Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda berbakat bernama Palette. Ia terlahir sebagai pelukis yang luar biasa. Kemampuan istimewanya menyeretnya masuk ke dalam masalah hidup yang jauh lebih pelik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesayangan
“Jack”,
“Kapan kamu akan melukis ku?”, tanya Eliana.
“Nanti kalau sudah tidak ada pelanggan”,
“Masih banyak pelanggan yang menunggu untuk aku lukis”,
“Sekarang tolong panggilkan keluarga yang tadi membeli roti yang kamu jual”,
“Setelah ini giliran mereka”, suruh Jack kepada Eliana.
“Baik lah Jack”,
“Tapi ingat Jack kamu harus memberiku sebagian dari upah mereka”, pinta Eliana.
“Tentu saja Eliana”,
“Waktu pulang nanti aku akan membelikan apa pun yang kamu inginkan sayang”, janji Jack.
“Aku mau permen kapas Jack”, pinta Eliana.
“Permen kapas kalau begitu”,
“Aku akan membelikannya untukmu”, kata Jack.
Eliana bangun kesiangan. Tapi ia tidak khawatir karena hari ini ia tidak harus pergi ke sekolah.
“Jack….!”,
Eliana meneriakkan nama kakaknya. Lalu ia segera bangkit dari tempat tidurnya untuk mencari Jack.
“Kemana Jack ibu?”,
Eliana bertanya kepada Susan.
“Kakakmu sudah berangkat sejak tadi pagi”,
“Ada apa denganmu Eliana?”,
“Tampaknya kamu kesal sekali dengan Jack”, tanya Susan.
“Bagaimana aku tidak kesal ibu?”,
“Jack melukis ku”,
“Lihat lah ibu”,
“Ini lukisannya”,
Eliana menunjukkan lukisan Jack yang dibuat untuknya kepada Susan. Tapi lukisan itu membuat Eliana kesal.
Di dalam lukisan itu ada Eliana yang masih lelap tertidur. Dengan mulut yang terbuka lagi mengeluarkan air liur.
Susan pun tidak bisa menahan tawa dibuatnya.
Jack menerawang jauh dalam kenangan. Lamunannya tentang kehangatan keluarga Palette yang tidak akan pernah terlupakan.
Tentang ayahnya Rob, kakaknya Oliver, ibunya Susan dan adiknya yang tersayang Eliana.
*
Saat ini Jack sedang berada di sebuah sekolah asrama putri. Ia tengah menunggu petugas di sana untuk menemuinya.
Setelah lama menunggu akhirnya seorang petugas sekolah datang menemui Jack.
“Selamat pagi tuan”,
“Apa yang bisa aku bantu untuk mu?”,
“Aku datang kemari untuk bertemu dengan Eliana Palette”, kata Jack.
“Tidak ada nama Palette di sekolah ini”,
“Tapi ada nama Eliana di sekolah ini”,
“Namanya Eliana White, dia adalah salah satu staf pengajar di sekolah ini dan istri dari tuan Evander White”,
“Mr. Evander White adalah seorang guru di sekolah ini”,
“Apakah mungkin dia Eliana yang sama dengan Eliana yang kamu cari?”, tanya petugas sekolah kepada Jack.
“Eliana yang aku cari berasal dari kota Potrait”, jawab Jack.
“Siapa nama kamu tuan?”, tanya petugas sekolah.
“Jack”,
“Kalau begitu tunggulah sebentar Jack”,
Petugas sekolah itu kembali meninggalkan Jack sendiri. Jack harus menunggu lagi.
Peraturan di sekolah ini memang sangat ketat. Mau tidak mau Jack harus bersabar.
*
Setelah menunggu lama untuk kedua kalinya,
Kali ini Jack benar-benar ditemui oleh orang yang ia harapkan. Dari kejauhan Jack sudah bisa melihat bahwa yang sedang berjalan ke arahnya adalah adiknya Eliana.
Semakin mendekat Jack semakin yakin bahwa perempuan itu adalah adiknya. Penampilannya tidak banyak berubah. Hanya ia telah tumbuh dewasa.
Jack pun berdiri,
Senyum Jack semakin lebar ketika Eliana juga menyadari siapa dirinya.
