Reyhan Anggara seorang staff marketing di PT. DARWIN PROPERTIES perusahaan yang bekerja dibidang properti terbesar di Indonesia.
Bekerja selama 3 tahun diperusahaan itu membuat Reyhan mendapat promosi jabatan menjadi menantu pemilik perusahan dan akan diberi kepercayaan memegang salah satu perusahaan tersebut.
Larissa Darwin, putri tunggal Cristian Darwin terpaksa menikahi staff marketing ayahnya demi mengambil haknya sebagai pewaris tunggal.
"Tidak akan aku biarkan kamu memiliki apa yang seharusnya aku miliki." Larissa.
"Buktikan." Reyhan.
Akan kah pernikahan mereka berjalan sebagai mana mestinya atau kah terjadi konflik perebutan hak waris?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 34 Kepantai
"Reyhan, Larissa kaliankan sudah akan menikah jadi mulai sekarang Reyhan biasakan panggil saya daddy dan panggil Karina dengan mommy sama seperti Larissa memanggil kami. Begitu juga dengan Larissa, kamu harus panggil bu Mayang dengan sebutan Ibu jangan lagi panggil tante" ucap Cristian setelah menghabiskan sarapannya.
"Iya dad" ucap Larissa.
"Baik dad-dy" ucap Reyhan terbata memanggil daddy karena belum terbiasa.
"Nah begitu, nanti juga terbiasa manggil daddy" ucap Cristian.
"Iya dad" ucap Reyhan.
Mereka semua telah selesai dengan sarapannya.
Alana dan Elena berangkat kesekolah dengan menaiki ojek, meski mereka sudah memiliki motor sendiri namun mereka belum memiliki SIM masih kurang dua bulan lagi umur keduanya genap tujuh belas tahun jadi tidak bisa membawa motornya.
Karina membantu Mayang membersihkan meja makan dan dapur. Larissa ingin membantu mencuci piringnya namun ia dilarang oleh Mayang katanya tangannya belum sembuh jadi ia tak boleh kena air.
Namun gadis itu tetap memaksa ingin membantu jadi mau tidak mau Mayang memberikan tugas menyapu rumah yang sedang dikerjakan oleh Reyhan.
"Sini aku saja yang nyapu" pinta Larissa sembari memegang batang sapu.
Reyhan kemudian menghentikan pekerjaannya.
Ia mengangkat sebelah alisnya tak yakin gadis didepannya itu bisa melakukan pekerjaan rumah.
"Tidak usah biar aku saja" tolak Reyhan kemudian melanjutkan pekerjaannya.
"Biar aku saja Rey" pinta Larissa.
"Memangnya kamu bisa nyapu?" tanya Reyhan meremehkan.
"Tidak, tapi aku akan melakukannya" ucap Larissa.
"Ini pegang, aku akan mengajarimu" ucap Reyhan.
Sudah Reyhan duga kalau gadis didepannya itu tidak bisa melakukannya. Reyhan memberikan sapu pada Larissa dan mengajari gadis itu. Mereka melakukannya bersama-sama hingga menyapu bagian teras dan selesai.
"Mommy, daddy dan ibu mau berangkat ketoko sekarang?" tanya Reyhan saat melihat ketiga orang itu keluar dari dalam rumah dengan pakaian yang rapih.
"Iya nak ini sudah mau jam delapan sebentar lagi toko harus buka, kamu dan Larissa ibu tinggal dulu ya" ucap Mayang.
"Iya bu" ucap Reyhan dan Larissa bersamaan.
Ketiga orang tua itu pergi ketoko bersama kedua supirnya dengan menggunakan mobil Cristian.
Kini dirumah tinggal lah Reyhan dan Larissa. Mereka saat ini tengah berada diruang tamu dengan ditemani televisi yang menyala namun tidak mereka lihat, keduanya duduk dimasing-masing sofa singgle dengan canggung dan tidak ada yang bicara sepatah katapun.
Larissa kemudian teringat dengan ponselnya yang di carge sejak pagi belum dilepas dari cargernya. Gadis itu bergegas mengambil ponselnya dan kembali keruang tamu.
Ia menyalakan ponselnya yang mati itu.
Tring tring.
Baru saja ponselnya hidup sudah ada panggilan masuk dari Marcell namun tidak dijawab olehnya, ia menolak panggilan tersebut.
Gadis itu membuka ponselnya ada 32 panggilan tak terjawab dan 15 pesan belum dibaca. Ia terlebih dahulu membuka riwayat panggilan tak terjawab yang ternyata 30 panggilan tak terjawab dari Marcell dan 3 panggilan tak terjawab dari Risty. Kemudian ia membuka pesan yang belum dibaca ada 12 pesan dari Marcell dan 3 pesan dari Risty.
Larissa lebih memilih membuka pesan dari Risty.
'Rissa tadi Marcell menemuiku'
'Dia menanyakan keberadaanmu sekarang'
'Aku mengatakan padanya untuk tidak mengganggu mu lagi karena kamu akan segera menikah dengan Reyhan'
Itulah ketiga pesan dari Risty, kemudian ia balas dengan stiker jempol.
