SKIZOPRENIA PARANOID

...----------------...

Jika saja Alceena tidak sedang kebingungan memikirkan Amalthea, mungkin saat ini Alceena sudah merasa tersinggung.

Dokter jiwa itu menatapnya seolah-olah dia adalah salah satu pasiennya!

"Bisakah saya bicara dengan Dokter Cabas..?" tanya Alceena membuka percakapan.

"Dokter Cabas sudah pulang, Nyonya! Tapi Anda bisa bicara dengan saya. Perkenalkan, nama saya Dokter Dryas Dafandra. Saya adalah asisten Dokter Cabas yang bertugas untuk menangani pasien Avram Everglass selama dirawat di sini!" jawab Dokter Dryas sambil memperkenalkan dirinya.

"Tapi saya hanya ingin bicara dengan Dokter Cabas!" ujar Alceena bersikeras.

"Baiklah! Jika apa yang ingin Nyonya sampaikan itu cukup penting untuk membangunkan Dokter Cabas, maka saya akan membawanya kesini! Jika tidak, maka Nyonya terpaksa menunggu sampai besok pagi!" ujar Dokter Dryas tegas.

Alceena terlihat gugup dan ketakutan. Namun, akhirnya dia berkata...

"Saya yakin jika Avram-lah yang membunuh Estridvilia!" ujar Alceena.

Lalu dia menyodorkan selembar surat kabar yang baru dibelinya. Gambar Estridvilia terpampang dengan judul:

"DITEMUKAN TEWAS DI RUMAH AKTOR CLAUS GILDAS"

Dokter Dryas meraih surat kabar tersebut dan membacanya sekilas.

"Mengapa Nyonya begitu yakin jika Avram yang melakukannya?" tanya Dokter Dryas sambil mengangkat wajahnya kembali.

Dia menatap Alceena dengan wajah penasaran.

"Karena Claus Gildas adalah lawan main Amalthea di sinetron " TEROR"! Apakah Dokter tidak bisa melihat 'benang merahnya'...?" jawab Alceena kesal.

"Apakah maksud Anda, Avram mencemburui Claus karena mengira Amalthea adalah diri Anda..? Tapi dia tidak membunuh Claus, kan? Malah saat itu Claus tidak berada dirumah! Itu adalah penjelasan di dalam surat kabar ini..." ujar Dokter Dryas pada Alceena.

"Bagaimana jika Avram memaksa Estridvilia untuk menunjukkan alamat Amalthea? Avram akan mencari anak saya dan mengira jika Amalthea adalah saya...!" ujar Alceena dengan nada suara khawatir.

"Dimana keberadaan anak Anda sekarang?" tanya Dokter Dryas.

"Itulah yang saya khawatirkan! Dua malam lalu Amalthea pergi dari rumah! Dan sampai sekarang dia belum kembali! Saya tidak bisa mengabarkan kepadanya akan situasi yang gawat ini! Sedangkan dia tidak tahu siapa itu Avram Everglass!" ujar Alceena dengan nada frustasi.

"Tenang Nyonya... Jangan panik! Jika Anda saja tidak dapat menemukan Amalthea, bagaimana Avram bisa menemukannya...?" ujar Dokter Dryas menenangkan.

Tiba-tiba...

TOK...

TOK...

TOK...

Terdengar suara ketukan di pintu ruang praktek Dokter Dryas.

"Masuk...!"

"Maaf Dokter! Kapten polisi Achilles Baines menelpon! Dia bilang...penting!" lapor Suster Cleine sambil melongokkan kepalanya ke dalam ruangan.

"Baik.... Terima kasih Suster!" jawab Dokter Dryas.

"Sama-sama Dok!" ujar Suster Cleine sambil menutup pintu kembali.

Alceena memperhatikan Dokter Dryas dengan tegang.

"Berita apa lagi sekarang...?"

"Apakah Avram sudah ditemukan...?"

"Maaf..., sebentar ya Nyonya!" ujar Dokter Dryas kepada Alceena.

Lalu, Dokter Dryas mengangkat telepon yang berada di meja ruangannya.

📞: "Halo... Selamat malam, Kapten! Dokter Dryas di sini..." ujar Dokter Dryas.

📞: "Selamat malam, Dokter! Kami baru saja mendapat kabar, telah terjadi pembunuhan di rumah Damon Ackerman. Dia ditemukan tewas dirumahnya bersama dengan Helcia Loye, yang dikenal sebagai sekretarisnya!" ujar suara Kapten Achilles tenang dan formal.

📞: "Ya..., lalu apa hubungannya dengan kami, Kapten? Apa yang bisa kami bantu...?" tanya Dokter Dryas.

📞: "Damon Ackerman adalah produser sinetron " TEROR"..." jawab Kapten Achilles.

Dokter Dryas tertegun sejenak ketika mendengar informasi tersebut.

"......."

...----------------...