Kisah tentang seorang gadis yang cantik dan lembut, ia harus menjalani hari-harinya yang berat setelah kepergian kakak perempuannya. Anak-anak yang harus melakukan sesuai kehendak Ibunya. Menjadikan mereka seperti apa yang mereka mau. Lalu, setelah semuanya terjadi ibunya hanya bisa menyalahkan orang lain atas apa yang telah dilakukannya. Akibatnya, anak bungsunya yang harus menanggung semua beban itu selama bertahun-tahun. Anak perempuan yang kuat bernama Aluna Madison harus memikul beban itu sendirian setelah kepergian sang kakak. Ia tinggal bersama sang Ayah karena Ibu dan Ayahnya telah bercerai. Ayahnya yang sangat kontras dengan sang ibu, benar-benar merawat Aluna dengan sangat baik. **** Lalu, ia bertemu dengan seorang laki-laki yang selalu menolongnya disaat ia mengalami hal sulit. Laki-laki yang tak sengaja ia temui di gerbong Karnival. Lalu menjadi saksi perjalanan hidup Aluna menuju kebahagian. Siapa kah dia? apakah hanya kebetulan setelah mereka saling bertemu seperti takdir. Akankah kebahagian Aluna telah datang setelah mengalami masa sulit sejak umur 9 tahun? Lika liku perjalanan mereka juga panjang, mereka juga harus melewati masa yang sulit. Tapi apakah mereka bisa melewati masa sulit itu bersama-sama? *TRIGGER WARNING* CERITA INI MENGANDUNG HAL YANG SENSITIF, SEPERTI BUNUH DIRI DAN BULLYING. PEMBACA DIHARAPKAN DAPAT LEBIH BIJAK DALAM MEMBACA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sugardust, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Karyawisata 6
“ Aku tahu pasti selama ini kalian penasaran kan kenapa mereka bisa memanggilku dengan sebutan si pembunuh?”
“ Pada saat aku kelas tiga sekolah dasar, kakak perempuanku Arami kakakku satu-satunya yang paling aku sayangi di dunia ini, melompat dari jembatan, iya, dia bunuh diri. Hal terakhir yang dia lakukan untukku adalah mengajakku ke Carnival sebelum ia pergi meninggalkanku untuk selamanya”
“ Karena kepergian kakakku, ibuku semakin menggila dan menuduhku sebagai pelaku utama dalam kejadian tersebut, ibu menuduh bahwa aku lah yang mendorong kakakku dari jembatan. Pelaku utama yang menyebarkan rumor itu ialah ibuku, dia mulai mengatakan pada orang-orang dewasa bahwa aku lah yang mendorong kakakku ke jembatan. Bukan kah itu terlalu jahat untuk dilakukan oleh seorang yang melahirkan kita?”
“ Padahal, kakakku berbuat begitu karena sudah tidak tahan atas sikap ibuku terhadapnya, ibuku terus saja menekan kakakku hingga kakakku mengalami stress, ia selalu mendapatkan mimpi buruk setiap harinya dan akhirnya tidak dapat mengendalikan dirinya. Kakakku juga masih sangat kecil waktu itu, tapi sayangnya orang-orang dewasa terus menuntut hal yang sempurna pada anak pertama mereka”
“ Ayahku sudah mencoba membela kami, tapi ayah tidak tahan dengan sifat ibuku yang terus menggila. Mereka akhirnya berpisah dan karena hal itu, kakakku menjadi sangat kepikiran dan ia terus berkata bahwa itu adalah salahnya”
“ Pada akhir pekan, aku sering mengunjungi Karnival seorang diri. Sebelumnya, aku pergi bersama ayah dan kakakku, kami terlihat begitu bahagia pada saat itu. Aku harap aku dapat memutar waktuku kembali dan menolong kakakku, karena dulu aku masih sangat kecil. Tenagaku tidak cukup kuat dan aku juga belum mengerti tentang hal yang kakak alami”
“ Ah, aku jadi berbicara cukup banyak, maafkan aku” tak sadar aku menceritakan hal itu kepada teman-temanku dan menetaskan airmataku.
