NovelToon NovelToon
Ratu Dan Pria Tak Terlihat

Ratu Dan Pria Tak Terlihat

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:587
Nilai: 5
Nama Author: khayalancha

Dari semenjak lahir Syailendra dipaksa untuk "tak terlihat", dirumah, disekolah dan juga di lingkungan sekitarnya. Namun ternyata seorang perempuan bernama Ratu memperhatikan dan dengan jelas dan tertarik padanya. Perempuan cantik dan baik yang memberikan kepercayaan diri untuknya.

Sedangkan Ratu, Ia sosok perempuan sempurna. Ratu terkenal tak mau berkomitmen dan berpacaran, Ia seorang pemain ulung. Hidup Ratu berubah saat Ia dan Syailendra satu team mewakili olimpiade kimia dari sekolahnya. Mereka tak pernah sekelas, dan Ratu bahkan baru mengenalnya. Tapi sosoknya yang misterius merubahnya, Ratu merasakan sesuatu yang berbeda dengan pria itu, membuatnya merasa hangat dan tak mau lepas darinya.

Namun dunia tak mendukung mereka dan mereka harus berpisah, mereka lalu bertemu sepuluh tahun kemudian. Apakah kisah kasih mereka akan tersambung kembali? Atau malah akan semakin asing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khayalancha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 - Sayang Kamu

"Aku juga sayang kamu, Syailendra."

Kalimat itu Syailendra ingat di otaknya, dan ia anggap sebagai kepastian hubungan mereka meski pun tidak ada kata 'jadian' terucap di hari itu. Hubungan mereka masih sama. Dekat tanpa kepastian. Teman, tapi saling sentuh, saling cium, dan mengekang layaknya kekasih. Rasanya Syailendra tidak butuh komitmen asalkan ia bisa memiliki hati Ratu. Ya, Syailendra menganggap dirinya berhasil menembus hati perempuan itu hanya karena Ratu mengaku menyayanginya.

Hidup Syailendra yang semula monoton, kini terasa penuh warna karena ada Ratu di sisinya. Jika saja tidak ada perempuan itu, mungkin sampai sekarang Syailendra tidak akan melaju sejauh ini sampai tembus ke olimpiade tingkat nasional yang kebetulan akan diadakan seminggu lagi.

Fyi. Dua bulan berlalu setelah olimpiade provinsi. Minggu depan olimpiade nasional itu akan digelar secara besar-besaran, dan diadakan di Jakarta. Syailendra berlatih lebih keras lagi agar bisa membuat sekolah mereka membawa piagam penghargaan. Sayangnya, makin lama dirinya sibuk terus-terusan, makin susah pula ia menyembunyikan dari ayah dan ibunya tentang perlombaan ini.

Syailendra takut sewaktu-waktu ia ketahuan melaksanakan olimpiade tanpa izin mereka. Alih-alih bangga, orang tuanya pasti akan marah dan berujung ia dipukul. Membayangkannya saja sudah membuat Syailendra ngilu duluan. Oleh karena itu, sebisa mungkin ia menjaga rahasia ini dari sang ayah. Setidaknya sampai olimpiade terlaksanakan.

"Hari Rabu kita udah harus ke Jakarta berarti ya? Kan lombanya diadain Jumat," tanya Ratu.

Di ruang latihan, keempatnya berkumpul setelah belajar di kelas masing-masing. Latihan kian diperketat, dan mereka juga diingatkan untuk menjaga kesehatan tubuh masing-masing jelang perlombaan.

"Iya. Nanti kita berangkat sama bus sekolah. Kita nginepnya di hotel dekat SMA Angkasa," balas Heri.

Syailendra terdiam sejenak mendengar lokasi hotel tersebut. Merasa penasaran, ia pun bertanya, "emang kita nginap di hotel apa?"

"Kurang tau sih gue. Yang penting Rabu pas nyampe itu kita nginapnya di hotel, terus kamis langsung technical meeting, Jumat, Sabtu sama Minggu baru acara lombanya. Ya berdoa aja kita dapat fasilitas hotel bintang lima. Sekelas olimpiade nasional, lho, ini. Hahaha."

Ratu menyadari ekspresi Syailendra berubah. Ia usap bahu cowok itu sambil bertanya, "kenapa? Kamu kok kayak gelisah gitu?"

"Nggak, nggak apa-apa kok. Aku cuma nervous karena bentar lagi kita lomba tingkat nasional," katanya berkilah. Padahal sebenarnya Syailendra panik memikirkan di hotel mana lomba itu diadakan. Pokoknya jangan sampai di hotel satu itu!

"Ah, kalau nggak ada Syailendra, pasti kita nggak akan sampai di tahap ini. Berterima kasih banget sih aku sama kamu, Endra. Kamu yang paling keras perjuangannya selama ini. Makasih ya karena udah bikin kita sampai ke tahap nasional. Aku berasa beban grup. Hehehe," kekeh Sasa tak enak hati.

