kalau boleh tau, Nona Muda mau ke mana?"

Catherine menepuk sepedanya. "Jalan-jalan sama Britny." Ucapnya.

Penjaga itu menatap ragu Catherine, "Nona sudah ijin?"

"Udah kok, Paman tanya aja sana. Catherine cuma sebentar Paman. Jalan-jalan ke depan." Ucapnya meyakinkan.

Kedua penjaga itu saling pandang, mereka masih ragu membukakan gerbang. "Ayo lah Paman." Ucap Catherine dengan wajah memelas.

Salah satu Penjaga itupun langsung membukakan gerbang untuk Catherine. "Nona Muda hati-hati."

Catherine tersenyum cerah. "Yes! Baik Paman. Pergi dulu ya." Ucapnya dengan semangat.

Catherine mengayuh sepeda dengan riang, bibirnya tersenyum manis. "Akhirnya bisa keluar jalan-jalan."

Catherine menatap sekitarnya, banyak pepohonan rindang. Bunga-bunga bermekaran dengan cantiknya. Udara yang sejuk berhembus mengikuti setiap langkahnya.

"Indahnya..." Gumam Catherine.

"Kapan lagi bisa pergi sendirian gini tanpa pengawalan." Kekehnya pelan.

Catherine menghentikan laju sepedanya, ia melihat ke seberang jalan. Taman yang akan ia tuju. Banyak orang yang ada di taman itu.

Catherine mengayuh sepedanya pelan mengitari Taman tersebut, setiap sudut ia bisa melihat orang-orang berpasangan. Ada yang bergandengan tangan, suap-suapan.

Catherine mendesah, "Niatnya mau sepedaan malah liat orang pacaran."

Catherine berhenti sebentar, ia memasang sebelah airpodsnya dan menyalakan musik untuk menemaninya bersepeda. Tak lupa ia membenarkan topi dikepalanya.

Setelah Catherine merasa lelah bersepeda, ia menghentikan sepedanya di dekat bangku taman. Ia memutuskan duduk di sana untuk istirahat.

"Lumayan capek juga ternyata."

Catherine mengambil botol minum yang dibawanya tadi, ia langsung minum hingga setengah botol.

Dia menyandarkan punggungnya, matanya terpejam menikmati udara sejuk yang menerpa wajahnya.

"Catherine?" Panggil seseorang.

Catherine membuka matanya ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Ia menoleh ke samping dan melihat Aron di sana.

"Kak Aron? Di mana-mana ada Kak Aron perasaan." Batinnya.

Aron mendekati Catherine, "Lo ngapain Cath?" Tanya Aron.

"Tadi habis sepedaan Kak." Jawab Catherine.

Aron duduk tak jauh di sampingnya. Melihat itu Catherine sedikit menggeser tubuhnya agar ada jarak, jangan tanya bagaimana kondisi jantungnya sekarang. Rasanya ingin loncat.

"Lo sendirian?" Tanya Aron.

"Iya Kak." Jawab Catherine.

Aron menatap Catherine. "Lo sering ke sini Cath?"

Catherine menoleh sekilas. "Baru sekarang Kak." Ucapnya.

Memang benar Catherine baru sekarang pergi ke taman setelah tiga tahun pergi ke New Zealand. Dulu ia sering ke sini bersama kedua Abangnya untuk Jogging maupun sekedar jalan-jalan.

"Gue kira Lo ke sini sama Abang Lo." Ujar Aron.

"Lagi pengen pergi sendiri aja tadi Kak." Ucapnya sambil melepaskan topi di kepalanya. Catherine merapikan anakan rambut yang menjuntai.

Aron menatap kagum Catherine, jantungnya berdebar ketika melihatnya melepaskan topi. Dia terlihat sangat cantik, apalagi dengan keringat didahinya. Entah mengapa membuatnya semakin mempesona.

"Lo cantik Cath." Ucap Aron dengan spontan.

Pergerakan tangan Catherine terhenti, ia dengan cepat menoleh ke arah Aron. Ia tidak salah dengar kan tadi? "Kak Aron ngomong apa?"

Aron tersadar, ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Aron mengusap tengkuknya, lalu berdehem pelan. "Lo cantik."

Catherine terdiam, jantungnya berdebar kencang setelah mendengar pujian Aron. Ini hanya pujian biasa, kenapa jantungnya berdebar sekencang ini.

"Kak Aron kenapa sih."

