"Bapak, neng lelah kerja. Uang tabungan untuk kuliah juga gak pernah bisa kumpul. Lama-lama neng bisa stress kerja di Garmen. Cariin suami yang bisa nafkahi neng dan keluarga kita, Pak! Neng nyerah ... hiikss." isak Euis
Keputusasaan telah memuncak di kepala dan hati Euis. Keputusan itu berawal karena dikhianati sang kekasih yang berjanji akan melamar, ternyata selingkuh dengan sahabatnya, Euis juga seringkali mendapat pelecehan dari Mandor tempatnya bekerja.
Prasetya, telah memiliki istri yang cantik yang berprofesi sebagai selebgram terkenal dan pengusaha kosmetik. Dia sangat mencintai Haura. Akan tetapi sang istri tidak pernah akur dengan orangtua Prasetyo. Hingga orangtua Prasetyo memaksanya untuk menikah lagi dengan gadis desa.
Sebagai selebgram, Haura mampu mengendalikan berita di media sosial. Netizen banyak mendukungnya untuk menghujat istri kedua Prasetyo hingga menjadi berita Hot news di beberapa platform medsos.
Akankah cinta Prasetyo terbagi?
Happy Reading 🩷
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 : Bachelor Party
Aizul Beach Restoran
"Ali, lame tak jumpa. Apa kabarmu?" sambut Aizul memeluk sahabat lamanya.
"Kau terlalu sibuk, Zul. Beberapa kali aku singgah di Brunei sulit bertemu dengan kau." jawab Ali menepuk lembut bahu sahabatnya.
Arini dan Hanna juga melepas rindu dengan berpelukan.
"Siapa gadis-gadis ini? Cantik nian... " tanya Hanna dengan wajah excited menatap Zen dan Euis.
"Aku Zaenab, Tante... Ini teteh Euis Kaka aku." jawab Zaenab sambil menyalami tangan Hanna.
"Rin? Kamu punya anak perempuan selain Zaenab? Kenapa aku baru tahu?" Hanna menuntut jawaban dengan wajah sumringah.
"Putri angkatku, Han." jawab Arini.
Mau bagaimana lagi, Pras masih ingin merahasiakan status pernikahan keduanya. Terpaksa Ali dan Arini pun menyembunyikan status Euis sebagai menantunya.
"Bolehkah salah satu putrimu kuangkat jadi menantu, Rin. Cantik rupawan wajah mereka." puji Hanna. Arini hanya tersenyum lebar.
"Lantas bayi ini, cucu kamu, Rin?" Hanna langsung mendekati Stroller yang Euis dorong.
"Iya Han, cantik cucuku ya... " ucap Arini sambil memperhatikan cucunya yang sudah pindah dalam gendongan Hanna.
"Rin, Ini... " wajah Hanna seketika mengernyit dengan tanda tanya besar hinggapi benaknya, segera ia tepis kecurigaannya itu. Akan tetapi sebuah puzzle terlanjur masuk mengisi ruang kosong dalam benaknya
"Assalamu'alaikum Umy, Abi... Maaf Haris terlambat." Haris datang dengan pakaian semi formal, terlihat manly dan aroma maskulinnya memenuhi indera penciuman. Ia berdiri di samping Euis.
"Wa'alaikumussalam Har... Kamu tidak hadir di acara surprise Edwin?" tanya Ali
"Setelah pertemuan ini, aku akan ke sana Abi." ucap Haris seraya bergeser ke arah Hanna.
"Mam, ini gadis yang aku ceritakan." bisik Haris di telinga Hanna lalu memberi arah matanya ke Euis.
"Hmm... Kali ini pandai kau memilih perempuan, Har." Hanna menjentik hidung bangir putranya, Haris tersenyum lebar dengan rona di pipinya.
"Euis, silahkan duduk." ajak Haris lalu membukakan kursi Euis dan Zen untuk duduk, sikapnya saat itu berbeda dari biasanya, sangat perhatian sekali. Hanna melihat perubahan baik pada putranya.
Kemudian Haris jalan memutar meja panjang dan duduk di samping mamanya. Diam-diam Haris memperhatikan kedekatan mamanya dengan Sandra yang masih dalam gendongannya.
"Har, apa kamu tidak ingin memberi mama cucu. Lihatlah ia sangat tenang dalam gendongan mama." mata Hanna berkaca-kaca, ia sangat menginginkan anak perempuan.
Haris mengulum senyuman manis lalu melirik Euis dengan tatapan penuh makna.