Heri yang biasanya mengejek Syailendra itu kali ini setuju dengan ucapan sang pacar. "Iya, ya. Kalau dipikir-pikir kita tuh cuma beban grup. Syailendra tanpa kita juga kayaknya bisa melaju sendiri ke olimpiade itu. Thanks, ya, Bro. Sorry selama ini gue suka bikin lo sebal," kata cowok itu serius sambil menepuk-nepuk bahu Syailendra.

"Sadar juga kalian kalau kalian itu cuma beban grup? Numpang nama doang," sindir Ratu sambil bercanda.

"Kayak lo yang enggak aja. Halah, kehebatan lo sama Syailendra itu beda jauh. Emang di sini kita bertiga itu beban buat Syailendra," sanggah Heri.

Mendapat pujian seperti itu Syailendra hanya bisa garuk-garuk kepala sambil tersenyum malu. Padahal semua ini ia lakukan demi Ratu. Ya, secara tidak langsung Ratulah yang menjadi tujuan Syailendra.

"Iya udah, iya. Kalian berdua beban. Ratu yang enggak," jawab Syailendra jahil, yang mana sukses membuat Sasa dan Heri meracau.

Berujung mereka tertawa bersama.

"Eh, udah mulai jahil ya Endra sekarang. Udah nggak jaim lagi," kekeh Sasa.

"Iya juga, ya. Biasanya dia yang paling diem," sahut Heri.

Ratu mengangguk setuju. Ia tatap Syailendra dengan tatapan lembut penuh kasih sayang. "Iya... Syai sekarang udah banyak berubah. Aku senang ngelihat kamu begini. Udah nggak pendiam lagi...."

'Ini semua karena kamu, Ratu.' Syailendra membalas dalam hati sambil melempar senyum tak kalah manis ke perempuan itu.

Dan setelahnya Bu Susan masuk ke ruangan tersebut memanggil nama Syailendra. Ternyata Syailendra belum melengkapi data dirinya. Oleh karena itulah Syailendra dipanggil sebentar ke ruang kepala sekolah untuk mengisi biodata dan menyerahkan syarat-syarat perlombaan yang belum terpenuhi.

Sementara itu tinggallah Ratu, Heri dan Sasa di ruangan tersebut. Sasa yang sebulan belakangan menyadari Ratu tidak dekat dengan cowok mana pun selain Syailendra tergerak menanyakan perasaan perempuan itu.

"Aku lihat kamu sekarang udah berhenti deket sama semua cowok. Kamu deketnya emang benar-benar sama Syailendra aja. Kalian udah jadian?" tanya Sasa, dan Heri menyimak.

Ratu terdiam, tak langsung merespon pertanyaan mereka. Ia mengembuskan napas berat sebelum akhirnya menjawab. "Ya aku sama Syailendra temenan...."

"Teman? Udah berkali-kali lo jawab gitu. Tapi kenyataannya yang terlihat kalian berdua lebih dari teman. Apalagi sejak kemenangan kita di olimp provinsi. Lo makin dekat sama dia. Gue pernah mergokin lo nyium pipi Syailendra. Yang kayak gitu nggak jadian?" tembak Heri secara langsung, sukses membuat muka Ratu menegang.

"Buat apa jadian kalau kita bisa deket tiap hari? Sepenting itu ya komitmen?" selak Ratu.

Heri geleng-geleng kepala mendengarnya. Tak habis pikir ia dengan isi kepala temannya satu itu. Baru saja ingin menjawab, Sasa menggelengkan kepala seolah memberi kode—

Gak usah ikut campur lagi.

—yang mana akhirnya membuat Heri diam.

Ini sudah kesekian kali Heri dan Sasa mencurigai Ratu, karena baru pertama kali mereka melihat Ratu seeffort ini pada laki-laki. Rasanya tidak mungkin Ratu hanya menganggap Syailendra mainan—sama seperti nasib cowok lainnya yang dekat dengan perempuan itu.

Terakhir, Sasa hanya mengingatkan. "Kalau kamu sayang sama Syailendra, perjuangin dia. Jarang ada cowok sebaik itu. Aku sebagai sahabat kamu bakal senang banget kalau kamu dapat cowok tulus kayak dia. Dibanding cowok-cowok yang ngejar kamu selama ini."

Ratu pura-pura tidak mendengar, namun jauh di lubuk hatinya yang terdalam, ia mengiyakan ucapan itu. Karena Syailendra memang orang yang sangat tulus.

Tapi Ratu tetap memiliki batasan untuk memulai hubungan pasti dengan seorang lelaki. Ratu terlalu takut berkomitmen. Ia memiliki alasan tersendiri...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!