Terjebak dalam pilihan, hal itu yang dirasakan Raisa saat berusaha menyelesaikan masalah keuangan di keluarganya.
Keputusannya untuk mengikuti saran mucikari, malah mempertemukan Raisa dengan sang hot duda, Diego.
Akankah Raisa berhasil mendapatkan keuntungan dan melepaskan dirinya dari pesona hot duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rya Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengungkapkan Hubungan.
Clarissa terlihat sangat ketakutan melihat pria tersebut yang semakin lama semakin menyakitinya. Ia lupa jika pria di depannya saat ini adalah pria yang mengatakan bahwa dia mencintainya tetapi bisa melakukan apapun, bahkan menyakitinya di saat ia tidak menuruti apa kata pria tersebut. Sehingga Clarissa pun berusaha sekuat tenaga menahan rasa sakitnya itu dan hanya terlihat bulir bening yang keluar dari sudut matanya.
Melihat Clarissa menangis, membuat pria tersebut pun perlahan melepaskan cengkeramannya, lalu menjauh dari wanita yang dengan sadar selalu ia sakiti.
"Argh ... !" Teriak pria itu sembari memukul tembok berulang kali dengan kepalan tangannya, sehingga membuat tangannya itu pun berdarah.
"Apa yang kau lakukan?" Pekik Clarissa yang langsung saja meraih tangan pria tersebut.
"Lepaskan aku!" Bentak pria tersebut.
"Kau berdarah, lebih baik kau diam saja," ucap Clarissa yang pada akhirnya tak tega melihat pria itu.
Entah itu karena rasa kasihan atau mungkin memang ia sudah memiliki perasaan padanya. Bagaimanapun juga pria yang ada di depan matanya saat ini adalah kekasihnya, meskipun berawal dari keterpaksaan. Lalu ia mencari kotak P3K di dalam kamarnya itu dan menarik pria tersebut untuk duduk di tepi ranjang.
"Apa yang mau kau lakukan?" Tanya pria itu saat Clarissa meraih tangannya.
"Ck, sudahlah, kau duduk saja di sini dan aku akan mengobati lukamu," tukas Clarissa.
Pertama-tama ia membersihkan darah yang bercucuran di tangan dengan alkohol, setelah itu ia pun memberikan obat dan terakhir melilitnya dengan perban. Pria itu menatap Carissa yang tampak tulus mengobatinya, sehingga membuatnya merasa sangat tersentuh dengan apa yang dilakukan wanita tersebut kepadanya saat ini.
"Terima kasih dan aku minta maaf karena tadi sudah berbuat kasar padamu. Jujur aku tidak suka kau selalu saja menginginkan pria itu, karena kau tahu 'kan bagaimana aku mencintaimu. Bahkan aku membawamu ke sini karena aku ingin melindungimu," ucap pria tersebut dengan tatapan sendu.
Clarissa tak menjawab apapun, bagaimanapun juga ia memang masih sangat mencintai Diego dibandingkan siapapun. Tetapi karena ia juga merasa kasihan terhadap pria yang memang sudah menolongnya itu, sehingga ia pun memeluknya agar pria tersebut lebih tenang.
*****
"Kak Raisa ... !" Pekik Denis di saat ia melihat pengasuhnya ada di depan rumah, sedang menunggu kepulangannya.
Memang di saat itu Denis baru saja pulang sekolah bersama sang nenek yang diantar oleh sang supir.
"Denis anak manis, kau sudah pulang sekolah?" Tanya Raisa di saat Denis menyalaminya serta memeluknya.
Lalu tak lupa pula Raisa juga menyalami nyonya yang sudah dianggapnya sebagai ibu kandungnya sendiri.
"Ma," Sapa Raisa.
"Iya Sayang. Bukankah Diego mengatakan jika kau sakit, tapi kenapa kau sekarang ada di sini? Kenapa kau tidak istirahat saja di rumah?" Tanya Siska.
"Aku minta maaf ya Ma, tadi malam aku memang kurang enak badan dan tadi pagi aku juga bangun kesiangan karena kepalaku sedikit pusing. Tapi menjelang siang aku sudah baik-baik saja kok Ma, untuk itu aku memutuskan untuk pergi bekerja," ucap Raisa yang terpaksa berbohong, meskipun itu semua bertentangan dengan hatinya.
"Oh ... seperti itu. Tapi apa kau benar sudah baik-baik saja? Mama sangat khawatir terhadapmu Raisa. Seandainya saja kau mau mengikuti keinginan Mama untuk tinggal di sini, pasti akan selalu ada yang menjagamu," ucap Siska yang terlihat sangat cemas.
"Aku tidak apa-apa kok Ma, aku baik-baik saja," jawab Raisa yang meyakinkan ibu dari kekasihnya itu.
"Kak Raisa, syukurlah kau sudah sembuh. Aku sangat mengkhawatirkanmu dan aku juga merindukanmu," ucap Denis.
"Oh ya? Aku juga merindukanmu. Ya sudah sekarang kita masuk yuk, ganti baju dan makan siang," ucap Raisa lalu menggandeng tangan mungil Denis dan membawanya masuk ke dalam.
Siska tersenyum, ia benar-benar merasa bahagia melihat pemandangan yang ada di depan matanya dan semakin berharap jika Raisa bisa menjadi menantunya, ibu pengganti untuk Denis.
-----
Ting ...