Obrolan kedua keluarga itu pun mengalir hangat, saling memuji dan menceritakan kenangan masa-masa mereka masih aktif di sebuah universitas di Kairo, Mesir. Aizul dan Ali pernah sama-sama menimba ilmu di sana. Dan persahabatan mereka menurun pada putra mereka. Prasetya, Haris dan Edwin sama-sama menimba ilmu di ITB dan Harvard university untuk mengambil S2.
Tidak berapa lama keluarga Edwin pun bergabung bersama mereka, suasana bertambah ramai. Meskipun Keluarga Edwin berbeda agama, Harley juga menjalin persahabatan sejak mereka masih sama-sama tinggal di Bandung.
"Mam, aku ingin melamar Euis. Bantu aku bicara dengan Umy Arini." bisik Haris.
"Kamu serius? Apa dia juga suka padamu?" tanya Hanna
"Aku belum tahu, tapi aku rasa seiring berjalan waktu, Euis bisa jatuh cinta padaku." yakin Haris.
"Baiklah, mama akan minta pada Arini nanti." ucap Hanna yang masih betah menggendong Sandra.
Hanna berpindah duduk mendekati Arini. "Rin, apa putri angkatmu sudah ada yang meminang?" pertanyaan biasa yang membuat jantung Arini berdegup kencang.
Kebohongan satu akan melahirkan kebohongan lainnya. Itulah yang pada akhirnya harus mereka hadapi. Arini mulai gugup, matanya melirik sang suami yang masih serius membicarakan bisnis dengan kedua sahabatnya. Akhirnya Arini memutuskan untuk bicara apa adanya.
"Maaf sebelumnya Hanna, Euis memang anak angkatku, tapi aku sedang mempersiapkan ia untuk menjadi menantuku." ucapnya dengan serius.
Hanna melebarkan bola matanya, "Pras ingin poligami?" Arini mengibaskan telapak tangan di depan wajahnya, "tidak seperti itu, Han. Rumah tangga putraku sedang di ujung tanduk, beruntung gadis itu hadir dalam keluargaku. Dia sangat telaten mengurus cucuku, Han." nada kegetiran terdengar dari suara Arini.
"Rin, tapi bagaimana jika putramu tidak mencintainya. Kasian gadis itu." wajah Hanna sendu. Lalu ia membujuk Arini lagi, "Rin, relakan Euis untukku pinang jadi menantu, putraku baru kali ini meminta aku melamar seorang gadis untuknya." Hanna menggenggam tangan Arini.
"Aku tidak bisa mengizinkannya Hana, mohon maaf. Euis sudah aku pinang sejak beberapa bulan lalu." tolak Arini.
Sandra menggeliat dalam gendongan Hanna, lalu tiba-tiba menangis kencang. Euis dengan sigap berdiri dan mengambil Sandra dari gendongan Hanna dengan lembut.
"Anak mama kenapa nangis, cup cup... " Euis memeriksa bokong dari putri kecil itu. "Emh... basah ya, Sandra engga suka basah mama... " ucap Euis meniru suara anak kecil. Ia segera mencari ruang laktasi di restoran itu, Haris pun mengikuti Euis dengan membawa tas perlengkapan Sandra.
"Lihatlah Arini, putraku sudah jatuh cinta pada gadis itu." ucap Hanna dengan sendu.
Di sisi lain restoran, Dibalik kaca mata hitam dan hodie yang nyaris menutupi wajahnya, Haura sedang mengamati interaksi ketiga keluarga tersebut, hingga saat Euis dan Haris pergi ke ruang laktasi. Hatinya sakit sekali melihat Haris memperlakukan Euis dengan begitu baik dan lembut,berbeda saat Haris memperlakukan dirinya, kasar dan seringkali mengumpat.
Haura pergi meninggalkan tempat persembunyiannya dengan hati yang hancur. Ia pergi ke sebuah bar untuk menenangkan pikirannya.
Kembali ke Bachelor party
Langit sudah gelap saat acara hiburan semakin ditingkatkan menjadi lebih panas. Pemandangan para lelaki yang ada di sana dimanjakan dengan wanita-wanita beraneka bentuk tubuh dan kecantikan wajah yang menari gemulai dengan pakaian minim juga tatapan matanya menggoda Bira hi para pria.
Sementara Pras larut dengan pikirannya sendiri, ia duduk di pinggir pantai dengan kedua jarinya menjepit sebatang rokok, dibawah kakinya sudah bertumpuk puntung rokok yang tidak tuntas ia hisap, pikirannya kini campur aduk, ada kecemburuan yang belum juga mereda, kemarahan pada Haura yang kian menumpuk juga perasaan pasrah dengan keadaan yang kini tidak berpihak padanya.
