NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Sambung

Menjadi Ibu Sambung

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Cintamanis / Duda / Ibu Pengganti / Pengasuh / Pernikahan rahasia / Tamat
Popularitas:59.2k
Nilai: 5
Nama Author: CovieVy

Naila hanya ingin kuliah dan menggapai cita-cita sebagai jaksa.
Namun hidup menuntunnya ke rumah seorang duda beranak dua, Dokter Martin, yang dingin dan penuh luka. Di balik tembok rumah mewah itu, Naila bukan hanya harus merawat dua anak kecil yang kehilangan ibu, tapi juga melindungi dirinya dari pandangan sinis keluarga Martin, fitnah, dan masa lalu yang belum selesai.

Ketika cinta hadir diam-diam dan seorang anak memanggilnya “Mama,” Naila harus memilih: menyelamatkan beasiswanya, atau menyelamatkan keluarga kecil yang diam-diam sudah ia cintai.

#cintaromantis #anakrahasia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Kehangatan yang Mengancam

“Eh, sarapan keluarga? Kok nggak undang saya?” ucapnya dengan nada setengah malas, setengah menggoda.

Martin mendengus, “Berhenti lah dengan kekonyolanmu itu! Ini bukan sarapan keluarga. Ini hanya sarapan yang sama seperti biasanya kau lakukan.”

Marvel seolah terbiasa dengan sikap sang kakak, tetap berjalan masuk meski tidak dipersilakan. Lalu, tanpa basa-basi ia duduk begitu saja di karpet dekat ranjang, menyandarkan punggungnya dekat dengan posisi Naila.

“Kak, sepertinya ada yang berbeda denganmu." Sejenak ia memperhatikan Martin yang seolah tak mengacuhkan keberadaannya. Namun, ia yakin, sebenarnya Martin mendengarkannya meski selalu mode senyap.

"Setahuku, kau tak mengizinkan siapa pun yang masuk ke kamar ini."

Marvel pun menoleh pada jam dinding cantik yang ada dalam kamar ini. "Biasanya, jam segini kamu sudah menyiapkan Rindu dan Reivan untuk diantar ke rumah mama. Sekarang, malah sempet-sempetnya nyiapin bubur dan membuatkan kopi untuk pengasuh baru ini.”

“Marvel...” Martin menghela napas. “Sebenarnya masuk ke sini mau ikut makan atau hanya ingin mengoceh?"

“Hmmm ... Aku hanya ingin menikmati suasana damai yang terasa sampai keluar aja. Habisnya, tadi malam kan suasana di antara kita tegang mulu,” katanya sambil melirik Naila sekilas, membuat gadis itu mematung sejenak.

Ia tertarik melihat cangkir kopi yang berada tepat di hadapan Naila. Ia hanya sekedar menebak, bahasa tu buh Naila melirik kopi itu dan mengernyit beberapa detik.

Namun Marvel langsung menyeringai. “Eh kamu tahu gak, Nai … kopi pahit itu bisa menjadi racun kalau kamu memang nggak biasa meminumnya. Buat aku aja yah. Aku tak keberatan kok meski kopi ini sisa kamu minum."

Naila buru-buru menggeleng. “Saya mau mencobanya kok, Om ... Om ambil cangkir yang baru aja.”

“Tapi jangan sampai kamu ngelamun terus setiap melihat cangkir itu,” gumam Marvel iseng, menyentil ringan dengan candaan.

Rindu yang sejak tadi duduk manis langsung menyela, “Om Apel, Lindu mau nonton Dolaemon!”

Marvel langsung memasang wajah pura-pura serius. “Dolaemon? Waduh, itu tontonan buat orang besar. Nanti kamu bisa jadi cepat besar dan pintar. Bisa kalah Om tampanmu ini kalau kamu pinter?”

Rindu mencabik, lalu menjulurkan lidah ke arah pamannya. Sementara itu, Martin masih tanpa ekspresi terus menyuapi Reivan makan.

Naila merasa suasana sedikit berbeda di pagi ini. Meskipun Marvel masih membuatnya waspada, setidaknya untuk saat ini, semua terasa sedikit lebih ringan dibanding semalam. Ia menatap kopi pahit di tangannya, mengembuskan napas, lalu menyeruput perlahan. Matanya langsung terbelalak.

"Uhuk!" Kerongkongannya seakan menutup tak menerima rasa pahit luar biasa di lidahnya.

Marvel tertawa. “Tuh kan! Rasanya kayak minum air rendaman batu bara, kan?”

Martin menyahut datar, “Jangan asal ngomong! Itu kopi favorit saya.”

“Dan itu menjelaskan kenapa kamu selalu tegang tiap hari, minumnya aja yang pahit begitu,” timpal Marvel sambil memeluk bantalnya erat-erat, seperti anak kucing cari kenyamanan, kali ini terang-terangan mengedipkan mata kepada Naila.

Naila tertawa kecil, berusaha menyembunyikan rasa canggungnya. Tapi bahkan ia tahu, suasana ini terlalu aneh. Terlalu akrab bagi dirinya yang dianggap orang asing.

Ia berdiri, merapikan letak cangkir dan nampan. “Saya bersihkan ini dulu ya, Pak, Om.”

