Assalamu'alaikum, ini Novel Pertamaku. Karya Originalku, bukan Plagiat.
Laras Mutiara, seorang janda cantik dari keturunan biasa namun memiliki hati yang luar biasa.
Arga, terpaksa menikahi Laras, istri pilihan mamanya. Bukan bahagia yang didapat Laras dalam pernikahannya. Namun hinaan, cacian, penderitaan yang diberikan Arga. Arga selalu menghinanya sebagai janda kotor & menjijikkan bekas laki-laki lain.
Suatu hari Arga terluka & Laras mengurusnya dengan baik.
"Apa kau melakukannya ikhlas, tanpa merasa terpaksa?,"
"Iya tuan, aku melakukannya ikhlas. Dan aku juga akan mengurus tuan semampuku, karena aku tidak tahu, sampai kapan aku bisa berada di rumah tuan. Mungkin satu hari aku akan pergi dari sini, sesuai keinginan tuan,"
Arga menjadi tercekat mendengar ucapan Laras. Hatinya tiba-tiba terasa sakit dan takut.
Akankah cinta tumbuh di antara mereka?
Atau justru Laras memilih pergi dan menjadi janda untuk kedua kali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara RD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34 - MENGAJAK TIDUR SATU KAMAR
Tekan Bintang 5, Like, komen vote nya ya temen²...
Makasih 🤗
*****
Saat kaki mungilnya hendak memasuki gudang yang sekarang jadi kamarnya, terlihat Arga telah berdiri dan menunggu di depan pintu kamar. Tangannya terlipat di dada. Kaki kanan menyilang di kaki kiri sambil bersandar di daun pintu. Gayanya seperti seorang ibu tiri yang hendak memberi hukuman kepada anak tirinya.
Kening Laras sedikit berkerut, merasa was-was dengan tamu di depan pintu kamarnya.
Arga berjalan mendekati Laras sambil setengah berbisik, jangan sampai suaranya terdengar ke telinga sang mama.
"Malam ini kau tidur di kamarku!," perintah Arga ketus tanpa basa basi, seenaknya langsung memberi perintah dengan intonasi suara penuh penekanan.
"Tidak tuan. Aku tidur di kamarku saja," tolak Laras acuh seraya memutar handle pintu kamar, berniat ingin masuk ke kamarnya.
Sepertinya wanita itu sudah mulai berani menolak perintah suami yang tidak pernah bersikap baik kepadanya itu.
"Kau tidak mendengar perintahku ya! Atau kau mau aku melakukan lagi kekerasan seperti kemarin?!," Arga memegang dan menahan handle pintu dengan suara sedikit meninggi, yang membuat Laras cepat melepaskan pegangan tangan pada handle pintu.
"Aku tidak mau tahu! Malam ini kau harus tidur di kamarku! Titik!," Arga menatap tajam wanita di depannya dengan sedikit pemaksaan.
"Mengapa tuan tiba-tiba mengajakku tidur di kamar tuan? Bukankah tuan sendiri yang mengusirku keluar dari kamar dan melempar tas pakaianku?," pelan dan terdengar serak suara Laras meluncur dari sudut bibirnya.
Sekarang Laras sudah mulai berani mengutarakan isi hatinya, meskipun tidak bisa dipungkiri, matanya tetap tidak berani melawan tatapan Arga yang kini tengah mendelik ke arahnya. Laras hanya membenturkan pandangannya ke daun pintu kamar.
Mendengar kata-kata istrinya, Arga menelan saliva, kerongkongannya terasa tak mampu menelan liur karena mendadak kering.
Dia tidak bisa menyalahkan Laras, karena memang dia lah yang telah mengusir wanita itu keluar dari kamar pengantin beberapa hari yang lalu. Dan tanpa hati nurani, mendorong tubuh istrinya serta melempar tas pakaiannya.
"Iya, memang benar aku yang menyuruhmu keluar dari kamar. Tapi sekarang tidak ada pilihan lain. Kau tidak mau kan, kalau mama sampai tahu kita tidak tidur satu kamar?," pria egois itu mencoba mencari alibi demi meluluskan keinginannya.
Laras terdiam, benar juga yang dikatakan Arga. Mengapa dia sampai tidak kefikiran hal itu.
Wanita itu berfikir sejenak, kemudian memutuskan memenuhi perintah Arga. Ini dilakukannya demi sang mama mertua.
"Baiklah tuan, aku akan menuruti perintahmu. Tapi ini aku lakukan demi mama," ujarnya tetap dengan posisi semula, membenturkan matanya ke daun pintu kamar.
"Jangan besar kepala jadi wanita. Kau fikir aku melakukan ini atas dasar keinginanku sendiri? Tentu saja tidak! Aku juga melakukan ini demi mama. Kalau bukan demi mama, aku juga tidak akan mau mengajakmu masuk ke kamarku!," ujar pria itu dengan sombongnya.
"Iya tuan, tanpa tuan katakan, aku juga sudah tahu jawabannya. Tuan tidak akan sudi menyentuh sampah sepertiku, itu akan selalu kuingat tuan. Jadi tuan tidak perlu khawatir, aku tidak akan pernah merasa besar kepala..," Laras semakin berani menjawab perkataan suaminya.
Mendengar perkataan istrinya, Arga terkesiap. Dadanya berdebar tak menentu. Fikirannya mulai berkecamuk. Sesakit itukah hati Laras, sehingga dia terus saja mengingat perkataan serta hinaan yang telah dia lontarkan kepada mantan janda itu.
Entah mengapa, saat Laras mulai berani menjawab kata-katanya dan mulai berani menolak perintahnya, pria arogan itu tidak membalasnya. Bahkan nyalinya seakan menciut mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut sang istri.
Apa karena dia merasa takut, takut jika dia terus menerus menyakiti Laras dan wanita itu sudah tidak kuat hingga pada akhirnya mengadukan perbuatannya ke mamanya.
Mungkin alasan itulah yang membuat Arga sedikit meredam emosi dan mengurangi sikap prontalnya kepada Laras.
"Cepat! Sekarang ke kamarku. Selama ada mama di sini, jangan pernah masuk ke gudang ini!," lanjut Arga kembali memerintah sambil tetap berdiri di tempatnya.
Sementara Laras dengan perasaan ragu, masih berdiri terpaku di depan pintu kamar, seraya sedikit menggerakkan bola mata melirik pria egois di sampingnya.
...*******...
bagus kok, hanya saja terlalu banyak narasi untuk awal2 ini
tapi belum baca sampai habis ni..
mungkin lebih bagus lagi di episode2 selanjutnya✨
walaupun cerita ini dah tamat, semangat Thor untuk karya2 lainnya❤️