Sebuah kapal mendekati bibir pantai, di sana turun seorang pria yang sejak tadi memenuhi ruang emosi Pras. Pras segera berdiri, tangannya mengepal, rahangnya mengunci, tatapan matanya tajam siap menghunus lawannya. Seiring dengan Haris mendekati Pras, dari arah lain Edwin juga mendekati kedua sahabatnya.
"Har! Kemana saja kau, kami menunggumu sejak siang." sapa Edwin dengan senyuman lebar.
"Halo pengantin, sorry telat. aku baru saja mengenalkan calon istri ke mama-papaku, keasikan ngobrol aku sampai lupa waktu." ucapnya tanpa rasa bersalah.
"Oh ya? Sudah sold out kau rupanya! Siapa wanita beruntung itu, Har?" Edwin merangkul sahabatnya.
"Hanani Maharani, perempuan yang berhasil mengalihkan pandanganku dari masa lalu!" ucap Haris dengan wajah sumringah dan binar mata bahagia.
Tiba-tiba... Bugh! Bugh!
Pukulan Pras berikan di wajah Haris saat mendengar nama yang Haris sebut.
"Santai sekali hidupmu, sementara aku di sini sibuk mengatur acara. Kau malah memikirkan diri sendiri." umpatnya dengan nada tinggi.
Bukan, bukan itu yang membuat Pras marah. Tapi nama kekasih hatinya yang disebut Haris. Tapi sikapnya masih saja gengsi mengakui pernikahan keduanya. Selama ini semua tahu Prasetya sangat bucin dengan Haura. Bahkan julukannya pun lelaki setia, dibanding ketiga sahabatnya yang pernah mencicipi wanita panggilan, Pras sangat menjaga cinta dan prilakunya.
"Bank Zat!! Apa masalahmu, kenapa kau memukulku. Di telepon aku sudah meminta maaf datang terlambat. Kenapa kau permasalahan sekarang! Kalau kau keberatan bisa kau tinggalkan, aku bisa pakai jasa WO untuk hal seperti ini!" Haris hendak membalas pukulan sahabatnya itu.
Edwin segera memisahkan kedua sahabatnya yang akan bergulat di atas pasir. Edwin menahan Pras, sementara Haris ditahan oleh Delon.
"Lepaskan aku!" Haris berontak dari cengkraman Delon. Ia masih tidak terima diperlakukan seperti tadi. Tapi beberapa orang menariknya ke arah lain agar masalah tidak menjadi besar.
Edwin melepaskan Prasetya dari cengkeraman, ia menuntut penjelasan. "bukan itu kan masalahmu, Pras?" Pras mengusap wajahnya dengan kasar. "Jika itu masalahnya, aku tersinggung Pras, untuk apa acara ini dibuat jika kalian jadi bertengkar." Edwin tetap menuntut penjelasan.
Prasetya menghela napas dengan berat, ia kembali mengusap wajahnya, "Dia istriku, Ed." Pras menarik napas sebanyaknya mengisi rongga dadanya yang sesak dengan kecemburuan. "Perempuan yang Haris inginkan adalah istri keduaku." lirihnya.
Edwin meninju lengan Pras, walaupun wajahnya kecewa tapi ia menunggu kejujuran sahabatnya itu sejak lama. "Aku sudah menduganya sejak kau di rumah sakit. Kenapa kau sembunyikan dari kami, Pras. Aku kecewa padamu, apa artinya persahabatan kita." tuntutnya dengan nada kecewa.
"Aku ingin menyelesaikan hubunganku dengan Haura secara baik, aku tidak mau Euis dihina orang sebagai pelakor, kamu tau kan Haura banyak fans di dunia Maya. Ia dengan mudah menggiring opini jika rumah tanggaku berantakan karena orang ketiga." keluh Pras pada akhirnya.
"Tapi kau menyakiti hati gadis itu Pras! Dan sekarang kau menyakiti Haris! Kau lihat tadi dia begitu bahagia menyebut nama gadis itu." Edwin protes keras dengan sikap sahabatnya.
Pras menunduk, rasa sesal itu sejak tadi sudah membuat dirinya hilang akal.
...💐💐💐💐💐...
B e r s a m b u n g...
Jangan lupa like, komen dan subscribenya ya... Terima kasih 🩷🩷
trus stewart itu ya Albert itu?
waaahhhh 😱😱😱
Euis bawa suamimu kehadapan albert biar percaya sudah menikah..