"Bukan, bukan Kak Aron. Tapi aku. Ini aku kenapa? Deg degan terus kalau sama Kak Dia? Sadar Rine! Sadar!" Batin Catherine.

Melihatnya yang diam saja membuat Aron merasa canggung. Ia berpikir mungkin Catherine tidak nyaman dengan ucapannya tadi.

"Maaf Cath. Gue gak bermaksud buruk, gue jujur aja sama apa yang gue lihat sekarang. Dan bagi gue Lo emang cantik." Ujar Aron dengan berani

"Gapapa Kak, aku gak mikir aneh-aneh kok. Tapi-" Catherine terdiam sejenak, lalu menundukkan kepalanya.

"... aku malu dipuji Kak Aron." Cicitnya pelan.

Catherine merutuki dirinya, kenapa suaranya jadi terdengar menggelikan dan kenapa juga ia mengatakan ini.

Aron terkekeh pelan, ia semakin gemas melihat Catherine yang menunduk menahan malu. "Kenapa malu, yang aku ucapkan memang benar adanya kok. Lo cantik."

"Kak udah, jangan dilanjut lagi." Ucap Catherine pelan.

Aron tersenyum lembut. "Baiklah."

Aron terdiam sejenak, lalu ia berdehem pelan. "Lo udah sarapan?" Ia berusaha mengalihkan suasana.

Catherine menoleh ke arah Aron, ia menggelengkan kepalanya. "Belum Kak."

"Bagus. Gue mau ajak Lo makan bubur ayam, mau gak?" Tanya Aron dengan menatap Catherine penuh harap.

Catherine memang merasa lapar sekarang. Tawaran Aron sangat menggiurkan, bubur Ayam di pagi hari kelihatannya juga enak.

"Boleh deh Kak." Ucap Catherine.

Aron tersenyum lebar, ia langsung berdiri dari tempat duduknya. "Ayo, tempatnya gak jauh kok. Itu deket air mancur." Tunjuknya.

Catherine menatap ke arah yang ditunjukkan Aron. Di sana memang ada tukang bubur dan beberapa penjual lainnya. "Ayo Kak."

Aron mengayuh sepedanya pelan agar bisa diikuti Catherine. Mereka pun bersama-sama pergi menuju tukang bubur. Ia merasa lega ketika melihat tidak banyak antrian yang membeli Bubur Ayam.

"Lo duduk aja, biar gue yang pesan." Ucap Aron.

Catherine dengan patuh langsung mencari tempat duduk yang nyaman. Tak lama Aron datang dengan nampan berisi bubur dan minuman.

"Terimakasih Kak." Ucap Catherine.

"Dimakan Cath." Pinta Aron dengan suara lembutnya.

Catherine pun memakan bubur itu, matanya berbinar ketika merasakan buburnya. "Ini enak."

"Bubur di sini emang terkenal enak Cath." Ucap Aron.

Catherine menatap penasaran. "Kak Aron sering ke sini?"

"Iya, gue sering ke sini." Jawab Aron.

Catherine kembali menatap ke arah Aron. Dahinya mengernyit heran. "Oh iya, Kakak kok sendirian?"

Aron menoleh. "Tadi sama Jordan, dia pulang duluan. Katanya udah capek."

"Gitu ya." Ucap Catherine lalu melanjutkan makannya.

"Lo sendiri? Kenapa bisa pergi sendirian gini? Emang gak dicariin?" Tanya Aron.

Catherine menggaruk kepalanya. "Pengen aja Kak." Jawabnya seadanya.

Aron menyipitkan matanya. "Lo kabur kan?"

Mata Catherine membulat sempurna, "E-enggak. Aku gak kabur."

Benarkan Catherine tidak kabur, dia sudah ijin tadi ke Bi Ningsih. Tapi ucapan Aron tidak salah juga sih, dia memang pergi diam-diam dari Abangnya Leo. Apa ini bisa disebut sebagai kabur juga?

Aron terkekeh melihat ekspresi Catherine, sudah jelas jika dia pergi tanpa ijin orang rumah. Mana mungkin mereka membiarkannya pergi tanpa pengawalan.

Catherine telah selesai makan, perutnya sudah kenyang sekarang.

"Udah selesai Cath?" Tanya Aron

"Sudah." Jawab Catherine.

Aron bangkit dari duduknya. "Gue bayar dulu ya."

Catherine terperanjat. "Eh Kak, aku aja yang bayar."