Sebuah pesan masuk pada ponsel Raisa, sehingga ia pun langsung saja membaca pesan yang dikirim oleh Diego.
"Sayang, apakah sekarang kau sedang bersama dengan calon Anakmu?"
Raisa tersenyum membaca pesan tersebut dan membuat Denis pun merasa keheranan.
"Kak Raisa, kenapa kau senyum-senyum seperti itu?" Tanya Denis dengan mulutnya yang penuh dengan makanan.
"Lebih baik kau makan saja dulu, dilarang berbicara saat makan," tukas Raisa lalu membalas pesan dari Diego.
"Iya, saat ini aku sedang bersama dengan calon Anakku."
Sedangkan Denis langsung saja mengunyah nasinya itu serta menelannya dengan cepat.
"Sekarang sudah habis, ayo katakan ada apa? Apakah itu Papaku yang mengirim pesan untukmu?" Tanya Denis yang menebaknya dengan benar.
"Aku tidak sabar ingin segera pulang agar bertemu denganmu Sayang. Ingat kau jangan pulang dulu ya, kita harus mengatakan kepada Mama tentang hubungan kita, baru setelah itu aku akan mengantarmu pulang."
Diego kembali mengirim pesan, sehingga Raisa pun tampak fokus membaca pesan tersebut dan mengabaikan Denis.
"Kak Raisa, apa kau ini tidak mendengar aku sedang bertanya," tukas Denis yang terlihat sangat kesal sehingga ia menepuk tangan Raisa, membuat pengasuhnya itu pun langsung saja menatap ke arah bocah kecil tersebut.
"Maaf, kau bicara apa?" Tanya Raisa berpura-pura.
Karena untuk saat ini Raisa memilih untuk tak mengatakannya dulu kepada Denis tentang hubungannya dengan Diego, rasanya ia belum siap hingga waktu yang tepat.
"Sudahlah lupakan saja. Sekarang aku mau main," ucap Denis.
"Apa katamu, main?" Tanya Raisa yang menatapnya dengan serius.
"Kenapa kau menatapku seperti itu Kak. Iya 'kan aku sudah selesai makan, jadi sekarang aku mau main." Denis mengulangi ucapannya.
"Apakah menurutmu pulang sekolah, setelah makan terus bermain? Apa kau sudah lupa dengan aktivitasmu setiap hari?" Tanya Raisa.
"Setelah makan istirahat sebentar, lalu tidur siang 'kan? Tapi aku mau main sebentar, boleh ya Kak Raisa. Kau adalah wanita yang yang sangat baik, kau pasti akan mengizinkanku 'kan? Please!" Pinta Denis.
"Memangnya kau mau bermain apa? Apa kau tidak capek?" Tanya Raisa.
"Aku hanya ingin bermain robot-robot di dalam kamar saja dan aku janji setelah itu akan langsung tidur siang," ucap Denis.
"Ya sudah kalau begitu, kau masuk ke kamar saja dulu. Aku akan mengemasi ini sebentar, nanti aku akan menyusulmu ke kamar," titah Raisa.
"Oke Kak," jawab Denis yang langsung saja beranjak dari tempat duduknya, lalu segera menuju ke kamar sesuai perintah Raisa.
*****
Malam yang dinanti telah tiba, di mana saat ini Raisa dan Diego sedang berhadapan dengan Siska yang mengatakan ingin menyampaikan sesuatu hal yang sangat penting kepada orang tuanya itu.
"Diego, Raisa, sebenarnya ini ada apa? Kenapa kalian berdua misterius sekali, hal penting apa yang ingin kalian sampaikan kepada Mama?" Tanya Siska.
Diego tampak menghela nafas panjang, lalu menghembuskannya lagi secara perlahan. Meskipun tadinya ia sudah sangat yakin dengan keputusannya akan segera mengungkapkan hubungannya dengan Raisa, entah kenapa saat ini malah terasa sangat sulit untuk keluar dari mulutnya, ada perasaan takut jika ibunya tidak akan menerima hubungan mereka. Akan tetapi tetap saja ia tak mau menundanya lagi, sesuai dengan janjinya kepada Raisa dan ini semua juga demi rasa cintanya. Apalagi Raisa juga sudah begitu cocok dengan Denis, bahkan Siska sendiri pernah mengatakan jika ia sangat menyukai Raisa dan akan menyetujui jika memang Diego mempunyai hubungan dengan wanita tersebut. Jadi seharusnya tidak ada yang perlu diragukan lagi.
"Seperti yang aku katakan tadi bahwa ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepada Mama dan memang hal yang sangat penting Ma," ucap Diego.
"Kak, lebih baik jangan sekarang," bisik Raisa.
"Kau tenang saja Sayang, aku yakin semua akan baik-baik saja," bisik Diego pula sembari menggenggam erat tangan Raisa, berusaha untuk menenangkannya,.membuat Siska menatap ke arah keduanya dengan penuh curiga.
"Ada apa Diego, apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang ingin kalian sampaikan kepada Mama?" Tanya Siska yang merasa sudah sangat penasaran.
"Ma, jadi saat ini aku dan Raisa sudah menjalin hubungan," ucap Diego yang membuat Siska membelalakkan matanya.
"Apa? Apakah kalian serius? Mama tidak setuju!" Ucap Siska yang kali ini membuat Raisa dan Diego terkejut, setelah tadi Siska yang terkejut karena mendengar anaknya mengungkapkan hubungan.
Bersambung …