Ini pertama kalinya aku berani bercerita pada orang lain. Karena aku tidak punya teman sama sekali, bahkan sahabatku dulu tidak mau mendengarkan ceritaku, dia memilih untuk menjauhi ku dan tidak berteman denganku lagi.
“ Aluna, pasti selama ini berat ya bagimu, maaf jika kami tidak segera menghampirimu” Chloe memegang tanganku dan dia pun mulai menangis.
“ Sungguh anak-anak yang malang, kenapa melakukan hal itu pada anak semanis ini” Katrina mulai memelukku dan ikut menangis.
“ Aku yakin kakakmu bahagia melihat perjuanganmu di dunia ini, kau anak yang baik dan kuat. Tersenyum lah agar kakakku juga ikut tersenyum” sambung Edelyn yang menepuk-nepuk punggungku dengan pelan.
Jaeden tidak mengeluarkan satu kata pun. Dia hanya menundukkan kepalanya dan duduk sembari dua kakinya di tekuk dan menaruh dagunya di sela-sela lututnya.
“ Ah, tapi aku punya ayah yang sangat baik dan hebat! lain kali kalian harus bertemu dengannya ya! seruku.
“ Oke! kau juga harus bertemu dengan ibuku suatu hari nanti! aku yakin dia akan menyukai kalian dan merawat kalian seperti anaknya sendiri” sambung Edelyn dengan raut wajah yang senang seperti mencairkan suasana.
“ Akhir pekan nanti mau pergi main bareng? berhubung sudah libur semester ayo kita pergi ke Karnival bersama! akan sangat menyenangkan bila pergi bersama-sama!” ucap Chloe dengan penuh semangat.
“ Setuju!” jawab Katrina dan Edelyn serentak.
“ Hej, hei mau mencoba memancing di sana? kelihatannya seru” ajak Katrina sambil mencolek-colek kaki Chloe dan Edelyn seakan memberi isyarat untuk memberikan kami waktu untuk berbicara berdua.
“ Oh, iya, ayo kita pergi” saut Chloe yang mulai bangkit dari tempat duduknya.
“ Titip Aluna ya, Jaeden. Dia harus istirahat untuk memulihkan kakinya” ucap Edelyn sembari menepuk pundak Jaeden.
Mereka pun pergi meninggalkan kami berdua.
“ Hanya ada kita berdua disini, apa yang akan kita lakukan?” tanyaku pada Jaeden yang masih terlihat murung.
“ Ah, iya kau bilang apa? uhuk uhuk” dia seperti terkejut mendengar perkataanku dan mengeluarkan batuk secara spontan.
“ Bukan begitu maksudku, tak ada kah yang mau kau ceritakan padaku? atau aku boleh bertanya sesuatu padamu?” tanyaku dengan serius.
“ Silakan saja, apa yang ingin kau tanyakan?” jawab Jaeden sambil menoleh ke arahku.
“ Kemana kau pergi selama empat hari itu?”
“ Ah, aku belum cerita ya. Aku bahkan tidak tahu harus mulai dari mana”
“ Tidak apa jika kau tidak ingin bercerita, tapi apakah ada yang terjadi padamu, Jaeden? karena aku sangat mengkhawatirkanmu pada saat itu, itu membuat hatiku sangat tidak tenang setiap aku memikirkanmu dan juga aku sedikit merindukanmu. Kenapa bisa kau tidak membalas pesanku dan tidak ada kabar selama itu?”
Deg. “ Oh, benarkah? maaf telah membuatmu khawatir, Aluna”
Jaeden mulai menceritakan kisahnya kepadaku aku pun mendengarkannya dengan serius.
