Karena suami dan anaknya ditembak mati oleh pemburu, Anjani. Seekor serigala betina melakukan transformasi jiwa terhadap keluarga si pemburu suami dan anaknya.
Dia ingin merampas jiwa sekaligus nyawa si pelaku, akan tetapi rencananya mengalami kendala. Sebab dia salah masuk ke dalam raga seseorang yang tidak pernah dihargai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERASAAN DALAM KELUARGA LESMANA
"Besok kau akan bertemu dengan mereka !" Lanjut Tuan Lesmana, Anindita membatu. Ia tidak pernah sama sekali dibentak oleh Tuan Lesmana karena dia adalah cucu perempuan satu-satunya yang diperlakukan spesial oleh sang Kakek.
Antonio langsung menyambut kedatangan sang istri, dia bergerak diam-diam menyembunyikan ponsel nya yang baru saja ia gunakan untuk menghubungi orang kepercayaan.
" Sayang, kamu dari mana saja ? Aku mencari mu kemana-mana." Ujar Antonio berbohong.
Anindita tak merespon, ia lunglai dan terhempas ke tepi tilam.
" Sayang kamu kenapa ?" Antonio agak sedikit cemas, Apakah sang istri begini karena tahu siapa Rose?
" Sayang... "
Antonio duduk di samping Anindita, perasaannya campur aduk.
Ah, Bukan kan Anindita ada Antonio. Pria ini pasti bisa dia andalkan untuk mencari kebenaran tentang keadaan Kakak dan juga kedua orang tuanya.
" Antonio... "
" Hem?"
" Apa kamu bisa menolong ku?"
" Ya, Ada apa?"
" Aku ingin tahu dimana sekarang Papa dan Mama? Kak Dika juga menghilang."
Sengaja Anindita tidak mengatakan tentang apa yang dikatakan oleh Donita. Karena Anindita masih tidak percaya akan hal itu.
" Apa? Kok bisa ? Tadi kan ada ?" Celutuk Antonio.
" Itulah, aku juga bingung. Aku tanya Kakek, katanya besok aku baru bisa ketemu sama mereka. Apa yang sebenarnya terjadi ? Hatiku tidak tenang sayang." Anindita merengek manja.
Antonio tersenyum menghibur, ia mengusap pipi sang istri lembut.
" Baiklah, Aku akan menyuruh orang kepercayaan ku untuk mencari Papa dan Mama. Dan juga Dika."
Hati Anindita sedikit lega, ia memeluk sang suami dengan perasaan lebih baik.
Di kamar, Donita merebahkan tubuhnya. Wajahnya begitu sumringah. Satu batu sandungan telah lenyap... Sepertinya dia akan bermimpi indah malam ini.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Ratu, Senyuman tak pernah lekang di bibirnya. Meskipun dia sudah merebahkan diri di tempat tidur, rasa kantuk belum juga datang. Sebab diliputi oleh perasaan bahagia.
" Ma, Tidur lah!" Bisik Rudi.
Ratu bukan nurut, tapi malah berbalik menghadap sang suami.
" Sayang, Kau pasti juga senang bukan dengan apa yang terjadi kepada Kak Lindu ?"
Perlahan Rudi membuka mata nya, lalu melirik sang istri.
" Jangan pernah berpikir untuk merebut kedudukan CEO di perusahaan Papa. Kita sudah bahagia dengan apa yang kita miliki sekarang." Jawab Rudi.
" Aku tidak memikirkan itu, tapi aku selalu ingat bagaimana Kak Lindu sudah mencelakai Kak Dani. Dan juga sering menyudutkan mu ingin merebut posisi tertinggi di keluarga ini."
Rudi menghela nafas panjang, ia menatap langit kamar nya. Mengingat Dani, Dia sangat merindukan Kakaknya itu. Tapi sayang, umurnya tidak panjang.
" Sekarang hanya tinggal Dito." Lanjut Ratu. Sontak Rudi langsung menoleh.
" Apa yang ingin kau lakukan ?" Tanyanya penuh kekhawatiran.
Ratu tersenyum sembari memeluk sang suami.
" Kau terlihat ketakutan ? Emang nya aku ini seperti Lindu ? Tidak sayang, Tapi jika Dito belum memiliki keturunan ? Maka otomatis Papa akan melengserkan nya dari jabatan."
" Itu hanya gertakan saja supaya Dito mau menyayangi Dara sebagai istrinya, buktinya sekarang Dito nampak akur dengan Dara."
Raut wajah Ratu berubah, hal yang dikatakan oleh suaminya itu benar. Dito dan Dara sudah sangat mesrah, Dan sikap Dara juga telah berubah dingin terhadap Putra. Tidak seperti biasanya. Jika seperti ini terus, Ratu mulai khawatir.
****
Pagi menjelang, Dara mengeliat. Ia merasa tubuhnya seperti remuk sekali, menjadikannya malas untuk bangun. Namun ketika ia membuka mata, Dara terkejut sebab Dito sedang tersenyum mengamati dirinya sembari duduk di bibir kasur.
