NovelToon NovelToon
Godaan Adik Ipar

Godaan Adik Ipar

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO
Popularitas:12M
Nilai: 4.7
Nama Author: Clarissa icha

Hendry, pria dewasa berusia 32 tahun itu mulai merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya bersama sang istri yang sudah berjalan 5 tahun.
Di karuniai seorang putri cantik di usia pernikahan ke 4, tak membuat rumah tangganya dengan Julia lebih berwarna. Yang ada, Hendry di buat frustasi karna sang istri hanya fokus mengembalikan bentuk tubuhnya pasca melahirkan putri mereka 1 tahun yang lalu.
Julia seolah lupa jika dirinya masih memiliki tanggung jawab sebagai istri.
Wanita berusia 28 tahun itu juga mengabaikan putri kecil mereka. Alih-alih mengurus anak, Julia justru lebih senang menghabiskan waktu di salon dan tempat gym.
Tingkah Julia benar-benar membuat Hendry sangat muak. Kalau bukan karna cinta dan anak, mana mungkin dia masih bertahan dengan istri hanya mementingkan diri sendiri.

Sampai pada suatu ketika, Hendry tergoda dengan gadis yang mengasuh anaknya sejak 5 bulan terakhir. Gadis yang tak lain adalah adik tiri Julia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

pria dewasa dan berpengalaman seperti Hendry memang tidak perlu diragukan lagi soal urusan ranjang. Terbukti saat ini Bella masih terkapar, belum bangun meski sudah pukul 8 pagi. Padahal tadi malam tidak di ajak bergadang oleh Hendry. Hanya melakukan sebanyak 2 ronde dan membiarkan Bella untuk istirahat setelah pecah pe ra-wan.

Mungkin Bella kelelahan dan kehabisan tenaga, mengingat dia baru pertama kali melakukannya.

Di tambah semangat Hendry yang begitu membara saat menumbuk. Bella dibuat kewalahan. Dia lebih banyak pasrah menerima hujaman dari barang super milik Hendry.

Pintu kamar dibuka, Hendry muncul bersama Ale dalam gendongannya. Bayi menggemaskan itu sudah cantik dan wangi. Hendry baru selesai memandikan Ale di kamar mandi lain. Pria itu juga sudah menyuapi putrinya. Hendry melakukannya sendiri karna tidak tega membangunkan Bella.

Tapi kali ini dia harus tega membangunkan Bella karna jam sarapan sudah hampir lewat.

semalam Hendry telah menguras habis tenaga Bella, jadi pria itu merasa harus bertanggungjawab atas kesehatan Bella.

"Bella,, sudah siang." Hendry menyentuh lembut pipi Bella dan mengusapnya pelan.

Bella langsung menggeliat, sepertinya sudah kenyang tidur, jadi tidak susah di bangunkan.

"Emm,,," Gumamnya dengan mata yang mulai terbuka.

"Bangun sudah jam delapan. Mandi dulu lalu sarapan." Hendry kembali mengusap pipi Bella dengan gemas. Wajah Bella tampak cantik meskipun baru bangun tidur. Bayangan malam panas itu sekilas muncul dalam pikiran Hendry. Apalagi wajah Bella tampak seksi ketika menahan gejolak gairah dan kenikmatan. Itu adalah ekspresi wajah Bella yang paling membuat Hendry candu karna terus terbayang-bayang.

"Badanku rasanya sakit semua." Keluh Bella sambil mengubah posisinya menjadi duduk di tepi ranjang. Dia kemudian menatap Ale yang sudah cantik dan rapi dalam gendongan Hendry.

"Mas Hendry yang mandiin Ale.?" Tanyanya meski di sana hanya ada mereka berdua, jadi sudah pasti Hendry yang memandikan Ale.

"Hem. Kamu ingin di mandikan juga.?" Goda Hendry seraya tersenyum mesum. Bella mencubit perut Hendry dengan bibir mengerucut.

Hendry terkekeh gemas, dan kembali menyuruh Bella untuk mandi.

"Aku tunggu di luar, sarapannya sudah siap." Hendry sempat mengusap pucuk kepala Bella sebelum keluar dari kamar.

Bella duduk terdiam di tepi ranjang selepas kepergian Hendry. Ada setitik penyesalan karna harus melepaskan kesuciannya. Walaupun sudah berusaha merelakannya karna harus ada yang di korbankan untuk balas dendam, tapi tetap saja ada pengelasan dalam hati kecil Bella meski hanya seujung kuku sekalipun.

