"Oke, aku mau menikah dengan Kiara," putus pria.
"Alhamdulilah, aku sangat bahagia Bang mendengar keputusan kamu. Kak Ara pasti sangat bahagia karena bisa menjadi istri Abang," balas gadis itu dengan senyum sumringah, ia bahagia karena Kakak sepupu kesayangannya bisa menikah dengan pria yang dicintainya.
"Tapi aku ada syarat yang harus kamu lakukan."
"Katakan apa syaratnya Bang, aku bakal ngelakuin apapun agar Abang mau menikah dengan Kak Ara."
"Aku mau kamu jadi istriku, aku mau kamu menjadi istri pertamaku. Kiara tetap akan aku nikahi, tetapi dia akan menjadi istri keduaku." Mendengar ucapan dari pria yang ia panggil Abang barusan, jelas gadis itu kaget sekali. Bagaimana bisa punya ide gila seperti itu.
"Aku mau, Bang," putus gadis itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
Digo tertawa melihat sang istri merajuk, karena ditertawakan Manda malah menjadi kesal.
"Baby, Bunda kamu cemburu. Bilang aja kali Bunda sayang, kalau mau dicium sama Ayah." Digo menarik istrinya ke dekatnya, lalu mencium dan memeluk istrinya dengan erat.
"Setelah adanya buah hati kita, di dalam perut kamu. Membuat Mas semakin mencintaimu sayang. Mas cinta bangettt sama kamu."
"Manda juga cinta banget masa Mas sayang." Digo mengajak sang istrinya untuk tidur, karena sudah malam tidak baik juga ibu hamil tidur terlalu malam.
***
Manda dan Digo sudah rapih, mereka akan pergi berbelanja. Digolah yang mengajak Manda berbelanja, padahal harusnya hari ini Digo sudah harus kembali ke singapure. Digo memutuskan berangkatnya siang setelah berbelanja saja, ia sebenarnya tidak mau meninggalkan sang istri apalagi dalam keadaan hamil seperti ini.
Sebagai suami, tentu saja Digo berat meninggalkan sang istri. Ingin selalu bersama istrinya, apalagi istrinya sekarang sedang hamil. Membutuhkan seorang suami yang selalu ada untuk istrinya. Namun, namanya juga selain Manda ia memiliki tanggung jawab lain yaitu Kiara. Jadi mau tidak mau harus tetap meninggalkan Manda di Indonesiaz membawa Manda ke singapure juga bukan solisi yang bagus.
"Mau sarapan di rumah atau di luar, sayang?" tanya Digo lembut. Manda diam, ia juga bingung maunya di mana. "Di luar aja gimana, Mas."
Digo mengangguk, ia langsung mengajak istrinya pergi. Digo mengendarai mobil dengan kecepatan yang sangat pelan, saking takutnya mereka kenapa-napa di jalan. Resikonya ya, mereka butuh waktu lebih lama sampai di mall.
Sampai di mall, tempat yang pertama mereka tuju adalah supermarketnya. Mereka berdua akan membeli susu hamil untuk Manda, Manda memang harus minum susu hamil agar bayi yang ada di perutnya sehat.
"Kamu mau yang rasa apa sayang?" tanya Digo saat sudah di rak-rak susu ibu hamil. Manda tidak menjawab, ia malah cemberut.
"Bukannya menjawab pertanyaan Mas, kamu kok malah cemberut sih, sayang. Kamu kenapa? Kamu lagi pengen sesuatu?" Digo benar-benar bicara dengan lembut pada istrinya, kedua Mommynya sudah memberitahu bahwa emosi ibu hamil jauh lebih labil dari sebelumnya. Digo harus bisa membuat suasana hati sang istri bahagia terus, lebih sabar juga menghadapi Manda jika nanti Manda akan meminta aneh-aneh.
"Aku gak suka susu, Mas. Masa aku di suruh minum susu, nanti muntah gimana?" balas Manda pelan.
"Dicoba dulu, kalau enek kamu tahan aja sayang. Kan demi baby biar sehat, makanya kamu harus minum susu hamil." Digo merayu Manda agar mau meminum susu hamil nantinya, padahal ia tahu sejak dulu Manda sangat tidak suka dengan minuman bernama susu.
