NovelToon NovelToon
Kebangkitan Sang Pembunuh Bayaran

Kebangkitan Sang Pembunuh Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:56.3k
Nilai: 5
Nama Author: R.A Wibowo

Reina Amelia merupakan pembunuh bayaran terkenal dan ditakuti, dengan kode name Levy five. Sebut nama itu dan semua orang akan bergidik ngeri , tapi mati karena menerima pengkhianatan dan gagal misi.

Namun, Alih-alih beristirahat dengan tenang di alam baka, jiwa Reina malah masuk ke tubuh seorang siswi bernama Luna Wijaya yang merupakan siswi sangat lemah, bodoh, jelek, dan menjadi korban bullying di sekolah.

Luna Wijaya, yang kini dihuni oleh jiwa pembunuh bayaran, harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kehidupan sekolah yang keras hingga mencari cara untuk membalas dendam kepada keluarga dragon!

“Persiapkan diri kalian … pembalasan dendamku akan dimulai!”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.A Wibowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

DI jaman modern teknologi semakin berkembang pesat. Komunikasi bisa dilakukan dengan cepat dan efektif melalui aplikasi chatting dan ponsel, namun kendati demikian. Beberapa orang awam atau bisa dibilang udik melakukan hal alternatif, berkomunikasi dengan ala tradisional. Surat menyurat.

Jam pulang telah berkumandang. Suasana sekolah menjadi sepi, langit kian menjadi jingga dengan suara kicau burung. Luna mendelik, menatap heran surat yang berada di bawah laci meja belajarnya.

“Darimana surat ini berasal?” tanya Luna. Jika dipikirkan, bisa menjadi beberapa kemungkinan terjadi di benak si gadis. Pikiran normal yang terlintas di benak orang manapun. “desain yang norak. warna pink. Bahkan ada lambang love. Apa-apaan ini?” 

Kemungkinan pertama, sebuah jenis surat cinta. Kemungkinan kedua, surat nyasar. Dan kemungkinan ketiga, surat tantangan. Alias surat mengajak bertengkar.

Jika disuruh memilih, Luna akan lebih senang akan opsi terakhir. Namun dengan desain seperti ini, tampaknya cuma orang kurang waras yang akan berpikir ini merupakan surat tantangan alih-alih surat cinta.

“Mari kita coba buka.” Luna membaca isi surat, tertulis sebagai berikut.

.......

*DEAR lUNA*,

*Seorang gadis yang menarik hatiku. Mentari pagi tak akan sanggup untuk menyaingi betapa cerahnya cahaya di netra matamu. Senyumanmu begitu indah, mampu mengusir kegelapan dalam hatiku Kau begitu manis dan menggemaskan. Tiap aku melihatmu, hatiku bagaikan sebuah petikan gitar yang baru, terus berdebar-debar tiada henti*.

Selama ini, aku hanya dapat mengagumimu dengan diam. Kau begitu elok dan bersinar, aku tak berani terlalu dekat, bahkan membayangkan berada di sampingmu merupakan hal yang tak pantas untuk diriku—-yang diselimuti oleh kegelapan.

Namun, kuharap. Melalui surat ini aku mampu mengungkapkan perasaan terpendam ini. Semenjak kejadian di kantin, setelah dirimu mengalahkan Niko. Aku begitu tertarik padamu. Kau hanyalah gadis kecil, namun begitu berani. Kau terlihat rapuh, namun begitu kuat. Teramat tangguh, lebih dari besi dan baja, lebih dari bukit dan gunung.

Aku tak bisa berhenti untuk kagum kepadamu semenjak hari itu. Perasaan hangat terus berdatangan kalau kupandang dirimu dari kejauhan. Sekarang aku tak kuasa lagi menahan gejolak perasaan Setiap malam, bayanganmu menghiasi mimpiku. Setiap hari, kehadiranmu memberikan warna baru dalam hidupku yang monoton.