"Kak Julia, ini adalah dampak besar atas apa yang telah kamu lakukan padaku." Gumam Bella lirih.

Julia berperan penting atas semua perbuatan dan keputusan yang di ambil Bella saat ini.

...*******...

Hari ini Hendry tidak mengajak Ale dan Bella pergi ke pantai ataupun sekedar jalan-jalan di sekitar resort. Hendry cukup mengerti kondisi Bella yang terlihat tidak nyaman ketika berjalan, efek dari penjebolan gawang tadi malam. Jadi dia memutuskan hanya menghabiskan waktu di resort saja.

Mereka sudah puas bermain di ruang keluarga selesai sarapan dan lanjut mengobrol setelah makan siang. Kini Ale sudah tidur lagi. Bayi gembul itu di tidurkan dalam box bayi.

Hendry baru saja menghubungi pihak resort dan ternyata mereka menyediakan box bayi jika ada memerlukan. jadi Hendry tidak perlu khawatir lagi ketika meninggalkan Ale saat putrinya itu tertidur. Karna sudah aman dalam box bayi.

"Tidak siap-siap.? Bukannya sore ini kita pulang.?" Tanya Bella. Dia menatap Hendry yang sedang fokus dengan macbook miliknya.

Hendry mematikan macbook, lalu menutup dan menyimpannya di atas meja.

"Kemari,," Pria tampan itu menepuk pahanya sendiri, memberikan kode pada Bella agar duduk di pangkuannya.

Bella sempat ragu, tapi akhirnya mendekat dan duduk di pangkuan Hendry sambil menyembunyikan kecanggungan.

Hendry melingkarkan kedua tangan di perut dan pinggang Bella.

"Kita masih punya 3 hari untuk berlibur disini." Ujarnya.

"Kamu ingin pergi kemana lagi.?" tawar Hendry lembut.

Bella tersenyum tanpa bisa di cegah. Bagaimana bisa ada pria sebaik dan selembut ini. Bella sangat menyayangkan sikap Julia yang kurang peka pada suaminya sendiri sampai membuat Hendry mudah tergoda.

"Tidak ingin ke mana-mana, rasanya belum nyaman untuk berjalan." Jawab Bella yang sebenarnya malu mengatakan hal itu pada Hendry.

"Maaf, aku terlalu kasar ya.?" Hendry menatap penuh sesal sembari mengusap-usap punggung Bella.

Bella menggeleng, bukan karna Hendry terlalu kasar, tapi gara-gara milik Hendry memiliki ukuran yang tidak biasa. Walaupun sebelumnya Bella tidak pernah melihat benda seperti itu milik orang lain, tapi Bella yakin kalau milik Hendry punya ukuran di atas rata-rata. Membuat Bella merasa sesak dan penuh di dalam.

"Mungkin karna belum terbiasa." Ujar Hendry.

Bella mengangguk setuju. Selain belum terbiasa, Bella juga langsung mendapatkan barang super saat pertama kali melakukannya. Jadi tidak heran kalau merasakan sakit yang luar biasa.

Kedua saling pandang beberapa saat, sampai akhirnya Hendry tidak tahan hanya diam saja, sedangkan ada wanita cantik dan seksi yang duduk di atas pangkuannya.

"Aku sudah beli pengaman, mau coba lagi.?" Tanya Hendry. Sebenarnya dia bisa saja memaksa Bella, tapi Hendry tidak mau egois. Dia akan melakukannya kalau Bella sudah setuju.

Bella menggigit bibir bawahnya karna malu, pipinya bahkan sudah merona. Dia sebenarnya ingin memanfaatkan situasi ini untuk membuat Hendry semakin menempel padanya, tapi masih malu untuk tampil agresif di depan Hendry.

"Aku akan lebih hati-hati,," Bujuk Hendry yang berusaha menyakinkan Bella agar mau mengulangi kegiatan panas itu lagi.

"Disini.?" Bella menatap tidak yakin. Mereka sedang berada di ruang keluarga dengan semua tirai jendela yang dibuka.

"Resortnya tertutup, tidak akan ada yang masuk kesini." Ujar Hendry.

Bella akhirnya mengangguk malu-malu. Melihat Bella mengangguk setuju, Hendry langsung memanfaatkan waktu sebaik mungkin sebelum Ale bangun.