" Sudah bangun ?" Dito membelai lembut pipi Dara.
" Kau ngapain disini ?" Tanya Dara kebingungan, hal ini tidak seperti biasanya.
" Ini kan kamar ku?"
Dito tersenyum tipis, ia bangkit dari duduknya.
" Cepatlah bersiap-siap, jangan melewatkan sarapan bersama dengan Kakek."
Dito beranjak sembari mengecup kening Dara kemudian pergi meninggalkan Dara yang terpinga-pinga. Ia masih belum mengingat apa yang terjadi semalam.
" Aneh..." Gumamnya.
Ketika ia beranjak, mendadak bagian pangkal pahanya terasa ngilu. Dara kebingungan, ia mencoba mengingat apa yang terjadi kepada dirinya.
Tiba-tiba.... Bola mata Dara melebar. Cepat ia menyibak selimut dan menemukan tubuh nya tidak mengenakan pakaian apapun. Wajah Dara merona kemerahan, ia bergerak turun dari tempat tidur dan berdiri di depan cermin. Sekali lagi dirinya terkejut bukan main. Banyak sekali gigitan berwarna merah kehitaman. Hampir seluruh tubuhnya, hanya bagian muka saja yang selamat.
" Apa-apaan ini ?"
Dengan sabar Dito menunggu Dara keluar dari kamar nya. Tapi yang ditunggu belum menunjukkan diri. Terpaksa ia memeriksa Dara di kamar nya.
TOK TOK TOK TOK
" Sayang... "
Dara tersentak, baru kali ini dia mendapatkan panggilan mesrah.
" Cepatlah, Ini Kakek sudah menunggu kita di bawah."
Dito menempelkan telinganya di daun pintu.
Dara diam, dia sedikit ragu untuk mengenakan hijab. Tapi tidak mungkin tanda di tubuhnya menjadi tontonan gratis.
KRETEK..
Daun pintu akhirnya terbuka, Dito tersenyum menyambut Dara. Tapi mendadak senyuman nya hilang saat melihat penampilan sang istri.
" Kok pakai hijab ?"
" Apa yang kau lakukan padaku ? Hah?!!!" Gertak Dara kesal.
Dito tersenyum malu, ia akhirnya mengerti alasan Dara mengenakan hijab.
" Kakek pasti juga akan bertanya-tanya dengan penampilan mu."
" Anggap saja aku sudah hijrah."
Senyuman Dito semakin lebar.
" Ya sudah, jangan marah-marah.. Nanti cantiknya hilang loh." Goda Dito sembari mentoel pipi Dara.
Keduanya bersamaan keluar dari kamar menuju ruang makan.
Benar dugaan Dito, semuanya sudah berkumpul termasuk pasangan pengantin baru. Hanya Lindu, Yunita dan Dika saja yang tidak terlihat. Kursi yang biasa mereka gunakan kosong.
Ah mungkin mereka masih tidur karena kecapekan. Pikir Dito.
" Lama banget sih?!!" Tegur Anindita kesal. Kebiasaan dalam keluarga ini memang tidak akan makan sebelum seluruh keluarga berkumpul.
Dara melirik Dito, namun Dito tersenyum menenangkan.
" Om Lindu dan Tante Yunita kan belum hadir, jadi kami masih belum dikatakan terlambat." Dito membela.
" Mereka tidak akan hadir sayang." Sahut Donita.
" Donita ! Diam!!!" Gertak Tuan Lesmana yang langsung membuat Donita bungkam.
Dito kebingungan, ia melirik sang istri yang tengah memindai wajah ibunya.
" Lindu dan Yunita ada di rumah sakit, Dika ditangkap polisi"
Suara Anjani yang hanya di dengar oleh Dito menggema. Pria itu terkesiap kaget.
" Kapan?" Tanpa disadari Dito melemparkan pertanyaan yang ia tujukan kepada Anjani.
" Apa maksud mu Dit?" Tanya Tuan Lesmana. Dito langsung gugup, ia tidak bisa menjelaskan apa-apa.
Karena Dito nampak gugup, Tuan Lesmana menjadi sedikit curiga. Tapi entah rasa curiga nya harus dimulai dari mana?
" Kek, Anin boleh kan datang ke rumah sakit setelah sarapan ?" Tiba-tiba Anindita menimpali, ia sungguh tidak sabar untuk menjenguk kedua orangtuanya. Setelah dirinya mendapatkan kabar dari orang suruhan Antonio, barulah Anindita percaya.
" Boleh, Tapi.... Kau harus kemasi semua barang-barang mu dari rumah ini dan rumah mu Di Permatasari!"
Anindita terkesiap kaget mendengar keputusan Tuan Lesmana.
" Kenapa ?? Apa Kakek mengusir ku?"
Antonio pun kaget, bukankah Anindita meyakinkan jika dia benar anak kandung Lindu. Dan semua yang terjadi itu fitnah belaka.
km baik sintia semoga mndptkan laki² yg baik juga
Semoga Dito tak gegabah utk mempercayai semua foto yg di kirimkan wanita duplikat itu. selidikilah dulu .. jngn main usir Dara