NovelToon NovelToon
Must Get Married

Must Get Married

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ani.hendra

Johanna Kate seorang gadis cerdas yang kehilangan ibunya pada usia muda. Yohanna sama sekali tidak mengetahui keberadaan ayahnya dan mengharuskannya tinggal bersama bibinya dan Nara. Selama tinggal bersama bibinya, Yohanna kerap mendapatkan perlakuan tidak baik.
Setelah lulus SMA, Yohanna diusir. Lima tahun kemudian, Bibi Yohanna berulah lagi. Demi membayar utangnya Hanna di paksa harus menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
Bagaimana kisah selanjutnya. Apakah Johanna harus menikahi lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
ikutin terus yuk....
Novel ke sebelas ☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERTEMU LELAKI ANGKUH

💌 MUST GET MARRIED 💌

🍀 HAPPY READING 🍀

.

.

Prang!

Terdengar suara piring pecah dari arah dapur. Saat itu juga lamunan Hanna langsung buyar. Hanna langsung bergegas ke dapur untuk melihat apa yang terjadi. Hanna terbelalak saat melihat tindakan Nara. Ia dengan santainya memecahkan piring dan memberantaki dapur.

"Nara apa yang kau lakukan?" tanya Hanna kaget dan disambut dengan sikap Nara yang semakin tak terkendali bahkan membanting kursi tepat di hadapan Hanna.

"Nara.... hentikan! Apa yang kau lakukan?" Bentak Hanna saat melihat kegilaan Nara. Baru juga dia bangun tidur, sudah membuat keributan. Entah apa yang merasukinya. Emosi Nara belum juga reda, ia kembali membanting gelas yang ada di atas meja.

"Nara? Apa kau sudah gila?" teriak Hanna panik, namun Nara terus saja berjalan dan menuju gudang dimana Hanna tidur. Ia mengeluarkan semua isi baju Hanna dari dalam rak kayu yang dibuat Hanna sendiri.

"Astaga, apa yang kamu lakukan? berani-beraninya kau berbuat seperti itu?" teriak Hanna saat melihat Nara bertindak semaunya. Nara masuk ke kamarnya dan mulai memporak-porandakan isi kamarnya. Kemudian keluar dari kamar Hanna setelah puas dengan apa yang dilakukannya.

"Nara, tolong jelaskan kenapa kau lakukan itu?" Hanna menghadang Nara yang ingin pergi begitu saja.

"Ini rumahku dan aku bebas melakukan apa saja." Ucap Nara dengan entengnya. Ia tersenyum dengan seringai tipis. Ia kemudian bergerak menuju dapur membuka kulkas.

Hanna mengembuskan napas panjang sampai anak-anak rambutnya naik ke atas. Kemudian berjalan mengikuti Nara.

"Apakah itu membuatmu bahagia?"

"Tentu saja, aku ingin melihat hidupmu berantakan. Membersihkan rumah dan pagi sampai malam. Aku juga bahagia saat melihatmu menangis. Dan aku saaaangaaaat puas saat kau di ejek seluruh dunia." Nara menekan kalimatnya, lalu ia tertawa di sana. Tawanya mengandung sejuta makna. Antara mengejek atau apalah itu.

Mata Hanna menyorot tajam dengan tangan mengepal kuat.

Melihat ekspresi Hanna. Nara mendekat dan mencondongkan tubuhnya. "Kau tidak suka?" Sepersekian detik senyumnya hilang dan mengukir senyum sinis dan berbisik. "Aku sangat membencimu Hanna."

"Iya aku tahu itu, tapi setidaknya hargai semua yang aku lakukan di rumah ini."

Nara mengembuskan napas kesal. Ia meletakkan gelas di atas meja dengan sedikit kasar. Lalu menatap Hanna dengan tajam. "Kau ingin dihargai?"

Hanna tidak menjawab. Ia hanya menatap Nara dengan tatapan tak terbaca.

"Kalau kau ingin dihargai? Berhenti sekolah. Itu sudah cukup bagiku."

"Kau sudah gila, itu tidak mungkin aku lakukan."

Nara manggut-manggut dengan senyum mengejek. "Baiklah jika kau tidak ingin melakukan! Kau akan lihat bagaimana aku mempermalukan mu di sekolah." ucapnya dengan angkuh.

Sebelum Nara melangkah meninggalkan dapur. Ia menatap Hanna yang berdiam di sana. "Aku ingin ice mocha latte yang dingin, Hanna. Aku tunggu 30 menit." Nara melempar duit kertas ke arah Nara. "Aku tidak mau batu es nya dicampur." lanjut Nara tersenyum mengejek. Ia langsung meninggalkan Hanna di sana.

Hanna menarik napas dalam-dalam. Ia masih tak beranjak dari tempatnya.

"Waktu berjalan Hanna. Aku tunggu 30 menit." Teriak Nara dari kamarnya.

Hanna mengepalkan tangannya dengan kuat saat mendengar teriakan Nara. Ia mengambil uang yang dibuang Nara dan masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil jaketnya. Lalu Hanna beranjak meninggalkan rumah.

Cuaca hari ini sedikit panas, rasanya benar-benar seperti di atas kepala, panasnya menyengat hingga tembus ke kulit kepala Hanna. Panasnya pula menyengat jaketnya hingga tembus ke kulit. Hawanya panas dan kering. Sepertinya panas matahari juga bisa menyengat perasaan, seperti perasaan kesal yang di rasanya hari ini. Di tambah debu jalanan bertebaran bebas dan busuknya asap knalpot. Hanna berkali-kali mengibaskan tangannya ke leher, menciptakan angin untuk mengurangi panas. Tidak banyak membantu, tetap saja panas. Hanna butuh waktu tiga puluh menit berjalan sampai ke ujung jalan.

