naya menbeci atasan nya yang bernama raka tapi berujung jadi jatuh cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arsifa nur zahra u, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6 * caramel latte dan jarak yang mulai mencair *
Senin pagi datang terlalu cepat
biasanya aku ogah ogahan berangkat apalagi hari senin , tapi kali ini aku sudah siap satu jam lebih awal bodohnya bukan karna deadline atau meeting . Tapi karna seseorang yang bikin semangat satu nama yaitu Raka .
Kantor berasa beda mungkin cuma di aku , atau mungkin beneran ada yang berubah . Dan akhirnya dia datang seperti biasa dengan ekspresi tenang dan kemeja abu - abu yang entah kenapa terlihat lebih lembut tapi tetap cool seperti biasanya .
Dan hal pertama yang bikin jantungku nyaris copot dia berhenti sebentar di mejaku
" pagi nay " katanya pelan
"pagi pak " sok tenang padahal tangan keringetan
dia nyodorin cup kopi dengan setiker nama coffee shop yang aku suka
" caramel latte kan ? Buat bantu kamu mikir ide nanti ."
aku bengong , dia inget kopi kesukaan aku .
belum sempet aku balas , diah udah jalan lagi keruangan nya , seolah gak sadar barusan sudah bikin aku blank lima detik penuh .
Dan sialnya senyumnya itu masih nyangkut di kepala
siang nya kami duduk di ruang kecil di pojok kantor , ngobrolin ide froject yang dia maksud . Tapi sialnya topik nya sering kabur karna dia sesekali ngelontarin komentar random yang bikin pipiku panas .
" kalo kamu nulis fiksi , aku yakin kamu bakal bagus . Soal nya kamu bisa lihat detail kecil yang orang lain lewatin ."
aku cuman bisa senyum kaku , karna di detik itu aku bukan mikirin ide froject .
Tapi lebih mikirin gimana caranya supaya hati ini gak mungkin ngelembek tiap kali dia ngeliat aku kaya gitu .
Dan saat mata kami ketemu , aku sadar jarak kami udah gak sejauh dulu .
Mungkin bahkan udah mulai gak ada jarak sma sekali .
Aku mencoba fokus ke leptop , ke poin - poin yang harus kami bahas . Tapi sulit , apalagi saat dia duduk di sebrangku , sesekali mengetuk meja pakai pulpen sambil sesekali tersenyum kecil . Bukan senyum fropesional tapi senyum yang bikin dada hangat , kaya kopi yang dia bawa tadi pagi .
" jadi " katanya sambil ngelipat tangan di depan dada " kita gabungin idemu tentang storytelling dengan pendekatan visual interaktif ya ?" lanjut nya lagi
aku mengangguk pelan , tapi bukan karna idenya karna dia bilang " idemu " seolah aku beneran di lihat sebagai partner , bukan sekedar staf .
" kenapa ngeliatin aku kaya gitu ?" tanyanya tiba - tiba , nadannya setengah menggoda .
Aku langsung menunduk merasakan pipiku memanas " engga ... Cuman mikir aja "
" mikir apa ?" dia nyadar santai , ekspresinya nggak biasa lebih santai dan lebih akrab
aku pura - pura sibuk dengan file di layar " mikir kenapa bapak jadi beda sekarang ."
" beda gimana ?" tanyanya
" lebih manusiawi " jawabku cepat tapi menyesal detik itu juga sambil tutup mulut pake tangan
tapi dia malah tertawa " mungkin karna kamu juga mulai lihat aku dengan cara yang berbeda "
aku menatapnya dan untuk yang pertama kalinya aku gak langsung mengalihkan pandangan
mungkin memang ada sesuatu yang berubah . Dan mungkin , aku gak lagi terlalu takut buat jatuh cinta, karna kali ini ada yang siap menangkapnya .
Dia masih menataapku dengan tenang gak dingin dan tanpa tekanan , hanya keheningan yang terasa nyaman . Dan dalam hati kecil ku , aku tau kalau aku gak sendirian dalam rasa ini , kami berdua sama - sama mulai jatuh .
g bertele-tele 👍👍👍👍👍
😘😘😘😘😘😘
gmn klo a ny jdi e😩😩😩😩