“Sebenarnya pada hari itu ayahku menikah lagi. Dia menikah dengan orang yang tidak pernah aku sukai, bibi itu pandai sekali mencari muka. Awalnya dia begitu sangat baik padaku, setelah dia berhasil masuk ke keluargaku. Dia langsung menunjukkan sifat aslinya, dia selalu mencoba berbuat baik kepadaku di depan ayahku seolah aku adalah anak sambung yang dia sayangi, tapi saat di belakang ayahku. Dia selalu memarahi dan meneriaki ku”
“ Dia mempunyai anak laki-laki yang umurnya hanya terpaut dua tahun lebih muda dariku, anaknya juga sama kurang ajarnya seperti ibunya, dia mulai berani memakai barang dan kamarku”
“ Aku menceritakan hal ini kepada ayah, tapi ayah bahkan sama sekali tidak memercayai omonganku. Akhirnya aku marah dan pergi begitu saja ke rumah pamanku tanpa membawa barang-barangku. Hpku tertinggal di dalam kamarku. Maka dari itu aku tidak bisa menghubungimu, maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf”
“ Ah tidak apa-apa, pasti itu sangat sulit bagimu. Lalu apa yang terjadi pada ibumu? ah maaf aku telah lancang bertanya, kau tak perlu menjawab” ucapku.
“ Tidak apa, kau tidak perlu merasa bersalah. Ibuku telah meninggal saat aku masih kelas lima sekolah dasar. Ibuku terlibat kecelakaan saat akan mengunjungi rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan medis karena saat itu ibu sedang mengandung adikku. Supir keluargaku selamat, tapi ibuku dan bayi yang sedang dikandungnya tidak.”
“ Sampai pada akhirnya, ayahku sangat frustasi atas meninggalnya ibu dan adikku. Sikap ayah berubah menjadi dingin, dan lebih tertutup. Aku pernah mendengarkan percakapan ayah dengan seseorang di telepon, ayah mengatakan jika kematian ibu sungguh janggal. Tapi aku tidak tahu pastinya dan aku tidak ingat apapun lagi”
“ Aku tidak bisa berbuat banyak karena, jadi aku memilih untuk keluar rumah beberapa waktu dan kembali lagi saat aku sudah mulai tenang, tapi berkat kau, aku bisa lebih tenang menghadapi masalahku”
“ Bahwa, tidak semua orang di dunia bisa mengatakan bahwa dirinya kuat padahal sendirinya tidak baik-baik saja, hidup akan terus berjalan jadi mari kita warnai hidup kita dengan warna-warna yang terang”
“ Dan berjanji lah jika kau akan tumbuh dewasa menjadi anak yang ceria dan lebih kuat dari yang kau bisa sekarang, aku akan terus berada di sampingmu, Aluna” ucap Jaeden sambil menyodorkan jari kelingkingnya padaku, seolah itu adalah janji yang abadi.
“ Hidup ini terlalu rumit ya untuk anak sekecil kita yang belum dapat mengerti takdir. Aku turut berduka cita atas meninggalnya ibumu, aku juga akan terus berada di sisimu, Jaeden. Jadi jangan sungkan untuk menghubungiku di saat-saat tersulitmu” sambungku sambil menyodorkan jari kelingkingku kepada Jaeden.
Apa kita bisa mengubah takdir kita? aku masih belum mengerti kenapa semua ini terjadi pada kami. Hidup anak yang beruntung jauh berbanding terbalik dengan hidup anak yang tidak beruntung. Kami harus lebih berjuang dan berusaha untuk mengubah keadaan. Meskipun aku beruntung memiliki ayah yang sangat baik dan hebat, tapi tetap saja, hidupku terasa kosong tanpa seorang ibu di sisiku.
Sedangkan yang tak memiliki keduanya harus bersandar ke siapa? dan bagaimana mereka bisa bertahan selama itu.
Semoga hidup yang kami inginkan akan terwujud suatu hari nanti. Kami berharap akan terus bertemu dengan orang-orang yang baik dan hal-hal baik akan terjadi pada kami. Hal itu tentu akan mengobati luka yang selama ini tergores di hidup kami.
