NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Pergi

Biarkan Aku Pergi

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:742k
Nilai: 4.7
Nama Author: Velza

Menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia adalah idaman semua pasangan suami istri. Hal itu juga yang sangat diimpikan oleh Syarifa Hanna.

Menikah dengan pria yang juga mencintainya, Wildan Gustian. Awalnya, pernikahan keduanya berjalan sangat harmonis.

Namun, suatu hari tiba-tiba saja dia mendapat kabar bahwa sang suami yang telah mendampinginya selama dua tahun, kini menikah dengan wanita lain.

Semua harapan dan mimpi indah yang ingin dia rajut, hancur saat itu juga. Mampukah, Hanna menjalani kehidupan barunya dengan berbagi suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34. Adakah Harapan?

Semenjak pulang dari rumah sakit, Papa Riswan masih dalam mode diam. Beliau bahkan tak berbicara pada Mama Ginan sama sekali. Sebab rasa kecewa yang lebih mendominasi.

Sementara Mama Ginan hanya bisa pasrah dengan sikap suaminya, beliau juga menyadari jika salah tak meminta izin ketika akan membantu Wildan.

Mama Ginan memilih membiarkan Papa Riswan menenangkan diri. Beliau pun berjalan menuju kamar tamu untuk menghubungi Adnan.

Satu sampai tiga kali mencoba, tetapi nomor ponsel Adnan tidak aktif. Mama Ginan menghela napas panjang karena tak tahu harus bercerita pada siapa.

"Bagaimana ini? Wildan pasti bingung buat bayar tagihan rumah sakit. Harusnya aku nggak buru-buru buat pindahin ke ruang rawat VIP," gumam Mama Ginan.

Saat tengah bingung memikirkan masalah Wildan, ponsel yang digenggam Mama Ginan pun berdering. Rupanya Adnan yang balik menghubungi.

"Nan, papa udah tau semuanya dan marah besar, mama juga nggak boleh pegang ATM ataupun kartu kredit lagi. Mama bingung harus gimana?" ucap Mama Ginan langsung pada inti permasalahan.

"Mama serius? Kata Mama, papa nggak tanya apa pun. Terus tahu dari mana?" tanya Adnan.

Mama Ginan pun menjelaskan awal mula permasalahan terjadi, hingga keputusan Papa Riswan yang mengambil semua kartu yang dipegang beliau.

"Seandainya mama pakai kartu kamu dulu gimana, Nan, buat bayar tagihan rumah sakit? Mama juga nggak bisa ke mana-mana dulu, soalnya papa pasti mantau mama."

"Adnan, sih, nggak masalah, Ma. Yang jadi masalah itu, kalau sampai Adnan ikutan kena juga," jawab Adnan.

"Terus gimana? Kasihan kakakmu udah terlanjur dipindah ke ruang VIP, malah jadinya begini."

"Lihat nanti aja, Ma. Kalau Adnan nggak disangkut pautkan masalah ini, pasti bakal Adnan bantu."

"Iya, semoga aja." Untuk sesaat Mama Ginan dapat bernapas lega karena ada Adnan yang bisa diandalkan.

"Oh, ya, Ma. Kata Mbak Hanna, Kak Atika udah lahiran, Mama mau jenguk ke rumahnya nggak?"

"Beneran? Kok, Hanna nggak kasih tau mama, sih."

"Mbak Hanna sibuk katanya, nggak sempat ngabarin, Adnan juga baru tau kemarin pas telepon Mbak Hanna."

Mata Mama Ginan memicing saat mendengar penuturan putra bungsunya. "Kamu ngapain telepon Hanna? Bukannya Hanna udah ada calon suami?"

"Eh, Adnan cuma kasih tau soal penyakit yang diderita mantu Mama, udah gitu doang."

"Kirain kamu ada apa-apa sama Hanna."

"Enggak, Ma. Emang Mama mau, anak Mama yang ganteng ini disebut pebinor?"

"Eh, amit-amit jangan sampai kamu begitu."

15 menit berlalu, usai telepon dengan Adnan, Mama Ginan pun memutuskan istirahat siang. Beliau belum siap bertemu Papa Riswan karena khawatir mendapat respon tak mengenakkan.

......................

Di ruang perawatan, Wildan tampak menenangkan Novita yang shock karena kegaduhan tadi.

"Mas, aku pulang aja, ya," pinta Novita.

"Kondisi kamu masih belum pulih, masih butuh perawatan lebih lanjut."

"Terus kamu mau bayar pakai apa kalau aku masih dirawat? Aku tahu biaya ruang perawatan ini nggak murah, belum lagi harus tebus obat," ungkap Novita.

Wildan terdiam dan memikirkan apa yang dikatakan sang istri. Memang benar, ruang rawat VIP biayanya cukup banyak. Bahkan tabungannya sudah semakin menipis untuk makan sehari-hari dan menebus obat.

"Aku tanyakan dokter dulu, ya. Semoga kamu diperbolehkan untuk rawat jalan," pungkas Wildan.

Novita cukup mengerti dan sadar diri akan semua masalah yang datang bertubi-tubi. Semua disebabkan olehnya yang tanpa permisi telah masuk ke dalam rumah tangga orang.

Mengingat hal itu, Novita semakin menguatkan tekadnya untuk bertemu dan meminta pengampunan dari Hanna. Seorang wanita yang telah dia sakiti mental dan batinnya.

"Mbak Hanna, izinkan aku berlutut memohon ampunan darimu. Karena aku tak tahu sampai kapan aku hidup," batin Novita.

1
❄️ sin rui ❄️
kurang menantang, pelakor nya kurang ngelunjak, malah cengeng, padahal istri sah udah badasss banget ehh pelakor nya nangis mulu ahh gak seru 🤣
Eko Sujati
Luar biasa
Tiur Lina
ceritanya keren.. simpel tidak bertele-tele.👍
Novella Amatus
bagaimana kabar novita dan wildan Thor?
Edi marsih
Luar biasa
DN
Hanna bodoh jg knp msh ngikutin terus keinginan Adnan.
DN
Mungkin si pengirim adalah Wildan
DN
Luar biasa
Yuni Safitri
Kecewa
Yuni Safitri
Buruk
Umy Dila
Lumayan
Yuliana Rahmawati
Luar biasa
Indah Rohmiatun
syukurin loe novita makanya jgn jadi pelakor
Indah Rohmiatun
bagaimana Wildan enak di cuekin ,biar tau rasa itu si wildan dan pelakor tak tau diri itu
Siti Hadijah
Luar biasa
Indah Rohmiatun
biar tau rasa tu si pelakor
Sulastri
Luar biasa
Sulastri
wanita tuh paling anti d madu perempuan mana yang mau d madu 😡
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
kenapa y...saya malah kasian sama istri ke 2..?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!