Pernikahan Rahasia 2

Melvin membatalkan niatnya untuk menemui Tuan Abraham setelah pertemuannya dengan Louise. Melvin tak lagi memikirkan tentang acara pertunangannya. Kakek dan neneknya sudah tiba satu hari sebelum acara. Adam tersenyum melihat cucunya yang kini sudah rapi memakai setelan jas berwarna putih. Sebentar lagi mereka akan pergi ke Pure Paradise Hotel tempat acara pertunangan Melvin dan Eudora.

"Terima kasih sudah memenuhi permintaan kakek." Adam menepuk pundak Melvin.

Pria tua itu agak mendongak untuk berbicara dengan cucunya karena Melvin lebih tinggi darinya.

Maafkan aku kek. Ucap Melvin tapi hanya dalam hatinya.

Sebenarnya Melvin tidak tega untuk membohongi kakeknya. Tapi ini menyangkut kehidupan yang akan ia jalani seumur hidup. Melvin menatap satu persatu wajah mama, papa, kakek dan neneknya. Mereka terlihat sangat bahagia. Terlebih lagi sang kakek yang telah merawat, mendidiknya dan mengajarkannya menjadi seorang pebisnis. Tidak pernah sekali pun kakeknya meminta atau menuntut apa pun padanya selain perjodohan ini.

"Ayo, kita berangkat sekarang." ucap kakek Adam setelah melihat Adira dan Arkan keluar dari kamar.

Cucu perempuannya itu memang agak sedikit repot karena harus menyusui bayinya dulu yang kini sudah berusia satu tahun sebelum pergi.

Pukul tujuh tiga puluh malam Melvin dan keluarga sudah tiba di tempat acara. Para tamu undangan juga sudah banyak yang hadir memenuhi ruangan. Mata Melvin mulai menelisik sekitar untuk mencari seseorang yang mungkin ada di antara tamu-tamu yang hadir di sana.

Tentu saja Melvin mencari Angel. Wanita yang sudah dua bulan ini menganggu pikiran dan membuatnya tidak fokus dalam bekerja. Pandangan Melvin kemudian tertuju kepada sosok seseorang yang juga sedang melihat kearahnya. Seketika mereka saling menatap.

Pandangan mata Melvin menyiratkan sebuah pertanyaan kepada orang itu seolah bertanya 'Di mana dia ?'. Namun orang itu yang tak lain adalah Louise hanya menarik sudut bibirnya tipis sekali.

Ya, Louise sudah berjanji kepada Melvin untuk memberitahu di mana Angel berada. Bahkan pria itu akan membantunya untuk mendapatkan Angel.

Melvin ingin melangkahkan kakinya menuju Louise untuk menagih janji pria itu. Namun seorang staf WO lebih dulu memanggil Melvin untuk duduk di tempat yang sudah di siapkan karena sebentar lagi acara akan di mulai.

Tepuk tangan yang meriah memenuhi ruangan itu saat Melvin menyarungkan cincin di jari Eudora. Begitu juga sebaliknya. Baik Melvin maupun Eudora sama memaksakan senyuman di hadapan semua orang.

Sementara itu di sebuah tempat yang sangat jauh, seseorang menatap sendu pada foto pertunangan Melvin dan Eudora yang di kirim ke ponselnya. Dadanya berdenyut nyeri melihat orang yang ia cintai kini bertunangan dengan orang lain.

*

Hari ini Melvin datang ke perusahaan Boison Grup untuk menemui Louise. Pasalnya sudah tiga hari setelah acara pertunangannya namun Louise belum menepati janjinya untuk mengatakan di mana Angel.

"Apa kau mencoba menipu ku ?" tanya Melvin marah begitu masuk ke dalam ruangan Louise.

"Aku tak segan-segan membatalkan pertunangan ini." ancam Melvin.

Melvin pikir Louise melakukan ini karena tidak ingin keluarga sepupunya malu jika sampai Melvin membatalkan acara pertunangan tempo hari.

"Seorang Maxim tidak akan pernah mengingkari janjinya. Kau saja yang tidak sabar." ucap Louise dengan tenang.

Pria itu sama sekali tidak terpancing dengan kemarahan Melvin.

"Duduk dulu dan lihat ini." kata Louise lagi sambil menggeser laptopnya.

"Apa ?" tanya Melvin yang tidak ingin Louise mempermainkannya.

"Wanita aneh mu itu." jawab Louise.

Mendengar Louise menyebut wanita aneh itu pasti adalah Angel. Melvin pun langsung berjalan lebih dekat ke meja kerja Louise dan menarik laptop yang di sodorkan oleh Louise.