"Yaudah deh, iya aku mau yang rasa coklat aja," kata Manda akhirnya. Digo tersenyum mendengar jawaban Manda, ia langsung mengambil beberapa kotak sekaligus susu ibu hamilnya. Digo meminta istrinya menunggu, sedangkan dirinya akan pergi ke kasir untuk membayar susu ibu hamilnya.
Saat Digo kembali lagi, Digo terkejut melihat tidak ada istrinya di tempat tadi ia meninggalkan sang istri.
"Ya Allah, ini Manda ke mana? Pergi kok enggak bilang-bilang sih," kesal Digo. Digo melihat sekeliling, mencari keberadaan Manda. Sampai tiba-tiba ia terkejut ada yang memeluknya dari belakang, Digo berusaha melepaskan pelukkannya. Ia merasa risih, tidak tahu siapa yang memeluknya. Saat menengok Digo terkejut, ternyata Mandalah yang tadi memeluk Digo dari belakang.
"Kamu itu ya sayang, Mas kita tadi siapa yang meluk. Makanya Mas lepasin pelukkannya, siapa juga yang enggak risih dipeluk orang yanh enggak dikenal. Kalau tau kamu yang meluk, Mas enggak akan lepasin pelukkannya. Malah akan Mas balas pelukkannya. Tadi kamu kemana aja sayang? Mas bingung loh, ke tempat tadi kamunya enggak ada. Di cari-cari enggak ketemu," kata Digo panjang lebar. Dengan tanpa rasa bersalah, Manda malah tertawa.
"Maaf deh, suamiku tersayang. Tadi itu Manda ke kamar mandi, waktu nungguin Mas. Manda tiba-tiba mual banget pengen muntah, jadi Manda lari deh ke kamar mandi. Maaf juga, Manda lupa ngabarin." Mendengar penjelasan sang istri, tentu saja Digo tidak lagi marah pada Manda.
"Kamu lari sayang?" Spontan Manda mengangguk."
"Besok-besok jangan lari-lari lagi ya, cantiknya Mas. Ingat sayang, kamu sekarang lagi hamil. Gimana tadi gara-gara kamu lari-lari, terus kamu jatuh. Baby kita kenapa-napa, sayang enggak mau kan Baby kita kenapa napa?" Digo juga mengingatkan istrinya dengan lembut. Manda mengangguk patuh, ia berjanji akan lebih hati-hati lagi.
"Yaudah, sekarang kita cari baju baru buat kamu. Baju hamil, Mas enggak mau sampai Baby kita kesempitan karena kamu pakai baju yang kecil, kita akan cari baju yang longgar. Biar enak buat kamunya sama baby," ajak Digo. Manda merasa begitu beruntung mendapatkan suami yang begitu perhatian padanya dan pada babynya yang masih ada di dalam perut.
Digo mengandeng istrinya ke tempat baju hamil, Digolah yang memilihkan baju-bajunya. Sedangkan Manda hanya diam di tempat, ia memang tidak mood memilih baju. Digo selesai memilih dan membayar baju yang ia pilih, Manda kaget ternyata Digo membelikannya baju hamil sangat banyak. Ada lebih dari dua puluh kalau dihitung, Manda hanya pasrah menerima pembelian suaminya.
***
Sekarang Digo sedang mendorong kursi roda Kiara, karena mereka berdua memang sedang jalan-jalan di taman. Tiba-tiba ada seorang gadis kecil menghampiri mereka berdua lalu memberikan satu batang bunga mawar, Kiara menerimanya dengan senang hati.
"Thank You," kata Kiara dan Digo tulus pada gadis kecil itu, gadis kecil itu berlari menjauh dari pasangan suami istri itu.
"Anak kecil itu lucu banget tau, Mas," ujar Kiara pada Digo.
"Iya, lucu banget," balasnya.
"Kapan ya, kita bisa punya anak selucu itu. Pasti keluarga kita bahagia banget, kalau aku bisa hamil, melahirkan terus punya anak banyak yang lucu-lucu." Digo hanya terdiam mendengar ucapan istrinya, ia malah teringat Manda yang sedang hamil anaknya. Digo malah merindukan Manda dan anaknya yang masih dalam kandungan, yang sekarang jauh di sana.
"Sabar, Ki. Sekarang itu kita fokus kesembuhan kamu dulu ya, kalau kamu sudah sembuh. Kita bisa nikah resmi, setelah itu kita program hamil buat kamu deh," kata Digo menenangkan istrinya.