Azzam pergi ke sebuah desa pelosok untuk mengecek tempat yang mau di buat sebuah sekolah tanpa di duga dijalan dia diberhentikan beberapa preman yang memalaknya semuanya diambil bahkan Azzam sampai di tendang ke jurang hingga dia tidak sadarkan diri.
bagaimana nasib Azzam selanjutnya ikutin ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
Tadi pagi Keisya sudah memberi tahu Romi kalau dia akan datang ke kantornya.
Benar saja waktu makan siang Keisya sudah tiba di perusahaan Azzam Keisya membawa beberapa bungkus makanan.
Tanpa ketok pintu Keisya langsung masuk ruangan Romi.
"Ketok pintu dulu kei kalau mau masuk"Keluh Azzam karena dari tadi ada diruangan Romi.
"Kenapa kak Azzam yang sewot yang punya ruangan saja nggak protes"Keluh Keisya tanpa rasa bersalah.
"Ya udah Rom aku ke ruangan ku saja lama-lama sama anak itu nanti aku bisa darah tinggi"Pamit Azzam sambil berdiri.
"Tunggu dulu kak Azzam!,ini kan sudah waktunya makan siang jadi kak Azzam disini saja kita makan bareng aku bawa makanan banyak kok"Cegah Keisya sambil menata makanan di meja yang ada di ruangan Romi.
"Kadang kala otak kamu berguna juga ya"Sanjung Azzam sambil kembali duduk dan mulai mengambil makanan.
"Ini spesial untuk kak Romi"Kata Keisya sambil menyerahkan makanan ke Romi.
"Makanan beli aja belagu".
"Nggak apa-apa daripada kak Azzam nggak ada yang siapin".
Azzam tidak lagi menjawab ejekan Keisya karena dia kalah walaupun Azzam sudah punya istri tapi dia memang tidak di layani saat makan.
Selesai makan Azzam duluan keluar dari ruangan Romi.
"Mulai sekarang belajar masak sendiri kei karena tunangan Romi jago masak"Goda Azzam sebelum benar-benar keluar dari ruangan Romi.
Makan tadinya terasa nikmat kini berubah hambar untuk Keisya mendengar kata-kata Azzam.
Keisya memang tidak bisa masak jangan kan masak makanan ke dapur saja hampir tidak pernah.
"Cepat selesaikan makan mu dan setelah itu pulang lah"Usir romi.
"Apa yang di bilang kak Azzam benar ya kak kalau kak Romi sudah punya tunangan?"Tanya Keisya ragu.
"Iya"Jawab Romi singkat.
"Ya sudah kalau gitu aku pulang dulu kak"Pamit Keisya lesu.
Keisya pergi sedangkan Romi hanya menarik nafas panjang setelah itu kembali bekerja.
Di lain tempat Zahra sekarang berada di rumah Azzura sedang mencuci piring.
"Kenapa ngelamun Zahra?"Tanya Azzura tiba-tiba ada disebelah Zahra.
"nggak kok Mbk"jawab Zahra dengan kaget.
"Ada masalah cerita saja sama aku aku siap dengerin nya".
"Iya Mbk tapi benar kok aku nggak ada masalah sama sekali"Kata Zahra mencoba meyakinkan
"ya udah kalau setelah ini kamu boleh pulang syila sudah ada papanya".
"iya Mbk".
Malam harinya Zahra melihat Shanum memegangi kepalanya dan hampir mau jatuh kalau tidak ada Zahra.
Zahra akhirnya mengantar Shanum kekamar dan merebahkannya.
Zahra pamit untuk mengambil air minum untuk Shanum.
"apa nyonya mau aku pijit kepalanya?"Tawar Zahra.
"Boleh rasanya kepalaku sangat berat Ra"kata Shanum masih dalam keadaan memejamkan matanya karena kalau dia membuka mata semuanya terasa berputar-putar.
Zahra mendudukkan Shanum kemudian memulai memijit kepala Shanum.
"Enak Ra pijitan mu"Sanjung Shanum.
"Dulu di kampung aku sering pijitin ayahku nyonya".
"Oh ya di kampung kamu tinggal sama ayahmu dan siapa lagi Ra?"Tanya Shanum.
"Aku tinggal sama ayah saja nyonya ibuku sudah lama meninggal".
"Maaf ya Ra aku nggak bermaksud buat kamu sedih".
"nggak apa-apa nyonya ibuku di sana pasti sudah bahagia".
"Lalu sebelum kesini kerjaan kamu apa?".
"Aku ikut membantu mengajar disekolah yang di renovasi mas Azzam nyonya".
"Kamu guru".
"Bukan nyonya cuma ikut membantu kalau mau jadi guru harus lulus kuliah sedangkan aku hanya lulusan SMA".
"Kenapa nggak kuliah Ra?".
"Biayanya nggak ada nonya".
"Sayang ya kamu kelihatannya cerdas tapi tidak kuliah gimana kalau aku biayai kamu untuk kuliah"Tawar Shanum.
"Nggak usah nyonya aku nggak mau ngerepotin"Tolak Zahra.
"Nggak apa-apa Ra lagian mas Rendra kan punya kampus kamu bisa aku ajukan beasiswa".
"Nanti malah mengganggu kerjaan ku nyonya".
Sebelum Shanum menjawab pintu kamar di buka oleh Azzam dan Rendra mereka terlihat sangat khawatir.
"Aku kan sudah bilang jangan kecapekan"Kata Rendra sambil duduk disebelah Shanum sedangkan Zahra berdiri.
Saat Zahra mau keluar tangannya dipegang oleh Azzam Zahra mencoba berontak tapi tidak di lepas.
"Aku sudah panggil kan dokter mom"Kata Azzam.
"Kalian itu jangan khawatir kepala mommy hanya pusing setelah dipijit Zahra udah agak mendingan"Jelas Shanum.
"Barangkali aku bakal punya adek mom"Goda Azzam.
"Kamu itu kalau ngomong mommy udah nggak pantas punya anak pantasnya punya cucu kamu yang harusnya punya anak"protes Shanum dan hanya tanggapi Azzam dengan senyuman.
"Cucu gimana tidur aja terpisah terus"Kata Azzam yang hanya di ucapkan dalam hatinya.
Tak lama dokter pun tiba dan langsung memeriksa Shanum kata dokter Shanum hanya kelelahan dan darahnya agak tinggi.
lanjut ceritanya...
kalo boleh kasih masukan, nanti peran zahra di buat jadi perampuan yg tangguh ya thor/Pray//Smile/... jangan yg diam aja kalo di hujat apalagi di rendahkan....
samangat terus berkarya thor/Good/