Martin hanya mengangguk. Marvel menyeringai sambil bangkit malas-malasan. “Biar aku bantu. Sudah lama aku nggak main ke dapur, siapa tahu masih ingat caranya nyalain keran.”

Naila nyaris menolak, tapi Marvel sudah mengambil satu sisi nampan. Mereka melangkah keluar kamar, dan suasana tiba-tiba berubah menuju suasana yang sepi.

Di lorong, Marvel memperlambat langkahnya. Ia tidak bicara, tapi sudut matanya sesekali melirik Naila.

“Nai,” katanya pelan. “Kamu betah di sini?”

Pertanyaan itu terdengar sederhana, tapi Naila menangkap sesuatu di baliknya. “Saya, kan baru aja mulai. Tapi anak-anak baik, Pak Martin juga baik.”

Marvel mengangguk pelan, seolah puas dengan jawaban itu. Tapi kemudian ia menoleh penuh, menatap Naila dengan sorot tajam yang tak biasa.

“Kalau ada yang aneh, atau kamu mulai merasa rumah ini terlalu nyaman... cepat pergi.”

Naila menghentikan langkahnya. “Apa maksud Om?”

Marvel tersenyum samar, lalu berjalan lagi. “Nggak semua yang terlihat baik itu aman, Naila. Ingat itu. Sekali lagi aku ingatkan. Jangan panggil aku 'om' lagi. Meski, makin lama panggilan itu terasa menggemaskan keluar dari mulutmu.”

...

Pada siang hari, di mana hanya ada Naila dan kedua bocah yang ia asuh, setelah dua kakak beradik Martin dan Marvel pergi meninggalkan rumah yang luas ini untuk bekerja, ia tiada henti memikirkan apa yang diucapkan oleh Marvel.

"Kalau kamu mulai merasa rumah ini terlalu nyaman, cepat pergi."

Kata-kata itu terngiang berkali-kali, seolah membisik di antara suara televisi yang menayangkan kartun favorit Rindu dan tawa kecil Reivan saat mencoba mengejar bayangan kucing peliharaan yang lewat.

Naila duduk di lantai, menyisir rambut Rindu yang sudah mulai lepek karena keringat saat bermain. Tapi tangannya bergerak tanpa fokus, pikirannya melayang.

Apa maksud dari semua itu?

Suasana rumah begitu sepi, tak ada lagi pertengkaran dua pria dewasa. Tapi, keheningan itulah yang membuat pikirannya semakin berisik. Ia memandang ke luar jendela, berharap ada angin atau sesuatu yang bisa mengalihkan pikirannya.

Tok... tok...

Namun justru yang datang adalah ketukan pelan di pintu depan.

Naila menoleh cepat. Siang hari, siapa yang datang? Kok bisa? Bukan kah pintu gerbang yang besar itu telah dikunci Pak Martin saat berangkat kerja?

Anak-anak tetap sibuk dengan dunianya. Rindu mulai menyanyi pelan, Reivan tertawa-tawa sendiri sembari merangkak kian kemari. Sesekali ia merayap di dinding. Naila bangkit, mengelap tangannya, dan berjalan menuju pintu.

Saat ia membukanya, yang dilihatnya adalah lima orang berdiri rapi berjajar. Tiga perempuan. Dua pria.

Salah satunya, seorang perempuan berwajah kalem dengan senyum sopan, berbicara terlebih dahulu. “Selamat siang. Kami diminta datang oleh Tuan Martin. Katanya, mulai hari ini kami akan tinggal dan bekerja di rumah ini.”

^^^Revisi tanggal 16 Mei 2025^^^

1
Ratna Komalasari
suks
SoVay: terima kasih kk
total 1 replies
MomyWa
waaahh, udah tamat aja thor? pdhl pnasaran sm marvel dan azwa
MomyWa
nyeselnya setelah naila terlihat cantik 🤣
MomyWa
cemburu nih yeee
Aku Rajin Membaca
semangat selalu thor. gpp gagal..gagal itu awal dari keberhasilan.ssmangat selalu untuk berkarya
Safira Aurora
semangat ya thor. semoga membawa rezeki cerita yang baru.
Eva Karmita
semangat otor semoga di karya yg baru bisa menghasilkan rejeki yang berlimpah aamiin 🤲🤲
Syahril Maiza
semangat terus untuk berkarya yah
Syahril Maiza
semoga karya author berikutnya bisa menghasilkan thor
Cookies
menarik ceritanya
SoVay: terima kasih kakak, sudab bantu rate cerita kami 🙏
total 1 replies
Syahril Maiza
aroma penyelesaian paksa thor
Syahril Maiza
walaaaahh, udah jualan mereka
Syahril Maiza
kok bingung /Facepalm/
Syahril Maiza
akhirnya Naila pulang kampung
Syahril Maiza
tone ceritanya kayaknya dipercepat ya
Syahril Maiza
Alhamdulillah, turut lega
Syahril Maiza
semangat semua tim medis
Syahril Maiza
duh, kasihan sekali 😭
arielskys
aku turut berduka thor, emang regulasi ini kabarnya bikin banyak author gugur. semangat ya. semogayang berikut bisa mendapat rezeki
arielskys
lah? tamat aja thor? waalaaaaaahhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!