Dalam waktu 2 menit, Hendry sudah berhasil menurunkan dress yang dipakai Bella hingga sebatas perut. Kini wanita dalam pangkuannya itu sudah setengah tela-njang. Hendry sedang asik membenamkan wajahnya di da- da Bella, setelah tadi meng absen setiap inci leher Bella dan meninggalkan satu jejak kepemilikan di sana.

Bella tidak ragu meloloskan *******. Dia tidak takut Ale mendengarnya karna posisi box bayi itu cukup jauh dari sofa tempatnya berbuat mesum dengan Hendry.

Saat keduanya sedang asik bermandikan keringat dan menikmati setiap sensasi yang di hasilkan dari penyatuan, terdengar suara ponsel milik Hendry yang berdering. Mereka berdua sama-sama kompak menoleh ke arah meja. Bella bisa melihat nama yang tertera di sana.

Saat Hendry akan mengambil ponsel, Bella langsung mencegahnya.

"Mau meninggalkanku lagi dalam keadaan seperti ini.?" Ujar Bella dengan wajah sendu dan bibir mencebik.

Hendry terdiam, dia tampak di lema. Bingung memilih mengangkat telfon dari Julia, atau tetap melanjutkan permainan panasnya dengan Bella.

"Baik, kita selesaikan dulu." Hendry akhirnya mengabaikan telfon dari Julia. Dia kembali memompa Bella tanpa memperdulikan ponselnya yang kembali berdering.

Hendry sudah mulai kecanduan merengkuh kenikmatan dengan Bella.

1
◦•●◉✿𝓑𝓾𝓷𝓪 𝓝𝓾𝓻𝓪✿◉●•◦
Aaah... Opa Sudibyo kocak nih... 🤣🤣🤣
◦•●◉✿𝓑𝓾𝓷𝓪 𝓝𝓾𝓻𝓪✿◉●•◦
kembar berapa yang benar kak Thor?
tiga apa dua????
◦•●◉✿𝓑𝓾𝓷𝓪 𝓝𝓾𝓻𝓪✿◉●•◦
*menenangkan
◦•●◉✿𝓑𝓾𝓷𝓪 𝓝𝓾𝓻𝓪✿◉●•◦
yo kowe iku Jul sing anak jallang...
◦•●◉✿𝓑𝓾𝓷𝓪 𝓝𝓾𝓻𝓪✿◉●•◦
*mata-mata
◦•●◉✿𝓑𝓾𝓷𝓪 𝓝𝓾𝓻𝓪✿◉●•◦
owalah... ibu dan anak jahate kok ora ketulungan ngunu to?!!
◦•●◉✿𝓑𝓾𝓷𝓪 𝓝𝓾𝓻𝓪✿◉●•◦
Bella kak Thor... bukan sii Julia KAMVRETTTT
◦•●◉✿𝓑𝓾𝓷𝓪 𝓝𝓾𝓻𝓪✿◉●•◦
*pulih
◦•●◉✿𝓑𝓾𝓷𝓪 𝓝𝓾𝓻𝓪✿◉●•◦
dasar Papap Hendry KAMVRETTTT...
◦•●◉✿𝓑𝓾𝓷𝓪 𝓝𝓾𝓻𝓪✿◉●•◦
*dia
◦•●◉✿𝓑𝓾𝓷𝓪 𝓝𝓾𝓻𝓪✿◉●•◦
*lawan jenis
⋆.˚mytha🦋
keenakan bgt si julia, malah sama dr.arseno.. gak dapet karma yg lebih sakit...

padahal dia jahat, udah ngebunuh emaknya bella juga...
⋆.˚mytha🦋
klu sampe si julia sama dokter seno, iiih sumpah gua gak relaaaa... enak bgt hidup lu jul, abis berbuat jahat malah dapet spek dokter ganteng 🙄
⋆.˚mytha🦋
udah terlanjur di katain jalang... ywdh sekalian aja ngejalangin hendry yaa kan bel... biar julia tau rasa 😏
⋆.˚mytha🦋
laaah si ajlang teriak jalang...
situ sehat julia 🙄
s
singapore
s
sampai membulat
s
emang bener si jgn menyalahkan korban pemerkosaan, karna yang salah adalah pihak laki laki yang seharusnya ingat punya istri di rumah walaupun di jebak kan ibu bela juga ga niat menggoda kecuali ayah julia suka duluan ataupun tergoda. kalo sebutan anak dari hasil pemerkosaan di sebut anak haram karna ga berhak mendapatkan hak asuh dari ayah kandungnya sendiri berupa menjadi wali nikah
s
menyalahkan*
Rikawaii San
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!