Larissa kemudian membuka pesan dari Marcell.
'Larissa aku menyesal sudah kasar padamu kemarin, aku mohon kembalilah padaku Rissa'
Larissa hanya membaca pesan paling atas yang dikirim Marcell kemudian ia memblokir nomor mantan kekasihnya itu. Ia sudah tidak ingin berurusan lagi dengan Marcell.
"Ehem" Reyhan berdehem karena sedari tadi Larissa terus saja fokus pada ponselnya.
"Apa?" tanya Larissa, sembari menoleh pada Reyhan.
"Ayo kita jalan-jalan" ajak Reyhan.
"Kemana?" tanya Larissa.
"Kesuatu tempat" jawab Reyhan.
Larissa berfikir sejenak kemudian mengangguk.
Mereka kemudian keluar dari rumah dengan Reyhan yang akan mengendarai motor matic adiknya. Reyhan memakai helmnya dan membantu Larissa mengenakannya juga.
Larissa bisa melihat wajah Reyhan dengan jelas karena jarak wajahnya dan wajah Reyhan cukup dekat.
'Tampan' batinnya.
Larissa buru-buru menyadarkan dirinya sembari menggelengkan kepala.
"Kenapa kamu?" tanya Reyhan setelah selesai memasangkan helm pada Larissa.
"Eh, ti-tidak apa-apa" ucap Larissa gugup.
"Ayo naik" titah Reyhan yang sudah lebih dulu naik kemotor.
Larissa segera naik kemotor yang akan dikendarai oleh Reyhan.
Reyhan mulai melajukan sepeda motornya menuju pantai paling populer dikota itu.
"Kita mau kemana Rey?" tanya Larissa sedikit berteriak agar Reyhan bisa mendengar suaranya karena hembusan angin yang cukup deras membuat suaranya kecil.
"Kita kepantai ya" jawab Reyhan dengan sedikit berteriak juga
"Iya Rey" ucap Larissa.
Setelahnya tidak ada lagi percakapan diantara mereka. Larissa sungkan hendak berpegangan pada Reyhan jadi ia hanya memegang sedikit jaket yang dikenakan pria itu. Merasakan jaketnya dipegang oleh seseorang dibelakangnya Reyhan segera menarik lengan Larissa dan meletakan dipinggangnya.
Larissa awalnya terkejut, namun ia memilih menurut. Gadis itu meletakan kedua tangannya dipinggang Reyhan dengan jari yang saling bertautan. Mereka menikmati perjalanannya hingga tak terasa sudah tiba dipantai terpaforit dikota itu.
Reyhan menghentikan motornya diparkiran pantai itu.
"Sudah sampai?" tanya Larissa.
"Sudah. Ayo turun" ucap Reyhan.
Larissa turun dari motor dan kemudian melepaskan helmnya.
"Aww" ucap Larissa.
Ia belum sepenuhnya melepaskan helm. Rupanya anting ditelinga sebelah kirinya tersangkut dihelm yang ia kenakan itu sehingga tertarik saat ia melepasnya.
"Kenapa?" tanya Reyhan.
"Ini antingku tersangkut dihelm" jawab Larissa.
"Sini aku bantu" tawar Reyhan.
Larissa mendekat pada Reyhan lalu kemudian pria itu membantu melepaskan helm yang dikenakan Larissa
Reyhan kesulitan untuk melepasnya, bila ia paksa melepasnya maka akan melukai telinga Larissa karena anting yang tersangkut itu.
"Aww" ucap Larissa.
Benar saja, baru saja Reyhan menggerakan helmnya sedikit Larissa sudah merasa kesakitan.
"Diam sebentar jangan bergerak" ucap Reyhan.
Reyhan memasukan salah satu jarinya kesela-sela helm, ia berusaha melepas anting Larissa namun tidak bisa.
"Sakit Rey" ucap Larissa.
Reyhan kemudian memajukan wajahnya dan meniupi telinga Larissa yang antingnya menyangkut pada helm agar tidak terlalu sakit.
Berrr.
Tubuh Larissa berdesir merasakan tiupan ditelinganya itu, Ia kembali teringat peristiwa tadi pagi saat melihat tubuh Reyhan bertelanjang dada, bisa-bisanya ia memikirkan hal yang tidak-tidak.
"Sudah nih" ucap Reyhan yang tidak terasa sudah melepaskan helm Larissa sekaligus antingnya.
"Ini antingnya jangan kamu pakai dulu, simpan aja ditas" ucap Reyhan.
"I-iya Rey" ucap Larissa.
"Ayo kita kesana" ajak Reyhan sembari menunjuk bebatuan ditepi pantai.
"Iya Rey" ucap Larissa.
Reyhan berjalan lebih dulu dan diikuti Larissa dibelakangnya.
Larissa menatap punggung Reyhan yang berjalan didepannya. Lagi-lagi banyak hal yang berkecamuk didalam hati dan pikirannya.
'Apa aku sudah mencintainya?" tanya Larissa pada diri sendiri dihatinya seraya terus menatap punggung Reyhan.
...****************...