🔹🔹🔹🔹🔹

Perjalanan pulang ke rumah, Hanna menikmatinya. Walau rasa panas masih terasa membakar kulitnya. Setiap hari jalan ini dilalui Hanna. Ia berjalan kaki ke sekolah. Sementara Nara di fasilitasi menggunakan motor. Begitulah setiap hari Hanna menjalani kehidupannya. Ia tetap bersyukur, masih bisa menikmati hari-harinya dengan penuh suka cita. Walau terkadang ada air mata disaat rasa sepi menyergap. Hanna menghela napas panjang sambil melihat minuman yang ada di tangannya. Hanna terus berjalan menyusuri jalan, ia menyapa warga yang kebetulan duduk santai di depan rumah. Semua tidak lepas dari pandangan matanya.

Tiba tiba sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi dari belakangnya.

TIT

TIT

TIT

Hanna hampir saja di serempet sama mobil itu. Mata Hanna terbelalak kaget karena begitu terkejut. Ia meneriaki mobil berwarna hitam itu.

"Sialan...! berhenti tidak!"

Namun tanpa di duga mobil itu berhenti. Hanna melangkah panjang dengan penuh emosi. Seorang pria nampak keluar menggunakan sweater rajut dan jaket parka, tidak lupa ia menggunakan kaca mata hitamnya.

"CIH... pasti dia lelaki kaya." batin Hanna berdecak kesal. Hanna berkacak pinggang di depan pria itu.

"Kamu gak punya mata ya? badanku yang sebesar ini hampir saja kau tabrak. Jika aku mati, apa kau punya cadangan untuk menggantikan nyawaku?" Kata Hanna menatap lelaki itu dengan tajam.

Pria itu membuka kaca matanya, melihat penampilan Hanna dari atas sampai ke bawah. Ia masih diam tidak berkomentar.

"Kamu bisu ya?" Hanna nampak kesal karena lelaki itu sama sekali tidak menjawabnya. Wajahnya jelas-jelas sangat kaku dan dingin.

"Kau yang melamun dan hampir berjalan di tengah, jadi aku gunakan klakson mobilku untuk membuatmu menyingkir." Hardik lelaki itu tidak mau kalah.

"Kenapa kau menyalahkan aku? jelas-jelas aku berjalan dari pinggir. Nyawaku sangat berharga tidak bisa digantikan dengan nyawamu." bentak Hanna mulai meninggikan suaranya.

"Kau mengancam ku?" Alis pria itu menukik tajam dan terus memperhatikan gadis pemberani itu. Baru kali ini seorang wanita membentaknya.

"Apa?" Mata Hanna terbelalak. Ia mulai jengah melihat sikap lelaki itu.

"Saya tau kamu mau minta ganti rugi kan? berapa yang kau inginkan?" tanya pria dengan wajah angkuh.

"Oh...my God. Apa tampangku seperti itu? Aku tidak menginginkan uangmu. Aku hanya ingin kau minta maaf." Hardik Hanna dengan nada kesal.

"Aku tidak bersalah aku tidak akan minta maaf." ucapnya melangkah pergi.

Namun sebelum itu terjadi, Hanna sudah lebih dulu mencengkeram tangan pria itu. Membuat lelaki itu berhenti, ia melirik ke arah tangannya dan menatap Hanna dengan tajam.

"Sebelum kau minta maaf, aku tidak akan membiarkan lelaki sombong sepertimu pergi." ucap Hanna dengan wajah menantang.

Lelaki itu menaikkan alisnya dan tersenyum miring. "Lepaskan tanganku! " ucapnya dengan datar.

"Tidak akan." ketus Hanna.

"Baiklah, aku akan minta maaf jika kau melepaskan tanganmu itu."

Hanna melepaskan cengkraman tangannya dan tersenyum kecut kepada lelaki itu. Ia melipat tangannya di depan dada. Hanna tersenyum penuh kemenangan. Namun diluar dugaan lelaki itu masuk dan menutup pintu mobilnya. Hanna geram dan melangkah panjang untuk menghadang mobil itu. Ia merentangkan kedua tangannya.

"Keluar..!!!!!"

"Aku bilang keluar!"

Deg!

BERSAMBUNG.....

^_^

Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini novel ke sebelas aku 😍

Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.

^_^

1
Briana Annette
jadi ingat masa sekolah dulu Thor
Briana Annette
author semakin terdepan
Angela Catrine 💢
aku suka
Angela Catrine 💢
luar biasa thor
🌠Yona Yona🌠
semangat
🌠Yona Yona🌠
jadi ingat masa masa di sekolah dulu
dulunya hanya coretan baju doang...eh pulang pulang ke rumah kena marah enyak gue.... pokoknya paling suka jaman jaman sekolah dulu 😍
🌠Yona Yona🌠
semangat
🌠Yona Yona🌠
aku suka aku suka
Cheryl Emery
penasaran
Cheryl Emery
ngapain Levi ngajak ketemuan ya 😃
Mona Seila ☑️
🥰🥰🥰🥰🥰
Mona Seila ☑️
Wah mantap levi, langsung tembak aja gak usah tunggu lagi
Cheryl Emery
tetap semangat Levi, tunjukan bahwa kamu bisa mengambil hati Hanna 😀😃
✨Margareth💫
lanjut dong Tamba seru
✨Margareth💫
semangat thor
Hosanna Feodora
up dong
Hosanna Feodora
🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Angela Catrine 💢
ayooooo semangat
Angela Catrine 💢
baca berulang-ulang gak bosan Thor
Briana Annette
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!