Aku tahu ini mungkin terdengar konyol dan mungkin juga berlebihan, tapi aku tidak bisa lagi menyembunyikan rasa ini. Luna, bisakah kau memberiku kesempatan untuk mengenalmu lebih dekat? Aku ingin sekali berbicara denganmu, mendengar suaramu, dan mungkin, jika kau berkenan, bisa menjadi lebih dari sekadar pengagum rahasia.

Jika hatimu berkata sama, bisakah kita bertemu di belakang gudang sekolah setelah pulang? Aku akan menunggumu di sana, berharap bahwa perasaanku ini tidak bertepuk sebelah tangan.

Dengan penuh harap, 

Pengagummu yang Tersembunyi

... ....

ORANG bilang perempuan identik suka akan hal yang bernuansa romantis, kirim dia beberapa puisi kali aja bisa bikin hati mereka luluh. Namun  pembunuh bayaran macamnya tak terlalu mengefek. Malahan Luna meringis, perutnya bergejolak. Cairan bening ingin keluar begitu saja.

“Huwek … orang idiot mana yang menulis hal memalukan ini?” tanya kepada diri sendiri. Bukan berarti ia tak menghargai, namun ia memang tak terbiasa mendapat kalimat rayuan. “gak diragukan lagi, ini pasti ejekan … ini surat tantangan.”

Kan. Ia jelas menganggap ini adalah tantangan, alih-alih puisi alay cinta. Luna jelas masuk kategori gadis tak waras.

Maka sudah diputuskan untuk ia datang ke tempat tujuan.

\*

kini Luna berada di balik gedung sekolah tepat sore hari waktu semua murid telah pulang. Jangan imajinasikan seperti momen di anime, atau manga dasar wibu! Kurang lebih. Tempat itu berbatasan dengan kandang angsa. Oke, hapus juga semua imajinasi romantis kalian; yang dimaksud benar-benar angsa realita, spesies Apes berleher panjang yang pemarah nan berisik pula. Semenjak ada anak yang kesodok, Ekskul pecinta alam tak lagi datang kemari buat bersih-bersih. Alhasil kotoran dan pupuk berserakan dimana-mana baunya pun meruap di seluruh tempat.

“Aku kayaknya benar,” ucap Luna, menutup hidung akan bau yang menyerbak. “ini sudah pasti ajakan ribut. Mana ada orang kurang waras yang ajak gadis ke tempat durjana macam ini.”

Pikiran Luna bukan hanya berdasarkan fakta, melainkan beberapa opini. Menurut penulis, ia sudah mulai tertarik dengannya semenjak mengalahkan Niko. Dengan itu saja sudah cukup untuk menaruh kecurigaan, Dan kedua, si penulis mengatakan diri sendiri sebagai ‘kegelapan.’

Campkan, seorang penulis sejati adalah seniman. Mereka tak pernah main-main dengan segelintir kalimat yang mereka buat. Bukti? Maka Luna akan menjawab, levy two. Adalah bukti nyata yang berjalan.

DOOR …

Luna membelalakan mata. Suara pistol bergema, nyaring di telinga. Peluru melesat dengan ganas, para angsa lari terbirit-birit karena takut. Sementara lainya mengepakkan sayap, mencoba terbang.

Luna disisi lain dengan sigap melompat ke kanan. Peluru meleset, menancap di tanah begitu saja. 

   ‘Serangan musuh.’

DOOR …

Lagi, belum genap beberapa detik, serangan dari musuh kembali menggelar. Kali ini dua arah berlawanan. Kanan dan kiri, Luna hampir meringis.   Namun dalam detik-detik keputusasaan, tangannya dengan cekatan meraih tas ransel di punggungnya.

Dengan gerakan cepat, dia mengeluarkan sebuah benda besi dari dalam tasnya—sebuah pelat yang kokoh namun cukup ringan untuk dibawa. Pelat itu dulunya adalah penutup mesin tua yang ia temukan dan modifikasi, membuatnya menjadi perisai darurat. Jangan tanya kenapa dia membawa hal seperti ini di sekolah, seorang pembunuh bayaran top kelas selalu siap siaga akan segalah hal yang terjadi.