“Oh my God”,
“Jack”,
“Kamu kah itu?”,
“Ini aku”, kata Jack.
“Jack….”,
Eliana berlari untuk memeluk Jack. Dengan tubuhnya yang sudah besar Eliana memeluk Jack kuat-kuat.
“Tahu kah kamu Jack?”,
“Mereka bilang kamu sudah mati dalam perang”,
Eliana berbicara kepada Jack tanpa melepas pelukannya.
Sekarang kakak beradik itu saling memandang wajah mereka.
“Lihat lah dirimu Jack, kamu sekarang mirip ayah dan Rob”, kata Eliana melihat Jack yang bercambang.
Eliana mulai melepas pelukannya lalu menggenggam kedua tangan Jack.
“Oh Jack sayangku”,
“Apa yang terjadi denganmu?”,
Eliana terkejut dan sedihnya bukan kepalang ketika menyadari kedua tangan Jack yang ia pegang adalah tangan palsu yang terbuat dari kayu.
Jack dan Eliana duduk di tempat menunggu. Mereka berdua berbicara dari hati ke hati saling bertukar rindu.
Jack menceritakan perjalanan panjangnya selama perang terjadi. Eliana bercerita bagaimana selama ini ia tinggal dan belajar di asrama.
Hanya tinggal mereka berdua. Dengan penuh keharuan Jack dan Eliana mengenang Rob, Oliver dan Susan yang sudah terlebih dahulu berpulang meninggalkan mereka.
Jack ikut senang dengan keadaan Eliana yang sekarang. Setelah lulus sekolah Eliana diangkat menjadi staf pengajar di sekolah yang sama.
Tidak hanya itu sekarang Jack tidak perlu khawatir lagi tentang adiknya. Karena setiap hari sudah ada yang akan menjaga Eliana.
Eliana sudah menikah. Nama suaminya adalah Evander White yang juga seorang guru di sekolah tersebut.
Eliana memperkenalkan Evander suaminya kepada Jack satu-satunya keluarga Palette yang masih hidup.
“Jack senang bisa bertemu denganmu”,
“Eliana sering bercerita banyak tentangmu”,
*
Jack menghabiskan beberapa malam di rumah Eliana dan Evander.
Sebuah kejutan yang membahagiakan lagi bagi Jack ketika ia pertama datang ke tempat Eliana dan suaminya tinggal.
Di rumah itu sudah ada seorang anak berusia satu tahun yang merupakan buah hati dari Eliana dan Evander. Eliana telah memiliki anak.
Jack telah menjadi seorang paman. Dari gadis kecil yang diberi nama Jennie White.
Di hari terakhirnya Jack di rumah Eliana, Jack meminta Eliana, Evander dan juga Jennie untuk berpose bersama.
Jack akan melukis mereka dengan perlengkapan melukis yang sebelumnya sudah dibelikan oleh Eliana.
Eliana pikir Jack hanya bergurau karena sekarang kakaknya itu sudah tidak memiliki tangan untuk melukis.
Tapi saat Jack melakukannya Eliana tidak bisa membendung air matanya.
Dengan penuh ketelitian dan ketenangan Jack Palette mulai melukis.
Eliana dari sejak kecil sudah terbiasa melihat Jack kakaknya melukis. Tapi tidak seperti sekarang ketika Jack melukis menggunakan kedua kakinya.
“Lukisanmu benar-benar menakjubkan Jack”,
“Kami seolah-olah hidup di dalam kanvas”, puji Evander kepada Jack.
Dengan lukisannya itu Jack memberikan hadiah ucapan selamat kepada pernikahan Eliana dan Evander. Dan juga kelahiran putri pertama mereka Jennie.
*
“Aku akan pergi untuk sementara waktu”,
“Ada sebuah urusan yang menungguku untuk aku selesaikan”,
Jack berpamitan kepada Eliana dan Evander.
“Adakah yang bisa aku bantu untuk itu Jack?”,
Evander menawarkan pertolongan.
“Tidak ada”,
“Jika kamu ingin membantuku jagalah Eliana dan Jennie dengan baik”, balas Jack.
“Setelah urusanku selesai aku akan pulang ke Potrait dan sering mengunjungimu”, janji Jack kepada Eliana yang akan ia tepati.