"Gue aja, kan gue yang ajak Lo." Ucap Aron.

"Tapi kak, kan Catherine ikut makan." Timpalnya.

"Udah gapapa. Gue emang mau beliin Lo." Aron dengan cepat pergi membayar bubur mereka.

Catherine menatap Aron sungkan. "Kak makasih ya. Aku jadi gak enak."

"Sama-sama. Gak usah ngerasa gak enak, gue emang mau traktir Lo." Ucap Aron.

Catherine mengangguk pasrah. "Kenapa Kak Aron baik banget sama aku."

Aron menatap penuh kelembutan. "Karena gue suka sama Lo Catherine." Batinnya.

"Emang gue gak boleh berbuat baik sama Lo?" Tanya Aron.

Catherine gelapan mendengar itu. "Boleh kok Kak, cuma-" ucapannya menggantung.

"Udah gapapa Catherine." Potong Aron.

Catherine pun hanya bisa tersenyum melihat Aron. "... Hatiku masih lemah Kak, tolong jangan terlalu baik sama aku." Lanjutnya dihati.

Aron menatap jam tangannya. "Setelah ini Lo mau ke mana?"

Catherine menatap ke sekitar yang mulai sepi. "Aku mau pulang aja deh Kak. Kayaknya aku udah lama di sini."

"Gue anterin pulang ya." Tawar Aron.

Catherine menggeleng dengan cepat. "Gak usah Kak. Rumah Catherine deket kok."

"Lo yakin pulang sendirian?" Tanya Aron.

"Iya Kak, aku yakin kok." Jawab Catherine.

Aron menghela nafasnya pasrah. "Yaudah hati-hati di jalan ya Catherine."

"Catherine pulang dulu Kak Aron." Ucapnya menoleh ke belakang. Ia  tersenyum lembut sambil melambaikan tangannya pada Aron.

Aron tersenyum hangat ke arah Catherine "Iya Cath." Jawabnya sambil membalas lambaian tangannya.

Aron menatap kepergian Catherine. "Kapan gue bisa jujur kalo gue suka sama Lo Cath." Lirihnya.

...----------------...

Catherine memasukkan sepedanya ke garasi kembali, ia tersenyum puas setelah bersepeda pagi ini. Ia melangkahkan kakinya menuju pintu utama, ketika membuka pintu ia terkejut melihat Leo yang berdiri dengan tangan bersedekap memandangnya intens.

"Gawat!" Lirih Catherine.

Catherine berdehem sebentar. "Abang."

Catherine berjalan mendekati Leo. "Abang ngapain berdiri di sini?"

Mata Leo memicing. "Kamu dari mana?"

"Sepedaan, ke taman depan." Jawab Catherine.

"Kenapa gak bilang? Malah pergi tanpa pengawalan." Ucap Leo.

Catherine menunjukkan cengiran lucunya, "Tadi Rine udah ijin kok sama Bi Ningsih. Abang kan masih di kamar. Sekali-kali aku mau pergi sendiri Abang." Ucapnya dengan bergelayut manja di lengan Leo.

"Tapi Abang khawatir Princess. Abang takut kamu kenapa-napa di jalan." Ucap Leo melembut.

"Catherine baik-baik aja kok, nih buktinya udah di rumah." Ucapnya.

"Lain kali ijin langsung sama Abang. Pokoknya Abang gak mau hal ini terjadi lagi. Paham Princess?"

"Catherine paham Abang."

Leo mengelus rambut Catherine. "Capek?"

"Enggak. Seru malah. Catherine udah lama gak sepedaan, lain kali kita sepedaan bareng ya Abang."

"Boleh, udah lama juga kita gak sepedaan bareng." Jawab Leo.

"Sama Bang Deon juga kalo udah pulang, Nanti kita pergi bareng-bareng deh." Ucap Catherine antusias.

"Iya Princess. Udah sana kamu bersih-bersih terus sarapan." Ucap Leo.

"Catherine udah makan bubur ayam, mau mandi aja."

"Yaudah, setelah itu turun ya. Ada yang mau Abang omongin sama kamu." Ucap Leo.

Catherine pergi menuju kamarnya untuk mandi. "Untung Abang gak marah." Lirihnya.

...****************...

1
Anita Rahayu
Luar biasa
Mabel
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
🌹Yuukidarkness🥀✨
Gak nyangka!
swaggy
Bagus banget! Aku jadi kangen sama tokoh-tokohnya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!