DOOR …

Peluru-peluru menabrak pelat besi dengan suara dentingan nyaring, terpental ke berbagai arah. Angsa-angsa yang masih berada di sekitar mereka berlarian lebih jauh lagi, ketakutan oleh kebisingan dan kekacauan.

Luna mengatur nafasnya, ini tembakan dari serangan musuh telah berhenti. Namun ini belum berakhir, ia mengetahui posisi lawan dari arah tembakan.

Seorang pria berhoodie dengan earphone, bersembunyi di atas pohon. Kedua tangan memegang pistol. Mengarah ke Luna.

“Jangan bergerak!” seru pemuda itu, kala menyadari bahwa Luna hendak melempar perisai ke arah sang pria. 

Luna berdesis marah, ia hanya bisa menurut. 

“Bagus, bergerak beberapa langkah saja. Maka pistol ini akan menembus tubuhmu!”

Itu jelas bukan gertakan. Yang Luna pegang pada dasarnya memang bukan perisai, hanya sekedar plat biasa. Kuat untuk menahan beberapa tembakan, namun sekarang bila ditambah satu tembakan lagi, maka peluru jelas menembus dan mengenai tubuhnya.

Luna dalam kondisi kritis. Musuh bisa berada saja dalam dua arah yang berlawan (jika dilihat dari arah serangan.) 

Dalam posisi ini ia malah tersenyum. 

‘kan sudah kubilang apa? ini surat tantangan. Bukan cinta-cintaan, lagi pula ini cerita seorah pembunuh bayaran dan balas dendam.’ batin dalam hati. Tangannya menggenggam kuat, merencanakan apa yang akan terjadi nanti. ‘Sekaran apa yang harus kulakukan?’

1
Melz
keren ....👍
Hasnah Siti
oh god...nanggung udah kak... ditunggu lanjutan nya 👌❤️🔥🔥🔥
Narimah Ahmad
👍👍👍 emang seru
Azura75
mulai dr jam brp bangun utk dandannya? smp dandan bbrp jam utk ke sekolah? 😳
Dede Mila
mulai baca
Myss Guccy
SETAAAAANNNNN LUNAAA🤣🤣🤣🤣
Yusni
coba diceritain derail thor biar yg baca tanbah seru
Yusni
tertarik ku...semoga tmh keren novelnya
fidha muf
2x hidup katanya mantan pembunuh tpi msih oon grusa grusu percuma hidup lagii reina 🤮🤮
Jumiati Jumiati
Luar biasa
nadira ST
lama2 viola minta dipites nempel tres kayak debu, sama si rindi oon mau aja dikadalin cewek ppb
Manusia Biasa: Terlebih dia gak punya teman banyak lagi
Manusia Biasa: Kalau kata saya sih Rindi gak salah, bayangkan saja. Ia dulu kerap diasingkan dan diasingkan itu gak enak. Dia cuma iba aja sama murid baru—yang terbilang pasti gak punya teman.

Jadi Rindi istilah cuma mau teman akrab.
total 2 replies
Angie Dara
rok mini selutut kak, bukan sebahu😭
Manusia Biasa: Sama-sama
Angie Dara: ok kak, semangat terus saya suka ceritanya
total 3 replies
Zahra Pu
Luar biasa
zylla
😱😱😱
Manusia Biasa: hehehehe
total 1 replies
.Cleaner.
apakah Al temannya luna?
Manusia Biasa: Yup. bener, kalau lupa. Nama panjangnya Alfian
total 1 replies
Ayu Dani
wah keparat ternyata Alfin Mahendra musuh yang sesungguhnya
key Hana: ya kan dari awal juga udah janggal
Manusia Biasa: hahaha, diluar prediksi ya
total 2 replies
Manusia Biasa
Hans MVP kali ini. hehehe, keren anakku satu ini emang
Ayu Dani
ikutan tegang gue
.Cleaner.
bagus sangat bagus😍👍
Anonymous
Baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!