Jebakan dari seseorang yang tidak dikenal, membuat Starla terjebak malam panas dengan seorang pria asing. Starla pikir semuanya hanya sekedar hubungan one night stand saja. Sebaliknya, masalah ini malah berbuntut panjang ketika Starla mengetahui dirinya hamil. Dan Starla juga dibenci tunangannya karena hal ini, dia kehilangan pria yang dicintainya.
Lantas, Starla lalu mencari ayah dari bayinya untuk menuntut pertanggungjawaban. Namun, niatnya urung saat mengetahui siapa ayah dari bayinya. Seorang pria berusia 18 tahun, Arsaka Delando yang sudah memiliki kekasih, dia juga adalah salah satu siswa di sekolah tempatnya melakukan PPL.
Akankah Starla memberitahu kehamilannya pada Saka? Apakah Saka akan bertanggungjawab saat tau Starla mengandung bayinya? Ataukah dia memilih fokus pada masa remajanya yang masih senang-senangnya bermain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Jadi aku-kamu
...🍀🍀🍀...
Saka menyusul istrinya keluar rumah lewat pintu belakang, ia pikir Starla tidak akan benar-benar pergi selarut itu. Tapi nyatanya Starla nekad, ia pergi seorang diri keluar rumah. Bahkan satpam di rumah itu tidak bisa mencegah Starla pergi.
Bak ditelan bumi, Starla sudah menghilang saat Saka sudah berada di luar gerbang. Mana jalanan sepi dan gelap, hanya ada lampu penerangan di jalan sana. Tidak ada satupun kendaraan yang lewat. Wajar saja sih, itu karena waktu sudah tengah malam. Komplek itu pasti sepi. Lalu Starla menghilang kemana.
"Gimana den? Non Statlanya, apa sudah ketemu? Baru aja pergi den!" kata pak Cipto, satpam rumah Saka.
"Bapak lihat aja sendiri. Starla nggak ada, ngilang dia!"
"Welah dalah...apa non Starla dibawa setan?"tanya pak Cipto yang terkejut dengan ucapannya sendiri. Starla baru saja pergi, kenapa gadis itu sudah menghilang saja.
"Bapak jangan bicara sembarangan!" ujar Saka yang mulai memikirkan ucapan Pak Cipto. 'Gimana kalau pak Cipto benar? Gimana kalau kak Starla dibawa setan?'
"Saya akan cari kak Starla, paling dia belum jauh." kata Saka pada pak Cipto.
"Perlu saya bantu, den?"
"Nggak usah pak Cipto, biar saya saja. Pak Cipto tugasnya jaga rumah dan jangan biarin papa sama Mama tau ya!" seru Saka berpesan pada satpam rumah itu.
"Tau apa Saka?"
Suara bariton rendah dan penuh penekanan itu, langsung membuat Saka dan pak Cipto berdebar. Mereka melihat ke arah belakang, dan di sana sudah ada Anggun juga Jeffry.
"Ada apa Saka?" tanya Anggun seraya menatap kegelisahan di wajah putranya.
Sebenarnya Saka tidak mau memberitahu Papa mamanya tentang Starla. Tapi ia juga tidak bisa berbohong. "Ma...pa...Starla pergi dari rumah."
"Hah? Apa maksudnya, Saka?" Jeffry dan Anggun tercengang mendengar ucapan Saka tentang Starla. Ya, mau tak mau Saka pun menjelaskan semuanya pada mama papanya. Awal pertengkaran Saka dan istrinya itu.
Anggun langsung memarahi putranya, dan mengatakan bahwa tingkah Starla yang sensitif itu wajar karena dia sedang hamil. Namun putranya malah membentak dan memarahi Starla.
"Ya udah, kita cari Starla! Terus cari nasi kuning," putus Jeffry pada istri dan putranya.
"Ya udah deh." Saka mendes*h pasrah.
Tak lama kemudian, saat mereka akan mencari Starla. Wanita itu sudah berada didepan gerbang. Sontak saja semua keluarga Saka, termasuk Saka sendiri kaget melihatnya. Saka menghela nafas lega karena Starla sudah kembali.
"Starla! Kamu darimana aja sayang?" tanya Anggun, seraya membelai pipi menantunya. "Kamu dingin sayang."
"Aku nggak apa-apa Ma, maaf udah buat mama sama papa khawatir." lirih Starla sambil tersenyum, namun sorot matanya sendu.
"Ayo kita masuk! Disini dingin, nak." kata Jeffry lembut kepada menantunya, ia bahkan melepas mantel yang digunakannya dan ia pakaikan pada Starla.
Mereka pun masuk ke dalam rumah, Starla tidak banyak bicara dan masuk ke dalam kamar. Hanya saja dia terlihat letih. Sementara Jeffry dan Anggun, memutuskan kembali ke kamar mereka dan membiarkan pasangan muda itu menyelesaikan urusan mereka sendiri.
Di dalam kamar, Starla langsung berbaring dan menyelimuti dirinya dengan selimut. Entah kenapa dia selalu moodyan, bahkan kadang tingkahnya tidak dewasa.
"Kak...gue..."
"Gue capek, kalau Lo mau ngomong besok aja."
"Nggak, kita harus ngomong bentar."
"2 menit."jawab Starla malas. Ia bahkan tidak melihat ke arah suaminya.
"Gue mau ngomong, Lo harus lihat lawan bicara Lo Kak." Saka memberanikan dirinya meraih wajah Starla dan memegang dagunya. Kedua netra mereka pun bertemu, namun Starla langsung memalingkan wajahnya.
"Hey, aku minta maaf..." lirih Saka lembut dengan menggunakan kata aku yang tidak biasa dia ucapkan, pertanda dia menyesal.
"Kenapa..."
"Kita bicara pake aku kamu aja ya biar nyaman?" ucap Saka lembut. Sampai-sampai Starla tidak bisa menolak kelembutannya. Kini mereka akan bicara untuk menyelesaikan masalah mereka.
****
Tengah malam itu, Bisma belum bisa tidur sama sekali. Tadi pagi dia dikunjungi oleh seorang wanita paruh baya, pengusaha terkenal yaitu Sofia. Sofia mengaku sebagai ibu kandungnya dan itu adalah fakta. Hal ini membuat Bisma kepikiran.
"Seandainya Starla ada disini, pasti dia bisa menghiburku. Tapi benarkah Sofia adalah ibu kandungku? Pantas saja Mama Tiara lebih menyayangi Daniel daripada aku," gumam Bisma sambil melihat foto Starla yang masih ada di atas nakas kamarnya. Dia menyesal sudah memutuskan Starla, tanpa mendengar penjelasan Starla.
****
saka pun wajar labil di usianya krn rasa iba.
berharap tetap bersama...
Sampai" saya senyum" sendiri saat baca bagian Saka dan Starla😂🤭
Apa lagi bagian Gina sama om Adrian🤣🤭🤭